Kali ini Finansialku akan kupas tuntas strategi mengatur keuangan keluarga untuk pasangan baru di tengah pandemi bersama Melvin Mumpuni.
Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Strategi Mengatur Keuangan Keluarga Baru
Bagi pasangan baru mengurus keuangan, tentu, menjadi hal yang penting. Apalagi di tengah keadaan ekonomi yang tak pasti akibat pandemi Covid-19. Perencanaan keuangan sebelum dan sesudah menikah pun jadi berbeda.
Nah, kali ini Melvin Mumpuni berkesempatan memberi wawasan seputar pertanyaan perencanaan keuangan pasca menikah, serta membahas strategi keuangan untuk pasangan baru di tengah pandemi.
Melvin Mumpuni adalah seorang financial planner sekaligus CEO dan Founder dari Finansialku.com yang kerap berbagi ilmu tentang bagaimana mengatur keuangan, baik itu melalui webinar maupun wawancara dengan berbagai media.
Simak yuk, apa saja isi pembahasannya?
#1 Bedanya Menikah di Situasi Normal dan Pandemi Menurut seorang Financal Planner
Perbedaannya, banyak di pricing (budget) untuk pesta pernikahan. Kalau sebelumnya bisa 500 undangan atau 300 undangan, sekarang mungkin cuma 100 undangan. Itu pun hanya boleh orang-orang terdekat.
Mereka yang sudah menyiapkan budget pernikahan, uang yang sudah disiapkan berlebih, happy mereka. Antara uangnya dipakai untuk nambah-nambah (biaya) apartemen atau properti pertama, atau juga dipakai untuk tabungan dulu.
#2 Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Baru Menikah
Kalau di Finansialku, kita ada piramida perencana keuangan. Fokus mengaturnya lebih pada keamanan keuangan, yang artinya kebutuhan pasangan muda ini dalam setahun ke depan sudah terpenuhi.
Ciri-cirinya apa kalau kita aman keuangan? Satu, pemasukan keluarga lebih besar dari pengeluaran. Yang kedua, usahakan punya dana darurat.
Biasanya pasangan muda belum punya dana darurat, ya begitu menikah jangan buru-buru punya anak, amanin dulu keuangannya.
Paling tidak kalau sudah menikah, tapi belum punya anak, itu harus mengamankan uang sembilan kali pengeluaran bulanan. Jadi kalau pengeluaran bulanannya Rp 5 juta, berarti dana daruratnya Rp 45 juta.
Kemudian, kalau punya utang, ya sudah terbuka saja ke pasangan, dan cari solusi untuk selesaikan utang.
Yang keempat, pasangan muda itu perlu review insurance–nya. Ketika seseorang sudah menikah, artinya ada orang yang bergantung hidup ke pemasukan cowok juga. Berarti ada yang harus di-protect.
Asuransi kesehatan, penyakit kritis, asuransi jiwa perlu di-review kembali. Baru setelah itu mereka punya mimpi bersama seperti punya anak atau berlibur.
[Baca Juga: 6 Skala Prioritas dan Pengelolaan Keuangan Keluarga Baru]
#3 Problem Keuangan yang Biasa Menjerat Keluarga Baru
Masalah yang biasanya diceritakan ketika pasangan baru menemui financial planner adalah mereka tidak membuka masalah keuangan mereka kepada pasangan dari awal.
Jadi, ketika menikah, pasangannya baru tahu kalau pasangannya punya utang atau baru tahu kalau pasangannya sandwich generation atau boros. Jadi dari awal tidak open.
Yang kedua itu bisa jadi karena beda perspektif dan beda ekspektasi. Misal, cowoknya ini cuek banget. Sementara si cewek mikir masalah keuangan harus dipikir berdua. Apalagi kalau perempuan background-nya bukan keuangan.
Hal itu ditambah ketika komunikasinya deadlock. Masalah keuangan ditambah masalah komunikasi. Kemudian ini yang sering banget jadi ribut. Yang satu ngerti investasi, yang satu enggak ngerti. Terus yang satu rugi, yang satunya ribut.
#4 Apa Pasangan Keduanya Harus Bekerja, Mengingat Kondisi Ekonomi yang Resesi?
Kalau aku memang tipikal realistis. Jadi, kalau memang income-nya kurang, ya perlu nambah. Pasangannya bisa bantu, ya bagus. Tapi bukan masalah benar atau enggak, harus dan tidak, tapi itu sesuatu yang bisa diobrolkan.
