Kira-kira seperti apa ya gaya kepemimpinan Mark Zuckerberg, pendiri media sosial Facebook ini? Yuk kita simak bersama.
Selamat membaca…
Rubrik Finansialku
Mark Zuckerberg
Kejayaan Facebook yang kini memiliki nilai lebih dari 552 miliar dolar AS atau sekitar 7.459 triliun rupiah tentu adalah hasil dari tangan seorang Mark Zuckerberg.
Ia sendiri pada usia 33 tahun tercatat memiliki kekayaan mencapai 76,7 miliar dolar AS menurut Forbes.
Yang menjadi sorotannya adalah bagaimana seorang yang masih muda seperti Zuck dapat memimpin perusahaan sebesar itu?
Gaya Kepemimpinan Mark Zuckerberg
Seorang Mark Zuckerberg menggambarkan gaya kepemimpinan transformasional dalam tindakan.
Zuck begitu ia akrab disapa oleh teman-temannya, digambarkan sebagai pemberi semangat dan agresif.
Zuck adalah seorang yang selalu menuntut inovasi dan pertumbuhan yang konstan, dia menyukai debat dan tantangan
[Baca Juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Erick Thohir, Sang Menteri BUMN]
Dia memerintahkan karyawannya untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan tetapi juga terus-menerus meminta umpan balik dari semua orang.
Dia percaya pada karyawannya dan memperlakukan mereka dengan setara.
Tiga gaya kepemimpinan yang diterapkan Mark Zuckerberg antara lain otokratis, demokratis dan laissez-faire. Kita akan lihat bagaimana Zuck memimpin dengan setiap gaya tersebut.
#1 Gaya Kepemimpinan Mark Zuckerberg, Autocratic Leadership (Otokratis)
Mark Zuckerberg dalam wawancaranya dengan The New Yorker mengakui bahwa ia mengagumi Kaisar Romawi, Augustus Caesar.
“Ada banyak tokoh baik dan jahat yang kompleks,” kata Zuckerberg “Saya rasa, Augustus adalah salah satu tokoh yang paling menarik. Pada dasarnya, dia berhasil mencapai kedamaian dunia selama 200 tahun menggunakan metode yang sangat brutal.” Lanjutnya lagi.
Secara umum, ada 3 gaya kepemimpinan yang sering digunakan dalam organisasi yaitu autocratic, democratic, dan delegative (Laissez-fair) leadership.
Maka tak heran Mark Zuckerberg sang CEO Facebook ini, mengadopsi ketiga gaya tersebut dalam kepemimpinannya, apa itu gaya kepemimpinan autocratic atau otokratis?
Autocratic merupakan Bahasa Yunani yang dapat diartikan “one who rules by himself”.
[Baca Juga: Cocok di Hati Milenial, Ini Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo!]
Autocratic Leadership adalah gaya kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau keraguan.
Gaya kepemimpinan autocratic adalah gaya kepemimpinan satu arah, bagi seorang pemimpin autocratic mereka akan mengarahkan orang lain untuk mencapai visinya.
Mereka cenderung memegang kontrol dan mengambil keputusan sendiri serta tidak menerima masukan.
Sekalipun gaya autocratic tidak disukai, tetapi gaya kepemimpinan ini sangat cocok untuk pengambilan keputusan di saat kritis.
Beberapa tokoh pemimpin besar yang menggunakan gaya ini adalah Adolf Hitler, Kim Jong Un, Soeharto dan Sadam Husein.
[Baca Juga: Mengenal Serba-serbi Gaya Kepemimpinan Strategis]
Gaya Autocratic akan efektif dalam kondisi:
- Waktu terbatas dalam membuat keputusan
- Pekerjaan membutuhkan koordinasi dengan departemen atau organisasi lain
- Bawahan yang tidak memiliki respect
- Bawahan baru yang tidak mengetahui tugas dan tanggung jawab mereka
Bagaimana Mark Zuckerberg mengaplikasikan gaya kepemimpinan ini?
