Pernahkah Anda mendengar sebuah perkataan bahwa “rezeki seseorang tidak akan tertukar”?
Pada artikel ini, Finansialku akan membahas lebih lanjut pernyataan ini dari sudut keuangan dan finansial serta cara seseorang untuk mendapatkan rezeki dengan maksimal.
Rubrik Finansialku
Sukses dengan Membangun Rezeki Sendiri
Seseorang yang sukses adalah seseorang yang mampu membangun rezekinya sendiri. Mereka tidak menyerah pada keadaan dan selalu siap untuk berkompetisi dengan para pesaingnya.
Rezeki dibentuk dari kesempatan dan kondisi yang menempatkan Anda pada posisi “beruntung”, yang merupakan hasil dari tenaga dan waktu yang Anda alokasikan pada bisnis Anda.
Malcolm Gladwell pernah berkata bahwa Anda akan menjadi ahli pada suatu hal jika Anda menghabiskan waktu minimal 10.000 jam pada hal tersebut. Dengan bekerja keras dan komitmen, Anda dapat membuat rezeki Anda sendiri.
[Baca Juga: Bahaya! Ketahui 7 Kebohongan Keuangan yang Dikatakan Kepada Diri Sendiri]
Banyak yang beranggapan bahwa dalam sebuah kompetisi, pesaing Anda akan atau telah merebut rezeki Anda dengan taktik bisnis yang mereka lakukan. Perkataan ini sering dikatakan oleh pebisnis yang telah kalah dengan pesaingnya.
Rezeki dan kerja keras merupakan hal yang berkesinambungan, semakin besar usaha yang Anda keluarkan, semakin tinggi posisi yang akan Anda dapatkan. Hal ini berlaku untuk bisnis bahkan pada dunia kerja Anda.
[Baca Juga: Waspada! 11 Tanda-tanda Seseorang akan Jatuh Miskin dan Bangkrut]
Semakin tinggi posisi yang Anda capai, semakin besar pula kesempatan yang akan Anda terima. Ini adalah rezeki yang Anda bangun dan berkat dari usah Anda sendiri.
Sebaliknya, seseorang yang takut untuk keluar dari zona aman mereka dan memilih untuk menyerahkan nasib pada rezeki adalah seseorang yang malas. Mereka mengambil alasan dan berusaha menyalahkan rezeki atas kekalahan yang mereka terima
Rezeki Tidak Akan Tertukar
Banyak orang yang terlalu fokus dengan kompetisi dan ketamakan, sehingga mereka melewatkan hal-hal penting di dalam bisnis mereka, misalnya kerja keras dan kualitas produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Berikut adalah sebuah cerita sederhana yang dapat menggambarkan arti rezeki adalah hak masing-masing.
Kisah Renungan
Sebuah toko bangunan yang bernama “Sukses Bangun” adalah sebuah toko bangunan yang bisnisnya selalu laris dan selalu dipromosikan oleh setiap tukang bangunan.
Kebetulan pada saat itu, sang pemilik rumah merasa bahwa rumahnya ingin direnovasi, maka dari itu, ia memanggil tukang bangunan untuk mengambil jasa borongan untuk renovasi rumahnya.
Pemilik rumah bertanya pada tukang bangunan di mana ia dapat membeli barang-barang bangunan dengan kualitas yang baik tetapi harganya terjangkau.
Tukang bangunan tersebut berkata di “Sukses Bangun”. Tetapi karena pemilik rumah ingin mengetahui opini kedua, maka ia bertanya pada tukang bangunan lainnya, dan ia pun menjawab “Sukses Bangun”.
Pemilik rumah pun penasaran mengapa setiap tukang bangunan yang ditanya selalu merekomendasikan toko bangunan tersebut.
Akhirnya, suatu hari pemilik rumah bertanya pada tukang bangunan rumahnya, “Mengapa bapak selalu merekomendasikan toko bangunan ‘Sukses Bangun’?”.
Tukang bangunan tersebut menjawab bahwa mereka dapat menerima bonus jika ada pelanggan hasil rekomendasi yang berbelanja di sana.
Uniknya, walaupun toko bangunan tersebut laris dan sering memberikan bonus untuk tukang bangunan, harganya tetap murah, pelayanannya pun sangat ramah.
Hanya saja bisnis “Sukses Bangun” dibuka setengah hari saja. Ketika ditanyakan pada pemilik bisnis mengenai jam kerja toko tersebut, jawaban dari pemilik sangatlah bijaksana.
