PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR)

PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR)

Masuk dalam Top 20 Produsen Semen Dunia, bagaimana kinerja dan produksi PT Semen Indonesia Tbk. setelah pandemi?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Analisis Fundamental

Emiten semen pelat merah satu ini menjadi salah satu pemimpin pasar semen di Indonesia.

Disebut sebagai Produsen Semen Asia Tenggara dan masuk dalam Top 20 Produsen Semen Dunia, market share SMGR mencapai 53,4% dengan kapasitas terpasang mencapai 53 juta ton/tahun pada 2019.

Lokasi produksi pabrik dan penjualan pasar semen yang sudah go international ini berkonsolidasi bersama PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan akuisisi Holcim Indonesia, yang digabung menjadi PT Semen Indonesia.

Perseroan ini memiliki berbagai lini usaha yakni bidang logistik, produksi beton pakai, perdagangan bahan bangunan, jasa penambangan, produksi kantong, kawasan industri, properti, sistem informasi, pengelolaan limbah industri dan international trading.

Prospek Industri Semen_ PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR) 02

[Baca Juga: Analisis Saham: Prospek PT Jasa Marga (JSMR), Tarif Tol Jadi Andalan]

 

Pada tahun ini, berlanjutnya program pembangunan infrastruktur yang dijalankan Pemerintah masih akan menjadi salah satu tumpuan bagi pertumbuhan usaha Perseroan.

Disamping itu, Perseroan juga mengoptimalkan potensi pada produk-produk bernilai tambah.

Perseroan berfokus menjalankan beberapa program skala prioritas seperti melanjutkan program sentralisasi dan perampingan fungsi-fungsi operasional; pengembangan produk dan jasa terkait penyediaan bahan bangunan; pengelolaan pemenuhan harapan pemegang saham dan para pemangku kepentingan; dan transformasi budaya Perusahaan.

Implementasi seluruh program prioritas tersebut ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional Perseroan, memperkuat portofolio produk, menjaga hubungan baik dengan para pemangku kepentingan, dan meningkatkan keterikatan (engagement) pegawai selain tentunya menumbuhkan paradigma baru yang lebih berorientasi kepada pasar.

Untuk konsumsi domestik yang over supply pada 2020, maka emiten memutuskan untuk melakukan ekspor guna menjaga target penjualan.

Konsumsi semen dalam negeri pada 2020 ini tidak mungkin bisa positif hingga akhir tahun, konsumsi semen pada tahun ini sudah terganggu oleh dampak pandemi Covid-19 sejak akhir kuartal I/2020.

Adanya beberapa unit pabrik yang diihentikan produksinya karena stok penuh untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar, dengan keadaan seperti ini SMGR harus cepat beradaptasi terhadap setiap perubahan yang ada.

Industri semen dan juga industri konstruksi serta properti sangat berkaitan, mulai menggeliatnya industri properti jika kondisi sudah kembali normal di 2021 menjadi harapan untuk industri ini.

Berlanjutnya program pembangunan infrastruktur yang dijalankan Pemerintah akan menjadi hal baik untuk industri semen, dengan didorong oleh pemulihan permintaan semen pada semester II/2020 selama pandemi.

Dilansir melalui Bisnis.com, SMGR menyebut operasional salah satu unit yang sempat terganggu di Pabrik Cilacap, kini sudah berjalan normal.

Insiden yang terjadi itu disebut tidak mengurangi kemampuan perseroan dalam mengirimkan produknya ke konsumen.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR)

Untuk kinerja keuangan SMGR selama 9 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2020, SMGR membukukan kenaikan laba bersih 19,82% secara year on year menjadi Rp 1,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,29 triliun.

Pada kuartal III/2020 saja, laba SMGR tercatat Rp 929,3 miliar atau naik 459,8% secara kuartalan atau 14,7% secara tahunan.

Hal itu tampaknya belum akan membaik dalam waktu dekat karena pada akhir tahun konsumsi semen memang biasanya turun, siklus adanya liburan dan musim hujan.

Revenue SMGR

Data: Rivankurniawan

 

Kenaikan laba itu terjadi pada saat pendapatan perseroan turun 8,89% yoy menjadi Rp 25,62 triliun.

Hal ini menandakan bahwa permintaan semen pada periode Juli-September 2020 tidak secepat yang diperkirakan oleh analis.

Laba SMGR diperkirakan bisa mencapai Rp2,4 triliun pada tahun ini atau naik 1% secara tahunan dan terus meningkat pada tahun depan sebesar 31,5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun.

