Tidak Terelakkan, AS Resesi Juga, Minus Sampai 32 Persen!

Tidak Terelakkan, AS Resesi Juga, Minus Sampai 32 Persen!

Ekonomi AS dibikin babak belur, alami resesi terburuk sepanjang sejarah. Adakah efek buruknya buat ekonomi Indonesia?

Ketahui informasi selengkapnya di berita Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

 

AS Resesi! Ada Efeknya Buat Indonesia?

AS ternyata tidak bisa lepas juga dari jeratan resesi ekonomi global karena Covid-19 yang menghancurkan dunia sejak awal tahun.

Dari laman finance.detik.com, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II 2020 ini tercatat kena kontraksi 32,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari data yang dirilis Departemen Perdagangan AS pada Kamis (30/07) kemarin, dana itu masih lebih rendah dibandingkan prediksi pada ekonom yang sempat disurvei oleh Dow Jones, yaitu 34,7 persen.

Meski begitu, keadaan ini adalah keadaan paling buruk sepanjang sejarah. Selain itu, ekonomi AS kuartal II tahun ini, adalah paling rendah sejak pertengahan 1921 lalu.

Dari laman cnbcindonesia.com, AS pernah alami PDB terburuk yang pernah tercatat pada kuartal pertama tahun 1958, yang mana, saat itu PDB terkontraksi 10 persen secara tahunan.

Selain itu, kontraksi PDB di ekonomi AS tahun ini, juga merupakan yang terburuk sejak pasca perang dunia II pada 1939-1945.

Artinya, jika dibandingkan dengan sejarah ekonomi AS dari tahun mana pun, 2020 tetap menjadi sejarah baru.

“Laporan tersebut menggarisbawahi betapa dalam dan gelapnya lubang yang dimasuki perekonomian pada kuartal II. Lubang itu sangat dalam dan gelap, kita pasti akan keluar, tapi akan butuh waktu lama.” Kata ekonom di Moody’s Analytics, Mark Zandi, dikutip laman finance.detik.com, Jumat (31/07).

[Baca Juga: Atasi Resesi, Trump Gelontorkan Stimulus Baru Rp 14.000 T]

 

Penyebab AS resesi sendiri adalah bisnis yang benar-benar terhenti selama lockdown diberlakukan pada musim semi tahun ini.

Sejak itu, hanya berjarak beberapa bulan, ini berhasil menghentikan ekspansi ekonomi AS terpanjang sepanjang sejarah beberapa waktu lalu.

Adapun, kontraksi besar-besaran terjadi pada sektor konsumsi, ekspor, investasi, hingga pengeluaran pemerintah yang cukup banyak untuk sektor kesehatan dan pakaian serta alas kaki.

Sementara itu, pada kuartal I, ekonomi AS juga alami kontraksi sebanyak 5 persen, yang akhirnya membuat AS umumkan resesi di kuartal II ini.

 

Efeknya Untuk Indonesia?

Dengan AS yang resmi resesi ini, ada kah efek yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia?

Jawabannya, tentu ada. Tapi beruntungnya, efek ini bukan efek negatif atau buruk.

Hal ini disampaikan oleh Piter Abdullah, seorang Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), melalui laman inews.id, Jumat (31/07).

“Perekonomian kita sudah terkontraksi, khususnya oleh karena wabah yang menyebabkan konsumsi dan investasi kita menurun. Namun kabar resesi AS ini bukan kabar yang buruk untuk kita.” Katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya tinggal menunggu waktu untuk negara lain umumkan resesi yang dinilai sudah berlangsung sejak awal tahun ini.

Akibatnya tentu karena ekonomi yang mandek akibat pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak semua umat manusia, yang mengakibatkan turunnya aktivitas ekonomi, terutama ekspor.

“Memang negara-negara tertentu yang sangat bergantung kepada ekspor akan terseret lebih dalam karena selain terjadi wabah di domestik, ekspornya juga turun karena penurunan ekonomi global. Tapi Indonesia bukan negara seperti itu. Kita tidak bergantung ekspor.” Pungkasnya.

Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan ekonomi AS yang terpuruk ini justru bakal memberi dampak buruk pada perdagangan Indonesia.

“Tentu ketika mereka mengalami resesi, konsumsi dan permintaan akan produk-produk kita akan menurun. Saya kira jadi masalah untuk barang-barang ekspor ke AS.” Katanya, dikutip laman cnnindonesia.com, Jumat (31/07).

Dia menambahkan kalau beberapa sektor akan terpukul akibat AS resesi ini, di antaranya tekstil, elektronik, produk nabati, dan beberapa produk basis SDA.

Penurunan permintaan dari sektor-sektor di atas sebenarnya sudah terasa a lot sejak kuartal pertama tahun ini.

Sementara itu, untuk kabar ‘baik’-nya, dari ekonomi AS yang alami resesi ini, Indonesia bakal diuntungkan dengan naiknya nilai tukar rupiah.

“Karena AS resesi, otomatis nilai tukar rupiah semakin menguat karena kepercayaan terhadap dolar menurun.” Ungkapnya.

Tauhid juga memprediksi kalau harga minyak mentah akan ikut anjlok seiring dengan lesunya permintaan dan konsumsi di AS.

Apabila momen ini benar-benar terjadi, maka pemerintah bisa mengambil kesempatan untuk membeli minyak dengan harga murah untuk dipasok dalam jumlah banyak, sehingga harga BBM bisa ditekan.

Tapi ini bisa jadi hambatan buat Indonesia, mengingat kilang Pertamina yang terbatas, juga keuangan Pertamina yang sedang buruk.

Sebagai informasi tambahan, pemerintah masih punya utang sebesar Rp 97 triliun pada Pertamina, yang rencananya bakal dilunasi setengahnya, dan sisanya mulai dicicil 2021 mendatang.

Ebook Perencanaan Keuangan ENTREPRENEUR & FREELANCE

Download Sekarang, GRATISSS!!!

 

Bahkan negara adidaya pun dibuat tak berkutik. Bukan cuma ekonomi global, tapi hampir semua aspek negara di dunia juga berhasil diusik.

Finansialku berharap kalau pandemi ini akan segera menemui jalan terang secepatnya, sehingga semua bisa berjalan kembali sebagaimana mestinya.

 

Bagaimana pendapat Sobat Finasialku mengenai AS yang resesi ini? Mari kita diskusikan di kolom komentar!

Selain berkomentar, Sobat Finansialku juga bisa membagikan informasi ini pada rekan atau keluarga, lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 31 Juli 2020. Dampak Resesi AS ke Indonesia; Tekstil Terpukul, Rupiah Kuat. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3fdXctD
  • Soraya Novika. 31 Juli 2020. Ekonomi AS Anjlok 32%, Terburuk Dalam Sejarah. Finance.detik.com – https://bit.ly/2PgpWrj
  • Eduardo Simorangkir. 31 Juli 2020. Anjlok 32%, Ekonomi AS Akhirnya Terjun ke Jurang Resesi. Finance.detik.com – https://bit.ly/3fcm1q0
  • Herdaru P. 30 Juli 2020. Resesi! Ekonomi AS Anjlok -32,9% di Kuartal II-2020. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/314clZK
  • Herdaru P. 30 Juli 2020. Ekonomi AS Hancur Lebur, Terburuk Sejak Perang Dunia II. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2BNqDFr
  • Rina Anggraeni. 31 Juli 2020. AS Resesi, Ekonom: Bukan Kabar Buruk bagi Ekonomi Indonesia. Inews.id – https://bit.ly/2XfSIMS

 

dilema besar