Simak Ulasan Serba Serbi Gaya Kepemimpinan Empowerment, Di Sini!

Simak Ulasan Serba Serbi Gaya Kepemimpinan Empowerment, Di Sini!

Ingin tahu mengenai Gaya kepemimpinan Empowerment? Finansialku akan mengulas serba-serbi gaya kepemimpinan yang satu ini untuk Anda.

Semua mengenai Gaya Kepemimpinan Empowerment ada di sini!

 

Rubrik Finansialku

 

Gaya Kepemimpinan Empowerment Adalah

Konsep memberdayakan anggota tim kerja, banyak dibicarakan belakangan ini. Pemimpin yang baik ditandai dengan kemampuan mereka untuk memberdayakan tim mereka untuk mencapai kesuksesan maksimal.

Gaya Kepemimpinan Empowerment (Pemberdayaan) adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberdayakan anggota timnya dengan sangat baik dalam mencapai kesuksesan tim yang maksimal.

Sedang pemberdayaan itu sendiri adalah sarana untuk memasukkan anggota tim dalam pengambilan keputusan, memberi mereka peran, berpartisipasi dalam memanfaatkan keahlian dan penilaian mereka.

Guna meningkatkan nilai individu dan komitmen mereka terhadap organisasi. Pemberdayaan juga menunjukkan bahwa Anda memiliki keterampilan sebagai pemimpin yang bisa jadi pendengar yang baik.

[Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Laissez Faire: Pengertian, Contoh, dan Tokoh]

 

Bahwa Anda juga pemimpin yang peduli dengan saran atau pun kritik semua orang di tim Anda. Ketika Anda memberdayakan anggota tim, Anda memotivasi mereka untuk “bersatu”, dan meningkatkan keberhasilan misi Anda secara keseluruhan.

Pemberdayaan terdengar hebat bukan? Tetapi kepemimpinan adalah mengenai dimensi manusia, sehingga dalam konteks ini tidak sehebat kedengaran nya.

Boleh diakui, dalam memberdayakan (maksudnya adalah meningkatkan potensi tim Anda) akan cukup bertentangan dengan kepribadian beberapa orang pemimpin.

Pertanyaannya, mengapa Anda perlu memberdayakan bawahan Anda? Jawabannya jelas. Tidak ada seorangpun yang memimpin organisasi dan berhasil hanya seorang diri”

 

 

Empowering Leadership

Kita semua memimpin berdasarkan kerja yang luar biasa, yang disumbangkan dari setiap anggota tim yang telah bekerja, berkontribusi, dan berkomitmen untuk tujuan yang sama. 

Bukankah seorang pemimpin juga berhasil sebagai pemimpin, karena pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan yang ia telah lewati?

Kita semua telah di berdaya kan pada titik tertentu. Dalam pengembangan kepemimpinan, oleh para pemimpin senior yang melihat potensi kita untuk memimpin. 

Empowering Leadership, memberi kesempatan anggota tim untuk mengambil tanggung jawab besar, menanggung kesalahan dan terus mendorong anggota timnya untuk mengembangkan diri, dan kemudian mengambil tempat (posisi pemimpin) mereka di waktu yang tepat.

Jadi alasan untuk memberdayakan tim Anda dimulai dengan pemahaman tentang kumpulan keunggulan kolektif di setiap anggota. Di mana Anda sebagai pemimpin memberikan kepercayaan.

Ya! Kepercayaan untuk mendorong tim kerja Anda mencapai titik terbaik dari potensi mereka dan memberdayakan itu terhadap misi organisasi.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Usia 30 an

 

Konsep Kepemimpinan Empowerment, Delegasi

Ketika Anda melihat lebih dekat pada konsep Empowering Leadership atau Kepemimpinan empowerment, Anda menemukan konsep terkait tetapi berbeda yaitu delegasi.

Selama sejarah kepemimpinan, delegasi selalu memainkan peran penting.

Pemimpin pada umumnya menemukan masalah, lalu berpikir bagaimana hal itu dapat dipecah menjadi serangkaian tugas.

Kemudian mendelegasikan tugas-tugas ini kepada anggota tim, lalu dilaksanakan.