Dilansir dari Bisnis.com, Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni mengatakan upaya menjaga efisiensi biaya dilakukan SMGR seperti mengoptimalkan komposisi bahan baku dan bahan pendukung, mengintegrasikan fungsi pemasaran, distribusi, dan pengadaan, serta memanfaatkan limbah industri.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Christian Kartawijaya juga mengatakan pengiriman ekspor produk perseroan pada September 2020 meningkat signifikan sebesar 464,56 % menjadi 44.341 ton dari 7.854 ton pada September 2019.

Jika melihat aset SMGR selama 9 tahun terakhir, di 2020 SMGR mencatatkan kenaikan aset menjadi Rp 80,2 triliun, untuk Ekuitas Rp 80,2 triliun sedangkan hutang Rp 42,9 triliun, DER berada pada 0,53x.

Maka ini menandakan SMGR memiliki kondisi neraca keuangan yang sehat dengan cadangan kas yang terjaga.

Dari laporan keuangan konsolidasi per kuartal III-2020 SMGR (idx.co.id), manajemen SMGR beroperasi dalam segmen Semen yang menyumbang hingga 90,54%dan sisanya pada Produksi Non-semen.

Penjualan semen tetap menjadi kontributor utama pendapatan perseroan senilai Rp23,2 triliun.

Consolidated Financial Statements PT Semen Indonesia (SMGR) , September

Consolidated Financial Statements PT Semen Indonesia (SMGR) , September 2020

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,7x, yang tergolong masih overvalued dalam industri ini, memang diketahui saat ini Semen Indonesia berada diharga yang premium.

Untuk Price to Earning Ratio SMGR yang meningkat ada di 47,9x yang menandakan tidak lebih baik daripada tahun lalu.

PBV dan PER SMGR

Data: Rivankurniawan

 

Untuk Return on Equity INTP pada 2020 ada di 4%, lebih baik kecil dari 2019, yang artinya di tahun ini SMGR kurang efisien dibanding tahun lalu, penurunan permintaan dan PSBB membuat SMGR tertekan dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.

Data: Rivankurniawan

Data: Rivankurniawan

 

Untuk kondisi Liabilitas, mengalami penurunan 2,2% dari tahun sebelumnya, penurunan ini berasal dari beban keuangan SMGR turun 26,16 persen yoy menjadi Rp 1,75 triliun dan beban penjualan berkurang 7,11 persen yoy menjadi Rp 2,09 triliun.

Walaupun pendapatan perseroan turun 8,89 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp 25,62 triliun pada akhir kuartal III/2020 namun sejumlah beban dapat ditekan.

Upaya menjaga efisiensi biaya dilakukan SMGR seperti mengoptimalkan komposisi bahan baku dan bahan pendukung, mengintegrasikan fungsi pemasaran, distribusi, dan pengadaan, serta memanfaatkan limbah industri sebagai alternatif sumber bahan baku.

Consolidated Financial Statements PT Semen Indonesia (SMGR) 2

Consolidated Financial Statements PT Semen Indonesia (SMGR) , September 2020

 

Selain beban pokok yang dapat diminimalkan, SMGR juga telah menurunkan beban operasional melalui pengelolaan biaya dan arus kas dengan ketat dan disiplin.

SMGR akan tetap fokus menjaga efisiensi biaya dan mengoptimalkan modal kerja untuk menjaga kas operasional. Hal itu diharapkan dapat membantu perseroan melakukan pembayaran utang (early repayment).

 

Analisis Teknikal PT Semen Indonesia Tbk. (Persero) – SMGR

Hingga penutupan market Sesi I-20 November 2020, saham PT Semen Indonesia Tbk. diperdagangkan pada 11,250/unit menguat 0,09% di sesi I.

Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu weekly.

SMGR yang mengalami downtrend dari 2019 dan sejak April 2020 mengalami tren bullish, di kuartal IV nanti ada kemungkinan potensi masih bullish tipis melihat prospek properti dan infrastruktur yang kembali berjalan setelah pandemi dan vaksin rampung di 2021.

Secara analisa teknikal yang dibuat dengan menggunakan Chartnexus, untuk short views terlihat sinyal akan ada pergerakan naik setelah pola tersebut.

Indikator MACD, berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang cukup kuat di beberapa minggu terakhir, ada kemungkinan akan terjadi bullish dikemudian hari walau sedang berada di momen jenuh beli nya, tapi tidak menutup kemungkinan penguatan harga dikemudian hari.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal overbought momentum, adanya Window Dressing di akhir tahun, tekanan bisa saja akan membaik.

Namun pola Triple Bottom untuk short term menunjukkan kemungkinan pembalikan arah, jika itu terjadi, dan ingin open buy maka disarankan mengambil di harga breakout nya 9503.

Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bearish, akan menjadi menarik jika infrastruktur kembali di genjot dan properti semakin menarik, sinyal menembus resistance jangka pendek nya di 12300 atau lebih tinggi di 12800.

