COVID-19 bikin Amerika Serikat mencetak rekor pengangguran terbanyak. Bagaimana dengan Indonesia?
Informasi selengkapnya dapat dibaca di berita Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Angka Pengangguran Amerika Serikat dan Negara-Negara Ini Meroket Gara-Gara COVID-19
Sebelumnya, Amerika menggeser China di urutan kedua sebagai negara dengan jumlah pasien terpapar terbanyak di dunia, dengan total mencapai 85.991 orang.
Kini, Amerika Serikat mencetak rekor terbaru yang ditengarai oleh penyebaran COVID-19 di negara Paman Sam itu.
Melansir laman economy.okezone.com, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, melaporkan sudah ada lebih dari 6,6 juta orang yang mengajukan diri untuk klaim tunjangan pengangguran.
[Baca Juga: Imbas COVID-19, OJK Tunda Tagihan Premi Asuransi Kesehatan]
Angka di atas adalah jumlah dari pengangguran yang mendaftarkan diri pada pekan lalu, yang artinya, ada kemungkinan terjadi kenaikan angka pengangguran yang meminta bantuan tunjangan pengangguran.
Dari data yang dilansir melalui laman serupa, beberapa ekonom Amerika memperkirakan akan ada total 25 hingga 40 total pengangguran keseluruhan hingga akhir Juli nanti, akibat resesi ekonomi.
Padahal, jumlah pekerja yang mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan sejak dua minggu terakhir, sudah melebihi jumlah total selama enam bulan pertama resesi pada 2008 lalu.
Fenomena ini tentu disebabkan karena beberapa perusahaan yang mesti tutup sejak beberapa minggu terakhir.
Pelatuknya tetap sama, yaitu COVID-19 yang menyerang secara tiba-tiba dan memberikan dampak buruk pada semua aspek kehidupan, termasuk ekonomi.
COVID-19 berhasil mengganggu kegiatan operasional beberapa jenis dan model perusahaan karena kebijakan menyusul penanganan COVID-19.
Salah satunya adalah physical distancing, yang memaksa warga untuk berdiam diri di rumah dan mengurangi intensitas berkegiatan di luar rumah.
Dilansir laman dunia.tempo.co, beberapa analis memperkirakan angka pengangguran di Amerika Serikat bisa mencapai 15 persen di bulan ini.
Yang artinya, angka tersebut bakal memecahkan rekor masa resesi di tahun 1982 dengan jumlah pengangguran sebanyak 10,8 persen.
“Sepertinya resesi yang dihadapi akan lebih buruk dan lebih panjang dibandingkan prediksi kami dua minggu lalu. Dan ini tidak hanya di Amerika, tetapi juga global.” Tutur Michelle Meyer, analis Bank of America Global Research mengutip Yahoo Finance melalui laman dunia.tempo.co, Jum’at (03/04).
[Baca Juga: Jokowi Keluarkan Kartu Pra Kerja Antisipasi PHK Akibat Covid-19]
Sementara itu, dilansir dari laman gatra.com, Spanyol juga mengalami hal yang tidak jauh beda.
Dari data yang dirilis oleh Kementerian Tenaga Kerja, Migrasi & Jaminan Sosial Spanyol, ada kenaikan tidak wajar dari 302.265 menjadi 3,5 juta pengangguran yang tercatat selama Maret.
Sementara untuk jumlah kasus pasien terpapar per Kamis (02/04) kemarin, sudah melampaui angka 100.000 orang, dengan jumlah kematian menjadi 9.053.
Efek Domino, Wall Street Tersengat COVID-19
Serupa efek domino, melonjaknya tingkat pengangguran di Amerika Serikat ini juga turut mempengaruhi bursa saham di Amerika Serikat, Wall Street.
Melansir laman cnbcindonesia.com, pada perdagangan Jumat (03/04) lalu, pasar saham Wall Street harus ditutup di zona merah.
Lebih detail dilaporkan, Indeks Dow Jones Industrial Average harus rela anjlok sebanyak 360,91 poin atau 1,7 persen menjadi 21.052,53.
Adapun Indeks S&P 500 turun sebanyak 1,5 persen menjadi 2.488,65. Sementara Nasdaq Composite juga turut menurun sebanyak 1,5 persen menjadi 7.373,08.
[Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dalam Paparan COVID-19]
Hal ini tentu bukan hanya disebabkan oleh tingkat pengangguran yang mencetak rekor terbaru, tapi juga jumlah pasien terpapar yang belum menunjukkan adanya penurunan.
Di New York saja, dalam kurun waktu 24 jam, jumlah kematian akibat COVID-19 naik menjadi 562 orang.
