Mengenal Kepemimpinan Feodal yang Digadang-gadang Musuh Rakyat!

Mengenal Kepemimpinan Feodal yang Digadang-gadang Musuh Rakyat!

Memahami konsep kepemimpinan Feodal yang Phenomenal pada masanya. Seperti apa kepemimpinan tersebut mari kita simak.

Selengkapnya hanya di Finansialku.

 

Rubrik Finansialku

 

Kepemimpinan Feodal

Kepemimpinan Feodal adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosial politik yang dijalankan di kalangan bangsawan atau monarki, untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaim melalui kerja sama dengan pemimpin lokal sebagai mitra.

Dalam pengertian yang sesungguhnya, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada abad pertengahan.

Di mana kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (seperti raja atau lord).

 

Feodalisme

Untuk lebih dalam lagi kita tahu mengenai gaya kepemimpinan yang satu ini kita akan bahas sebagai berikut.

Jangan sampai Anda tiru, karena pada masanya, gaya kepemimpinan ini dimusuhi rakyat.

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

 

#1 Definisi Feodal

Definisi feodal atau Feodalisme yang lebih luas, seperti dijelaskan oleh Marc Bloch (1939).

Tidak hanya mencakup kewajiban para bangsawan, prajurit, tetapi juga kewajiban ketiga bagian kerajaan, kaum agamawan, dan kaum tani, yang semuanya terikat oleh sistem, ini kadang-kadang disebut sebagai “masyarakat feodal”.

Para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah.

 

[Baca Juga: Kenali Serba-serbi Gaya Kepemimpinan Otentik yang Mendunia]

 

Penggunaan istilah feodalisme semakin lama konotasi-nya negative oleh para pengkritiknya.

Istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.

Beberapa sejarawan dan ahli teori politik percaya, bahwa istilah feodalisme telah dirampas makna spesifik-nya dengan banyak cara yang telah digunakan, membuat mereka menolaknya sebagai konsep yang berguna untuk memahami masyarakat.

Istilah feodalisme dipakai sejak abad ke-17 dan Semenjak tahun 1960-an.

 

#2 Masyarakat Feodal

Feodalisme adalah kombinasi dari kebiasaan hukum, ekonomi, militer dan budaya yang berkembang di Eropa abad pertengahan antara abad ke-9 dan ke-15.

Secara luas didefinisikan, itu adalah cara penataan masyarakat di sekitar hubungan yang berasal dari kepemilikan tanah dengan imbalan jasa atau tenaga kerja.

Meskipun berasal dari kata Latin feodum atau feudum (fief), yang digunakan selama periode abad pertengahan.

Istilah feodalisme dan sistem yang digambarkan, tidak dipahami sebagai sistem politik formal oleh orang-orang yang hidup selama masa itu.

Definisi klasik, oleh François-Louis Ganshof (1944), menggambarkan seperangkat kewajiban hukum dan militer timbal balik yang ada di antara para bangsawan prajurit dan berputar di sekitar tiga konsep kunci dari penguasa, pengikut dan wilayah.

Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN

Download Sekarang, GRATISSS!!!

 

#3 Feodalisme di Indonesia

Di Indonesia sendiri feodalisme sempat menjadi sebuah kenikmatan tersendiri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Seperti kutipan berikut ini. Pengakuan atas keberadaan gaya kepemimpinan Feodalisme oleh salah satu pemimpin Indonesia.
“Sudah saatnya orientasi kepemimpinan birokrasi yang bersifat feodalistik diubah ke arah kepemimpinan transformasional,” kata Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Sunarno.

Selaku Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan ingin mengubah budaya feodal di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

“Saya ingin ada perubahan budaya-budaya yang mungkin menghambat pelayanan publik yang baik, kemudian agak feodalistik. Ini harus diubah menjadi budaya yang betul-betul melayani,”

Dalam bukunya yang berjudul Democratic Policing, Tito mengatakan seharusnya pemerintahan memposisikan diri sebagai pelayan publik, bukan sebaliknya.

Sebab, pemilik negara adalah rakyat. Tito menegaskan.

 

[Baca Juga: Meski Jadul, Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara Ini Baik Kamu Tiru!]

 

Segelintir pemimpin yang masih menggunakan sistem atau gaya kepemimpinan Feodal, mungkin beranggapan jika memainkan kekuasaan dan kekuatan masih memiliki efek besar dalam memimpin.

Padahal mengikuti perkembangannya, selain melalui pressure sebagai cara mempengaruhi bawahannya, para pemimpin masih dapat memberikan pengaruh melalui gaya yang persuasif dan dialogis.

Cara kepemimpinan yang masih menekankan budaya pressure kini telah dianggap sebagai gaya kepemimpinan Feodalistik-otoriter.
Katakan saja pada era pemeritahan presiden Soeharto yang memiliki pengaruh kuat pada Lembaga Tertinggi DPR/MPR.

Kepemimpinan Feodalisme sangat kental terasa. Segala keputusan yang dikeluarkan oleh DPR/MPR cenderung diwarnai oleh hasil pemikiran Soeharto demi kepentingan Soeharto sendiri.

 

#4 Meninggalkan Konsep Feodalisme

Jika mengikuti perkembangan zaman dan tuntutannya, di mana tingginya kualitas pelayan semakin dicari dan diperlukan.

Maka semakin tampak bahwa model kepemimpinan Feodal seperti dijelaskan di atas harus segera ditinggalkan.

Kunci peningkatan pelayanan dari sebuah lembaga adalah jika seluruh personil yang ada di lembaga tersebut bersedia memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumen.

Revolusi mental, yang sering kali di katakan oleh Presiden Jokowi.

 

[Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Egaliter: Pengertian, Contoh, dan Tokoh]

 

Bukan hanya revolusi gaya kepemimpinan feodal, di mana pemimpin perlu meninggalkan konsep ini.

Revolusi mental juga berlaku bagi para ‘masyarakat feodal’ yang dalam arti masyarakat yang selama ini terbentuk dan terdidik bertumbuh kembang ber-iringan dengan gaya feodal yang diterapkan.

Menutup pembahasan mengenai kepemimpinan Feodal kali ini, Presiden Sukarno pernah mengatakan;

..Kekuasaan seseorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa,”.

 

Para Pemimpin

Anda para pemimpin, di instansi apapun Anda memimpin, setelah membaca artikel ini ada baiknya tinggalkan gaya kepemimpinan yang satu ini.

Agar instansi yang Anda pimpin baik hasilnya.

 

Demikian pembahasan kita mengenai topik kita hari ini, baiklah pembaca semua yang kini memegang satu jabatan boleh melepaskan gaya kepemimpinan feodal ini.

Silakan bagi artikel ini kepada semua rekan dan kenalan Anda. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 18 Februari 2008. PEMIMPIN FEODAL : MUSUH BANGSA. Rohadieducation.wordpress.com. – https://bit.ly/3jDVlSt
  • Kelompok Informasi Masyarakat. 5 Maret 2019. Selamat Tinggal Pemimpin Feodal. Pikiranrakyat.com – https://bit.ly/2ZYwpNG
  • Admin. 24 Juni 2015. Antara Jabatan dan Sikap Feodal di Indonesia. Kompasiana.com – https://bit.ly/3jGQIa4
  • Admin. 24 Oktober 2019. Tito Karnavian Ingin Ubah Budaya Feodal di Kemendagri. CnnIndonesia.com – https://bit.ly/39MAyYb

dilema besar