Untuk cut loss jika tidak mencapai garis resistance maka ada kemungkinan turun lagi hingga garis supportnya di 9500-8673/unit.

Analisis Teknikal SMGR

 

Outlook PT PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR)

Kinerja perseroan pada 2021 pun diperkirakan bisa lebih cerah.

Fokus menggelontorkan anggaran belanja modal atau capital expenditure untuk pemeliharaan dan kelangsungan operasional untuk menyambut masa pemulihan ekonomi.

Dilansir dari Bisnis.com, finalisasi kerjasama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) dengan Taiheiyo Cement Company (TCC) ditargetkan akan rampung pada kuartal I/2021.

Proses kerjasama antara anak usaha emiten bersandi saham SMGR itu dengan Taiheiyo Cement Company masih terus didiskusikan. Saat ini, kedua belah pihak tengah berada dalam tahap definitive agreement.

Investasi TCC pada SMCB akan dilakukan melalui mekanisme peningkatan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.

Nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) antara kedua belah pihak telah dilaksanakan pada 21 April 2020 silam.

Di Jepang, Taiheyo memiliki sembilan pabrik semen yang diklaim memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas kelas dunia. Seluruh pabrik Taiheyo di Jepang memperoleh sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14001.

Prospek Industri Semen_ PT Semen Indonesia Tbk. (persero) (SMGR) 03

[Baca Juga: Kiat Analisis Fundamental Saham Ala ”Warren Buffet Indonesia”]

 

Pandemi virus corona memunculkan peluang bisnis baru untuk menggenjot penjualan, terutama dari segmen ritel.

Hingga Juni 2020, permintaan semen kantong (bag) terkoreksi 3,3 persen secara year to date (ytd), jauh lebih baik dibandingkan dengan semen curah (bulk) yang anjlok 15,8 persen secara ytd.

Segmen ritel masih memiliki potensi yang besar, terutama dari renovasi rumah. Permintaan terhadap renovasi rumah masih cukup stabil meski terjadi pergeseran perilaku konsumen yang enggan berinteraksi langsung

Pembangunan infrastruktur diutamakan untuk pemulihan ekonomi, penyediaan layanan dasar, serta peningkatan konektivitas.

Rencana anggaran infrastruktur 2021 tersebut turun tipis 1,24 persen dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp 419,2 triliun.

Namun, jika dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp 399,7 triliun, maka ada kenaikan 3,58 persen. Fokus pemerintah Jokowi pada infratruktur memang menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah perusahaan pelat merah.

Kondisi ekonomi dapat pulih seiring dengan upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 dan proyek-proyek startegis nasional akan kembali bergulir.

Demikian juga dengan sektor swasta yang akan kembali menjalankan ekspansi usaha. SMGR berkomitmen terus mendukung program pemerintah terutama dalam pembangunan infrastruktur.

Melalui Bisnis.com, bisnis SMGR paling utama tergantung pada retail dan infrastruktur yang bergantung pada anggaran belanja pemerintah. Pada periode pandemi Covid-19, pemerintah merealokasikan atas anggaran tersebut.

SMGR juga akan terus mengembangkan produk dan jasa yang dapt menjadi solusi material bangunan yang sejalan dengan visi perseroan dalam mendukung keberlangsungan (sustainability).

Di sisi lain, sentimen positif lain muncul lantaran perseroan mampu mengerek penjualan ekspor pada tahun ini seiring dengan Pabrik Tarjun sudah beroperasi kembali.

Optimisme dari kenaikan anggaran infrastruktur dari pemerintah yang sebesar 47% ecara tahunan.

Pada tahun 2020 ini, Perseroan juga akan meluncurkan beberapa produk baru, khususnya semen jenis mortar abu-abu.

Perseroan menilai, pasar semen mortar akan semakin berkembang seiring karakteristik konsumen yang membutuhkan kepraktisan.

 

Kesimpulan

Pandemi telah menekan sektor yang berkaitan dengan infrastruktur dan properti, turunnya daya beli masyarakat banyak sektor mengalami penurunan kinerja, menurunnya permintaan pasokan semen dan pesaing yang semakin banyak dari dalam dan luar negeri.

Ini menjadi tantangan bagi SMGR di tahun 2021. Perseroan harus melakukan integrasi, konsolidasi, serta menjaga kinerja keuangan.

Hal tersebut menjadi pondasi yang kokoh untuk terus meningkatkan kinerja agar mampu menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham SMGR dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Semen Indonesia (SMGR) (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Semen Indonesia (SMGR), September 2020
  • Semen Indonesia – https://bit.ly/2IYojyI, https://bit.ly/38Z4MsI, https://bit.ly/3nHxRgp

 

dilema besar