Pada saat seorang anggota tim mendapatkan tugas untuk diselesaikan, pekerjaan mereka semudah melaksanakan beberapa instruksi sederhana dan tidak berpikir terlalu keras tentang apa yang sedang mereka lakukan. Seperti inilah kepemimpinan selama ini.

[Baca Juga: Pendidik, Gaya Kepemimpinan Pendidikan Mana yang Kamu Anut?]

 

Gaya Kepemimpinan Empowerment tidak persis sama. Seorang pemimpin yang berupaya memberdayakan, anggota tim masih melihat gambaran masalah lebih besar.

Anggota tim masih mencoba memecah masalah yang lebih besar menjadi tugas-tugas yang lebih mudah dikelola.

Namun, ketika leader memberikan tugas-tugas ini kepada karyawan, pemimpin tidak hanya memberi instruksi sederhana yang diikuti tanpa pertanyaan.

Tetapi leader menjelaskan apa yang coba capai dan menunjukkan kepada karyawan atau anggota tim, visi yang ingin dituju.

Para leader komunikasi kan tujuan utama kepada anggota tim sehingga mereka tahu apa yang sedang mereka kerjakan segera.

Jika anggota tim berpikir tujuan akan dicapai dengan lebih efisien dengan satu cara, maka mereka dapat memilih metode itu.

Mereka tidak perlu diawasi oleh manajer karena pemimpin memercayai ketekunan dan kemampuan mereka dalam membuat keputusan.

[Baca Juga: Ciri dan Tokoh Dunia yang Memiliki Gaya Kepemimpinan Otoriter]

 

Di sinilah letak perbedaan utama antara manajemen delegasi dan manajemen pemberdayaan.

Delegasi didasarkan pada tugas-tugas, yang harus dilakukan dan Empowerment Leadership didasarkan pada keputusan dan wewenang yang berada di garis depan karyawan.

Motivasi yang muncul memacu ketertarikan seseorang  pada tugas, dan terlibat di dalamnya demi tugas itu sendiri (Utman, 1997) dalam (“Linking Empowering Leadership And Employee Creativity: The Influence Of Psychological Empowerment, Intrinsic Motivation, And Creative Process Engagement” 2010).  Juga menurut (Pinder, 2008, p.11) dalam (Oren et al. 2013) mendefinisikan motivasi adalah seperangkat kekuatan energik yang berasal dalam diri individu serta di lingkungannya untuk memulai perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan, dan untuk menentukan bentuk, arah, intensitas dan durasi.

Dalam hal ini, Empowerment menitik beratkan pada pemberdayaan potensi maksimal anggota tim dan kepercayaan mereka bahwa hal itu akan memberikan dampak signifikan terhadap keberhasilan dan kinerja tim.

 

 

Empowering People (Memberdayakan Anggota Tim)

Memberdayakan orang bukanlah tindakan biasa bagi seorang pemimpin. Itu harus merupakan proses yang komprehensif dan berkelanjutan dengan sarana dalam meninjau efektivitas nya.

Bagaimana Anda tahu bahwa tim melakukan apa yang perlu Anda capai? Bagaimana Anda tahu mereka mengerti maksud Anda? Bagaimana jika mereka bergerak ke arah yang berbeda?

“Percaya, tetapi verifikasi.” Begitulah solusinya.

Komunikasi kan niat Anda, dan kemudian dorong tim Anda untuk berkontribusi Anda harus terus memeriksa untuk melihat bahwa tim Anda mengikuti niat Anda, memahami misi, dan memajukan perusahaan.

Pemberdayaan harus diperoleh dan ditunjukkan dan diperiksa terus menerus.

Sarana untuk mencapai tujuan itu bisa merupakan kombinasi dari ukuran efektivitas, jadwal, dan mendengarkan dengan baik – tidak perlu mengelola secara mikro (hal-hal detail).