Misal cowok income-nya tidak bermasalah, tapi perempuan masih ingin kerja karena passion, ya enggak masalah.
#5 Cara Terbaik Menyiapkan Dana Darurat Keluarga Baru
Kalau dana darurat itu aku selalu menyarankan untuk setiap orang memiliki dana darurat sebelum menikah.
Setidaknya enam kali pengeluaran bulanan karena kalau perempuannya juga punya dana darurat, ketika menikah, mereka tidak mulai dari nol.
Tapi, ketika mereka tidak punya dana darurat ketika menikah, misal income-nya Rp 10 juta, pengeluarannya Rp 5 juta, berarti dana darurat Rp 45 juta.
Berarti berapa yang harus disisihkan setiap bulan untuk dapat Rp 45 juta. Itu kan jadi berat. Kalau income-nya Rp 10 juta, pengeluarannya Rp 8 juta, lebih berat lagi. Maka walaupun berat, ada strateginya.
Penambahan income-nya untuk dana darurat dulu. Kalau aku saranin paling gampang pakai rekening tabungan, masukkin deposito.
Atau bisa beli logam mulia, bisa beli emas digital atau emas fisik. Terakhir, reksa dana pasar uang paling simpel.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI REKSA DANA untuk PEMULA
#6 Resolusi Keuangan Ideal di Masa Pandemi dan Resesi
Kalau di saat ini ya bisa survive dulu di masa sulit. Apalagi kalau income-nya terdampak, mau tidak mau ya cari solusi.
Di Oktober, tepatnya 7 Oktober ada perayaan World Financial Day, temanya bagus ‘Live for Today, Plan for Tomorrow’. Yang masuk akal ya Live for Today, kita bisa hidup layak sampai sekarang.
Nah, Plan for Tomorrow ya kalau sudah berkeluarga, jelas harus keluar uang untuk kebutuhan anak. Nah, kalau belum berkeluarga, bisa planning dulu apakah mau punya anak atau menunda punya anak.
#7 Cara Mengatur Keuangan Keluarga Untuk Membeli Hunian Pertama
Ini sebenarnya program bagus dari pemerintah. Pemerintah sudah memberikan rumah subsidi, KPR-nya pun subsidi. Subsidinya seharga mobil Jepang.
Itu hanya boleh dibeli oleh orang dengan UMR 1 sampai 1,5 kali. Tapi, memang masalahnya jauh.
Kalau misal harganya agak tinggi, pertama lihat dulu harga. Kalau tidak pernah lihat harga, tidak pernah tahu.
Kedua, kamu hitung, misal rumah Rp 800 juta, DP Rp 300 juta, nah gimana ngumpulin Rp 300 juta dalam lima tahun ke depan? Pertama tambah income. Kedua investasi, investasinya juga enggak asal, harus dihitung.
Contoh, aku pernah hitung targetnya sekitar 12 persen per tahun, invest kurang lebih Rp 4,4 juta per bulan, itu bisa beli. Tapi, ngejar return 12 persen per tahun itu enggak sembarangan.
Bagaimana CARA AMPUH Membeli RUMAH PERTAMA?
Download ebook-nya, GRATIS!!!
Bantuan Mengatur Keuangan Keluarga Baru
Itulah cara strategis mengatur keuangan keluarga baru menurut Financial Planner sekaligus CEO dan Founder Finansialku.com.
Dari paparan di atas, kamu bisa mengambil intisarinya serta menambah wawasan baru seputar keuangan keluarga.
Apabila kamu membutuhkan financial planner yang professional, kamu bisa menggunakan aplikasi Finansialku untuk berdiskusi tentang perencanaan keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan.
Download aplikasi Finansialku di Google Play Store atau Apple Apps Store dan dapatkan free trial premium selama 30 hari.
Gunakan juga voucher potongan Rp 50 ribu untuk berlangganan aplikasi Finansialku selama satu tahun dengan memasukkan kode voucher CUAN50.
Jadi, cuma 300 ribu setahun, keuangan kamu di masa depan akan lebih terarah dan tujuan keuangan bisa terwujud! Catat kodenya ya!
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Sumber Referensi:
- Bernadinus Adi Pramudita. 30 September 2020. KOL Stories: Mengatur Keuangan Keluarga Baru di Tengah Resesi. Wartaekonomi.co.id – https://bit.ly/3joaB5r
dilema besar