Mark dikenal memiliki visi yang jelas yaitu sebuah ambisi hidup untuk menciptakan dunia yang lebih terbuka dan terhubung dan komitmennya untuk tujuan itu tidak tergoyahkan.
Mark menjadi seperti seorang keras kepala dan tidak takut, baik karyawannya setuju atau tidak dengan keputusannya.
Zuckerberg memiliki keberanian untuk bertindak dan kecerdasan untuk mendukung keputusannya.
Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!
#2 Gaya Kepemimpinan Mark Zuckerberg, Democratic leadership (Demokratis)
Adalah sebuah gaya kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi, mereka akan mendapat semua informasi yang berpengaruh untuk pekerjaan.
Pemimpin democratic membuka ruang opini bagi bawahan mereka sekalipun ia yang memegang kendali. Mereka sangat memperhatikan pendapat-pendapat itu.
Democratic leadership merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang paling efektif dan mempunyai tingkat produktivitas serta moral kelompok yang tinggi, tak heran gaya kepemimpinan ini banyak disukai.
Democratic Leadership efektif dalam kondisi:
- Pemimpin ingin mengembangkan potensi bawahannya
- Menghadapi masalah besar yang memerlukan banyak nasehat
- Bertujuan membentuk tim kerja dan partisipasi yang baik
[Baca Juga: Mengenal Seluk Beluk Gaya Kepemimpinan Partisipatif]
Mark Zuckerberg jelas telah menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam situasi kerjanya, Mark membuang cara-cara tradisional yang tidak perlu dan mengabaikan tradisi tempat kerja yang tidak berguna.
Kantor Zuckerberg memiliki dinding kaca dengan tujuan menghilangkan hambatan dan batasan antara eksekutif dan karyawan lain.
Facebook sendiri dikenal mengadopsi sistem Open Book Management (OBM).
John Case menjelaskan OBM secara umum adalah pendekatan untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara membuka informasi mengenai kondisi finansial dan operasional organisasi agar karyawan dapat lebih terlibat.
Bagi Mark, dari pada memasukkan orang ke dalam peran berdasarkan usia dan pengalaman, ia memilih untuk menghargai ide setiap orang dengan cara yang jelas.
Mark mengukur kualitas pekerjaan mereka, bukan mengotak-atik cara mereka berpakaian atau mendekorasi meja kerja mereka.
Itulah salah satu alasan, Mark mengenakan jeans dan topi saat bekerja, hal itu untuk memberi contoh bahwa pekerjaanlah yang penting bukan hal-hal kecil.
#3 Gaya Kepemimpinan Mark Zuckerberg, Laissez-faire Leadership (Delegatif)
Berasal dari bahasa Perancis yang berarti “izin bertindak”. Laissez-faire adalah tipe gaya kepemimpinan yang cenderung pasif.
Delegative atau Laissez-Faire Leadership adalah seseorang pemimpin yang percaya akan kebebasan memilih oleh bawahannya.
Mereka mengizinkan bawahannya untuk dapat melakukan apa yang mereka sukai.
Seorang yang memakai gaya kepemimpinan ini bekerja dengan cara menyerahkan keputusan sepenuhnya di tangan tim.
Namun bukan berarti tidak ikut campur dalam proses diskusi, mereka akan lebih berperan sebagai seorang pengawas.
“Saya menghabiskan paling banyak waktu untuk memikirkan bagaimana cara untuk menghubungkan dunia dan melayani komunitas kami dengan lebih baik lagi, namun kebanyakan dari waktu tersebut tidak dilakukan di kantor atau saat rapat dengan orang-orang atau saat melakukan hal yang biasa disebut ‘bekerja’,” kata Zuckerberg.
[Baca Juga: Kenali Gaya Kepemimpinan Direktif dan Pengaruhnya Pada Bawahan]
Melansir laporan The Verge, dalam bekerja Mark Zuckerberg memiliki beberapa orang yang membantunya untuk mengurus akun Facebook miliknya.
Terdapat 12 karyawan yang membantu untuk menghapus komentar-komentar dan posting-an yang tidak pantas pada halaman Facebook-nya.
