Garuda melakukan program pensiun dini karena jumlah utang perusahaan yang membengkak. Pandemi telah membuat aktivitas penerbangannya berkurang signifikan.
Simak informasi selengkapnya dalam berita Finansialku berikut.
Sebanyak 1.099 Pegawai Garuda Akan Pensiun Dini
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyampaikan, sudah ada 1.099 pegawainya yang mengikuti program pensiun dini.
Maskapai pelat merah tersebut terus menawarkan pensiun dini sebagai upaya penyelamatan perusahaan di tengah krisis keuangan.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengungkapkan pensiun dini pegawai Garuda ini masih jauh di bawah harapan manajemen untuk membuat maskapai penerbangan milik negara ini lebih efisien.
“Pensiun dini kita tawarkan, dan ini mengikuti Undang-undang (UU) Ketenagakerjaan untuk teman-teman pensiun dini ini, jadi kita memang tawarkan. Memang sayangnya ada 1.099,” ungkap Irfan, mengutip dari idntimes.com.
Ia mengatakan, jumlah pilot yang mengikuti program ini masih tidak terlalu banyak. Padahal, jumlah karyawan harus sesuai dengan alat produksi yang dimiliki oleh Garuda saat ini. Tapi Irfan enggan menyebut berapa jumlah pegawai yang sesuai dengan alat produksinya.
Adapun rencananya pembayaran hak pensiun karyawan akan dilaksanakan mulai akhir Juni 2021.
Kendati demikian, Irfan mengakui, saat ini perusahaan belum memiliki dana yang cukup untuk membayarkan hak para karyawan yang mengajukan pensiun dini.
Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan pembayaran hak tersebut secara bertahap dan menyesuaikan ketersediaan dana perusahaan.
Irfan bilang, sampai surat keputusan (SK) pensiun belum keluar, maka karyawan tersebut akan tetap berstatus karyawan dengan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama.
“Kami insyaallah akan mulai di akhir bulan ini dan kami berharap sampai akhir tahun ini bisa kami selesaikan. Persis seperti program yang kami lakukan tahun lalu, 5-6 bulan juga eksekusinya. Waktu itu sekitar 600-700-an orang,” jelas Irfan.
[Baca juga: Yuk, Ketahui Kapan Perusahaan Berikan Bonus Tahunan Karyawan!]
Garuda melakukan program pensiun dini karena jumlah utang perusahaan yang membengkak. Pandemi Covid-19 telah membuat aktivitas penerbangannya berkurang signifikan. Akibatnya, pendapatan yang dikantongi maskapai ini tidak sebanding dengan jumlah yang harus dibayar ke pihak di luar Garuda.
Melansir dari Katadata.co.id, beberapa kewajiban yang harus dikeluarkan oleh Garuda antara lain untuk sewa pesawat, perawatan (maintenance), biaya avtur, dan pegawai.
Khusus biaya karyawan, jumlah pengeluarannya mencapai US$ 20 juta atau sekitar Rp 287 miliar per bulan.
Berbagai beban biaya ini membuat arus kas perusahaan menjadi negatif. Untuk itu, perusahaan harus melakukan restrukturisasi menyeluruh dengan berbasis pada jumlah pesawat yang akan digunakan oleh Garuda.
Dengan melihat pergerakan jumlah penumpang saat ini, maka manajemen akan memangkas jumlah pesawat sekitar 50%. Perusahaan awalnya memiliki 142 pesawat.
“Dengan kondisi saat ini, kami akan berjalan dengan jumlah pesawat tidak lebih dari 70 unit,” kata Irfan.
Untuk mencatat keuangan secara praktis dan terperinci, Anda bisa unduh aplikasi Finanslaku lewat Google Play Store maupun App store. Di dalam aplikasi Finansiaku ini tersedia fitur-fitur yang tentunya sangat membantu urusan pengelolaan keuangan.
Editor: Ari A. Santosa
Sumber Referensi:
- Yohana Artha Uly. 21 Juni 2021. Dirut: 1.099 Karyawan Garuda Indonesia Telah Ajukan Pensiun Dini. Kompas.com – https://bit.ly/2SjWh5G
- Vadhia Lidyana. 22 Juni 2021. Dirut Garuda Ungkap 1.099 Pegawai Setuju Pensiun Dini. Idntimes.com – https://bit.ly/3gLcWsn
- Verda Nano Setiawan. 21 Juni 2021. 099 Pegawai Garuda Pensiun Dini, Porsi Pilot Masih di Bawah Harapan. Katadata.co.id – https://bit.ly/3gRsUjo
Sumber gambar:
dilema besar