Pekerjaan Menjadi Jauh Lebih Berarti

[Baca Juga: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan]

 

Ada lima karakteristik yang dapat dikaitkan dengan karyawan/anggota tim ketika mereka merasa bahwa mereka di berdaya kan:

  1. Seorang anggota yang merasa di berdaya kan, akan merasa bahwa pekerjaan pribadi mereka penting bagi organisasi. Anda membuat mereka memahami tujuan, maksud, dan tujuan perusahaan Anda.
  2. Mereka akan lebih mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
  3. Seorang anggota yang merasa di berdaya kan, akan bebas untuk memilih bagaimana memulai dan mengakhiri tugas yang telah diberikan kepada mereka.
  4. Karyawan banyak berpartisipasi dalam mengambil keputusan,sebab Anda akan banyak berkonsultasi dengan mereka tentang keputusan yang secara langsung mempengaruhi mereka di dalam perusahaan. Ini artinya berbagi tanggung jawab membuat keputusan di dalam perusahaan.
  5. Mereka lebih percaya diri pada kinerja mereka, Anda percaya pada mereka dan kemampuan mereka untuk menangani tugas yang paling menuntut. Anda juga percaya bahwa mereka dapat meningkat, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan.

Ketika kondisi tersebut terpenuhi, kita mengatakan bahwa anggota tim telah di berdaya kan.

Ketika seorang karyawan di berdaya kan, dengan cara ini mereka lebih mampu menjadi gigih dan inovatif dalam pekerjaan mereka.

Studi juga menunjukkan bahwa memberdayakan bawahan memiliki efek positif pada kreativitas karyawan.

Mereka akan lebih terlibat dalam proses mengenali masalah, mengumpulkan informasi, menganalisisnya, dan menemukan solusi baru untuk masalah, yang semuanya merupakan bagian dari kreativitas.

 

 

4 Metode Kepemimpinan Empowerment

Pemimpin yang ingin memberdayakan karyawan dan membangun tim yang kuat ada metodenya. Berikut kami jelaskan.

 

#1 Tanamkan Budaya Komunikasi

Pemimpin mudah didekati. Mampu berkomunikasi dengan karyawan adalah kualitas penting dalam kepemimpinan.

Anggota dan karyawan tidak perlu gugup datang kepada Anda dengan pertanyaan. Demikian juga, Anda harus langsung dengan karyawan ketika ada hal-hal yang muncul dalam kegiatan Anda.

Biarkan mereka tahu bahwa Anda selalu tersedia untuk berbicara. Jika mereka memiliki masalah profesional atau pribadi yang menghalangi pekerjaan mereka.

Selain itu, mengenal karyawan Anda dapat membantu Anda mempelajari apa yang memotivasi mereka. Pemimpin tidak terbatas, jelas, dan jujur ​​dengan karyawan.

Anda dapat menumbuhkan budaya komunikasi dengan melakukan tinjauan kinerja setengah tahunan, mengadakan pertemuan rutin dengan karyawan, dan menekankan bahwa pintu Anda selalu terbuka.

Dengan begitu, Anda dapat terus memperbarui informasi tentang apa yang terjadi dalam bisnis Anda, dan karyawan dapat merasa nyaman berbicara dengan Anda.

Jika Anda tidak yakin harus mulai dari mana, tanyakan kepada karyawan bagaimana kinerja nya. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik untuk mengenal mereka.

Langkah-langkah kecil menuju komunikasi yang lebih efektif dengan karyawan dapat membantu Anda mengasah keterampilan kepemimpinan Anda.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

 

#2 Bantu Karyawan Melihat Tujuan Mereka.

Pemimpin membantu karyawan memahami misi dan visi perusahaan.

Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu menunjukkan kepada karyawan bagaimana posisi mereka dalam mencapai misi bisnis Anda dan bekerja menuju visi Anda.

Anda dapat membantu karyawan menemukan makna dalam pekerjaan mereka dengan melatih mereka dengan benar.

Pelajari tanggung jawab mereka secara mendalam, kemudian berikan gambaran mengapa pekerjaan mereka penting dan bagaimana hal itu akan berkontribusi pada strategi pertumbuhan bisnis kecil Anda.

Setelah karyawan mengetahui tujuan mereka, Anda mungkin berpikir terserah mereka untuk terlibat dengan posisi mereka.