Ia juga memberikan ruang bagi karyawan Facebook untuk dapat bertindak dengan cara yang kreatif di luar batas birokrasi dan tradisi yang ada di banyak perusahaan besar lainnya.
Zuck berkomitmen untuk berkomunikasi yang efektif dan teratur, ia tetap terlibat tanpa pengelolaan mikro.
Tetapi yang menjadi semakin menarik, fakta bahwa Mark Zuckerberg tetap begitu terlibat dan sangat terlibat dengan visi dan operasi Facebook menunjukkan bahwa dia tidak di dalamnya demi uang, dia secara sah ingin mengubah dunia.
Delegative Leadership efektif dalam kondisi:
- Bawahan dapat dipercaya
- Bawahan sangat terampil dan berpengalaman
- Bawahan memiliki kepercayaan diri dan mandiri dalam bekerja
Kepemimpinan
Secara menyeluruh, kepemimpinan Mark Zuckerberg dapat dijadikan sebuah contoh yang baik.
Dibuktikan oleh pemberitaan dari Venture Beat mengenai sebuah survei bernama “Top-50 CEO survey” yang dilaksanakan oleh Glassdoor.
Hasil mengejutkan 99% karyawan Facebook sangat mencintai Mark Zuckerberg sebagai pemimpin mereka.
Itu artinya dari 100 orang hanya 1 orang saja yang tidak sesuai dengan kepemimpinan Mark.
Sulit untuk menampar bos yang menyediakan makan siang gratis dan lingkungan kerja yang santai, mampu menghilangkan stres tanpa meninggalkan tempat kerja.
Sebagai penutup renungkanlah ini. “Understanding people is not a waste of time.”
—Mark Zuckerberg.
Wah… sepertinya memiliki pemimpin seperti Mark adalah idaman setiap karyawan ya… Bicara mengenai leadership, Finansialku juga punya video yang bisa ditonton oleh Anda sekalian.
Untuk menjadi leader yang mumpuni dalam bidang Anda masing-masing. Silakan ditonton.
Nah bagaimana menurut Anda, gaya kepemimpinan pendiri facebook ini? Apakah Anda merasa gaya kepemimpinan ini bisa Anda terapkan dalam memimpin perusahaan Anda sendiri?
Silakan beri pendapat Anda pada kolom komentar di bawah ini, Finansialku akan sangat menghargainya Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Admin. Mark Zuckerberg. Ceomarkzuckerberg.weebly.com – https://bit.ly/3laDaEi
- Admin. 6 Februari 2018. Gaya Kerja Mark Zuckerberg: Utamakan’Work-Life Balance’. Kumparan.com – https://bit.ly/3ngd4R5
- Ellavie Ichlasa Amalia. 12 September 2018. Mark Zuckerberg Kagum pada Gaya Kepemimpinan Kaisar Romawi. Medcom.id – https://bit.ly/32qgXKZ
- Terra. 28 Desember 2016. Leadership Style : Apa gaya kepemimpinanmu?. Medium.com – https://bit.ly/3kact15
- Admin. 7 Desember 2019. Terapkan Tiga Gaya Kepemimpinan ini Bagi Usaha Anda!. Jurnal.id – https://bit.ly/38lYZNy
Sumber Gambar:
- Apa Tipe Kepemimpinan Mark Zuckerberg? Gini Jawabannya 01 Finansialku – https://bit.ly/3fqt7ZF
- Apa Tipe Kepemimpinan Mark Zuckerberg? Gini Jawabannya 02 Finansialku – https://bit.ly/3kKJNfu
- Apa Tipe Kepemimpinan Mark Zuckerberg? Gini Jawabannya 03 Finansialku – https://bit.ly/2UJ3Ct0
- Apa Tipe Kepemimpinan Mark Zuckerberg? Gini Jawabannya 04 Finansialku – https://bit.ly/3kQ3TVQ
- Apa Tipe Kepemimpinan Mark Zuckerberg? Gini Jawabannya 05 Finansialku – https://bit.ly/2IYdsVa
dilema besar