[Baca Juga: Cara mengambil Keputusan Yang Tepat, Bijaksana dan Bertanggung Jawab]
Pemilik “Sukses Bangun” berkata bahwa dengan cara begitu, toko lain akan kebagian pelanggan dan ia tidak takut bahwa pelanggan akan pergi berbelanja ke toko lainnya hanya karena jam kerjanya yang setengah hari.
Menurutnya, jika pelanggan “lari” ke toko lain, berarti ada yang salah dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh tokonya.
Dengan kerja yang setengah hari tersebut, menurut pemilik bisnis, ia dapat menghabiskan waktu sisanya untuk keluarga dan keperluan lainnya.
Download Ebook Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Bijaksana dan Pintar
Orang yang pintar belum tentu bijaksana tetapi orang yang bijaksana pasti adalah orang yang pintar.
Seorang pebisnis yang pintar, mungkin saja mempunyai performa bisnis yang baik dan keuntungan yang maksimal. Tetapi hal itu akan sulit dipertahankan tanpa adanya kebijaksanaan.
Seorang pemilik bisnis yang pintar, mereka akan mengetahui cara yang benar untuk mencapai target penjualan setinggi-tingginya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Tetapi tanpa kebijaksanaan, dia tidak mampu mempertahankan keuntungan tersebut dengan lama, misalnya karena dia tidak mampu menjalin hubungan kerja sama bisnis yang baik atau tidak mampu mengatur kondisi kerja antar pegawai yang rukun.
[Baca Juga: Banyak Anak Banyak Rezeki, Masih Relevan?]
Tetapi seorang pemilik bisnis yang pintar dan bijaksana akan mampu membangun bisnis dengan baik dan mempertahankannya. Dengan kombinasi antara bijaksana dan pintar, sebuah bisnis akan menguntungkan bagi seluruh aspek yang turut di dalamnya.
Dengan cara ini, sukses bukan hanya memiliki uang yang banyak tetapi juga dijunjung oleh orang lain.
Dari penggalan cerita di atas, kita dapat belajar mengenai kebijaksanaan sang pemilik toko bangunan “Sukses Bangun”.
Ia memberikan keuntungan bagi tukang bangunan yang memberikan rekomendasi, bagi pembeli dengan harga murah, pesaing bisnisnya dengan jam kerja setengah hari bahkan untuk keluarganya yang masih dapat menghabiskan waktu bersama.
Tentunya keuntungan tersebut akan memberikan aspek positif pula untuk bisnisnya.
[Baca Juga: Hindari 5 Kesalahan dari Kaum Milenial dalam Cara Mengatur Keuangan]
Tidak hanya itu, pemilik bangunan juga memiliki etos kerja yang baik, ia tidak menyalahkan atau takut bahwa toko lain akan merebut rezeki mereka.
Sebaliknya, jika memang benar rezeki mereka direbut itu bukanlah karena rezeki mereka tertukar, tetapi karena kapabilitas mereka dalam menjalankan bisnis masih kalah dibandingkan pesaingnya.
Dengan pemikiran yang bijaksana seperti ini, mereka akan lebih termotivasi untuk meningkatkan pelayanan bisnis mereka sehingga pelanggan tidak akan lari.
Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an
Rezeki Direbut Orang Lain Hanyalah Alasan
Bagi Anda yang sering mengatakan bahwa rezeki Anda telah direbut oleh orang lain, berarti Anda hanya sedang memberikan pembelaan atas sikap malas Anda.
Jangan pernah menjadikan rezeki sebagai alasan Anda tidak ingin bekerja keras. Ambisi harus sejalan dengan kerja keras dan kerja keras harus dilakukan dengan pintar dan bijaksana.
Dengan cara ini, Anda dapat memaksimalkan rezeki yang akan Anda dapatkan.
Kenapa orang kaya semakin kaya? Temukan jawabannya pada video berikut ini:
Setelah membaca artikel ini, Apakah Anda mendapatkan penerangan mengenai makna rezeki?
Jika ya, berarti Anda sudah tahu mengenai pentingnya kerja keras di dalam bisnis Anda untuk memaksimalkan rezeki yang Anda miliki.
Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan, oleh karena itu, jangan pernah menyerah.
Sumber Referensi:
- Geoff Fawcett. 19 Januari 2016. Successful People Create Their Own Luck. Social.hays.com – https://goo.gl/L7Yxcf
- Wajib Baca. 7 Oktober 2015. Kisah Renungan: Rejeki Tak Akan Lari Ataupun Tertukar. Wajibbaca.com – https://goo.gl/nxJccG
Sumber Gambar:
- Mencari Rezeki – https://goo.gl/v3VotW
- Rezeki Tidak Akan Tertukar – https://goo.gl/8kLqFV
dilema besar