Kepala Strategi Investasi di Nuveen, Brian Nick, dikutip dari laman cnbcindonesia.com, mengatakan belum terlihat ‘cahaya’ di depan untuk kasus ini.
“Kita bisa melihat cahaya di belakang kita, tetapi tidak di depan kita. Skenario terbalik menghilang dengan sangat cepat dan kasus dasar semakin buruk.” Katanya, dikutip dari laman yang sama.
Bagaimana Dengan Indonesia?
Melalui laman kumparan.com, per Rabu (01/03) kemarin, sudah ada setidaknya 2.311 pekerja yang di-PHK, dari total 56 total perusahaan.
Sementara itu, ada 153 perusahaan yang terpaksa harus merumahkan total 9.183 pekerja.
Per Jumat (03/04) kemarin, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta sudah menerima laporan dari 25.408 pekerja yang di-PHK dan dirumahkan.
Dari data tersebut, diketahui ada 3.633 perusahaan yang merumahkan 21.797 pekerja dan 602 perusahaan yang juga melakukan PHK pada 3.611 pekerjanya.
[Baca Juga: Hore!! Jokowi Gratiskan Tarif Listrik Selama Tiga Bulan]
Sementara itu di Jawa Barat, sejauh ini diketahui ada 40 ribu pekerja yang harus rela dirumahkan dan 3 ribu pekerja yang harus di-PHK.
Data ini didapatkan dari 86 persen dari total 502 perusahaan yang tersebar di Jawa Barat yang terdampak COVID-19.
Adapun di Jawa Timur, setelah dilakukan survei pada 100 pabrik dengan jumlah pekerja mencapai 55 ribu, didapatkan angka sebanyak 814 karyawan yang harus di-PHK sebagai imbas dari COVID-19 ini.
“Ada yang akhirnya harus mengurangi pekerja di pabrik tapi tidak dominan.” Kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengutip laman kumparan.com, Sabtu (04/04).
Melihat fenomena ini, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengimbau para pekerja untuk memanfaatkan fasilitas kartu pra-kerja.
Sementara itu, pihaknya juga mendesak pihak perusahaan untuk melakukan beberapa langkah alternatif sehingga pekerja tidak sampai di-PHK atau dirumahkan.
Seperti mengurangi fasilitas pekerja tingkat atas, mengurangi shift pekerja, membatasi lembur, mengurangi jam kerja, hingga tidak memperpanjang kontrak bagi karyawan yang masa kerjanya sudah habis.
Pengangguran Berhasil Dilumpuhkan
Tidak bisa dipungkiri, COVID-19 berhasil melumpuhkan segala bidang di seluruh dunia. Bahkan negara adidaya pun berhasil dibuatnya bertekuk lutut.
Tapi Finansialku percaya, tidak ada cerita yang tidak punya episode akhir. Kami yakin, fenomena depresif ini, akan segera berakhir secepatnya.
Yang bisa kita lakukan sekarang yaitu tetap #ProduktifDiRumah dan sobat Finansialku bisa lho mendapatkan uang dari kerja di rumah, mau tahu caranya?
Cek video berikut ini:
Bagaimana pendapat Sobat Finansialku tentang informasi di atas? Sampaikan pada kami melalui kolom komentar, ya!
Rekan dan keluarga Sobat Finansialku juga berhak mendapatkan informasi terkini terkait COVID-19, oleh karena itu, jangan lupa untuk membagikan artikel ini melalui opsi platform yang tersedia di bawah ini. Terima kasih!
Sumber Referensi:
- Angga Sukmawijaya. 4 April 2020. Gelombang PHK dan Ancaman Pengangguran Akibat Virus Corona. Kumparan.com – https://bit.ly/2wgNLJI
- Admin. 2 April 2020. Pengangguran di Spanyol Lebih dari 300.000 Akibat Corona. Gatra.com – https://bit.ly/3aG0h4g
- Admin. 3 April 2020. Virus Corona Picu Pengangguran, Amerika Masuki Resesi Terburuk. Dunia.tempo.co – https://bit.ly/2XbQkrp
- Desy Setyowati. 27 Maret 2020. Warga AS yang Ajukan Tunjangan Pengangguran Melonjak Imbas Corona. Katadata.co.id – https://bit.ly/2yyrSGx
- Septian Deny. 4 April 2020. Wall Street Anjlok Karena Lonjakan Pengangguran di AS Akibat Corona. Liputan6.com – https://bit.ly/34aYXUH
- Rehie Sebayang. 4 April 2020. Pengangguran di AS Melonjak karena Corona, Wall Street Ambles. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/349q0j1
Sumber Gambar:
- Rekor Pengangguran Terbanyak di Amerika Serikat – https://bit.ly/2X76Mcs
dilema besar