Tetapi, ada hal-hal lain yang dapat Anda lakukan untuk memimpin dan memotivasi mereka. Anda dapat melakukan ini dengan menetapkan tujuan individu atau tim, menyiapkan kompetisi persahabatan, atau menawarkan insentif.

 

#3 Menolak Mikro Managemen.

Para pemimpin memberi karyawan kebebasan untuk memunculkan ide atau proses inovatif sendiri.

Para pemimpin perlu percaya diri dalam menentukan keputusan perekrutan anggota sehingga mereka tahu bahwa karyawan cukup terampil untuk bekerja secara mandiri.

Pengelolaan mikro adalah proses mengendalikan segala hal yang dilakukan karyawan.

Ini dapat menurunkan moral karyawan, membatasi kreativitas, dan menghasilkan pekerja yang frustrasi. Manajemen mikro hanya akan membuang waktu Anda.

Jadi tolak manajemen yang satu ini.

 

 

#4 Libatkan Karyawan Dalam Pengambilan Keputusan.

Pemimpin yang menyadari bahwa karyawan adalah aset bagi pertumbuhan bisnis, tidak akan sungkan meminta karyawan untuk memberi masukan.

Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai dan menghormati pendapat mereka serta memercayai keputusan mereka.

Itu juga menunjukkan bahwa Anda bersedia berbagi peran kepemimpinan dan mendelegasikan tugas Anda.

Dengan melibatkan tim Anda dalam pengambilan keputusan, Anda menunjukkan bahwa Anda bersedia mendengarkan gagasan.

Dan, itu menunjukkan bahwa Anda antusias memberdayakan karyawan Anda untuk mengedepankan hasil yang terbaik.

Para pemimpin sangat senang melihat karyawan berkembang. Mereka tidak ingin menghambat pertumbuhan mereka.

Dengan mendelegasikan tugas dan menerima input karyawan, Anda menunjukkan bahwa Anda bersedia untuk menciptakan pemimpin baru dalam bisnis Anda.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendistribusikan survei karyawan, meminta saran, atau bahkan membentuk komite di mana karyawan dapat berbicara secara bebas tentang ide-ide mereka.

Sekalipun cukup mirip dengan Gaya kepemimpinan Transformasional, perbedaan yang mencolok terlihat bagaimana peran pemimpin yang percaya pada potensi anggota yang mereka pimpin.

Sebab pemimpin yang baik, akan melihat sebuah keberhasilan adalah hasil kerja keras yang dimiliki bersama.

 

Pemimpin

Demikian ulasan mengenai gaya kepemimpinan Empowerment. Semoga bermanfaat bagi Anda Para Pemimpin!

Mengenai kepemimpinan Finansialku juga punya video yang bisa Anda tonton dan ambil pelajarannya, berikut video nya. 

 

 

Jangan lupa untuk berbagi artikel ini kepada rekan bisnis maupun reka kerja Anda, sampai bertemu di artikel Finansialku berikutnya.  

 

Sumber Referensi:

  • Maria Valeria Roellyanti. EMPOWERING LEADERSHIP DAN PERAN INTRINSIC MOTIVATION
    SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN
    EMPLOYEE CREATIVITY – https://bit.ly/3iFrxEH 
  • Arizqi dan Olivia Fachrunnisa. 2 Juni 2017. EMPOWERING LEADERSHIP, QUALITY OF PEOPLE DAN QUALITY OF WORK METHODS DALAM MENDORONG KESIAPAN INDIVIDU UNTUK BERUBAH. Mix.mercubuana.ac.id – https://bit.ly/3f2WMqT
  • Nicky Lamarco. 3 Desember 2018. The Concept of Empowerment in Leadership. Smallbusiness.chron.com – https://bit.ly/2C5M04H 
  • Admin. How Successful Leaders Use Empowerment to Build Trust and Excellence. Davidhuntoon.com – https://bit.ly/3grN55y 
  • Mike Kappel. 6 May 2018. Leadership Methods for Empowering Employees and Building Strong Teams. Entrepreneur.comhttps://bit.ly/3e4DCzF

dilema besar