Kalah saing, Uber tutup layanan operasional Uber Eats di delapan negara ini! Selengkapnya dapat dibaca di artikel ini.
Rubrik Finansialku
Uber Tutup Di 8 Negara Ini
Di masa pertumbuhannya sebagai perusahaan layanan transportasi online, Uber ikut menyediakan jasa pengiriman makanan online bernama Uber Eats yang tersedia dibeberapa negara.
Namun kabarnya, Uber akan menutup layanan Uber Eats di delapan negara dikarenakan Uber Eats tidak berhasil menjadi operator pengiriman makanan online nomor satu, bahkan tidak juga nomor dua, di delapan negara tersebut.
“Kami telah membuat keputusan untuk menghentikan Uber Eats di Republik Ceko, Mesir, Honduras, Rumania, Arab Saudi, Ukraina, dan Uruguay.” kata juru bicara Uber seperti dikutip Kontan, Selasa (05/05).
“Kami juga akan menghentikan aplikasi Eats dan operasi transisi ke Careem di Uni Emirat Arab,” jelasnya.
[Baca Juga: Wow! Gojek Resmi Akuisisi Moka Aplikasi Kasir Online]
Keputusan itu ditetapkan karena Uber ingin energi dan sumber daya yang mereka miliki fokus pada pasar utama di seluruh dunia.
Uber mengatakan bisnis intinya tidak terpengaruh di semua pasar. Operasi Uber Eats di delapan negara tersebut akan berhenti pada 4 Juni mendatang.
Selain Uni Emirat Arab yang akan pindah ke Careem, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki akan menjalankan operasi di Timur Tengah.
“Akibatnya, sekitar 50 pekerjaan full time akan terpengaruh,” Kata juru bicaranya.
Uber mengatakan pasar yang dihentikan dan ditransfer mewakili 1% dari pemesanan kotor Eats dan 4% dari Eats disesuaikan dengan kerugian pendapatan inti pada kuartal I-2020.
Nasib Uber di Indonesia
Uber Eats merupakan layanan pesan antar makanan dan minuman berbasis aplikasi. Secara prinsip, layanan Uber Eats ini sebenarnya tidak jauh dengan layanan pesan antar makanan yang lain, seperti Go-Food atau GrabFood.
Hanya saja yang membedakannya adalah konsumen bisa meminta uang kembalian dengan mudah.
Meski begitu, hal tersebut justru dicurangi oleh konsumen sendiri sehingga mengakibatkan pihak Uber merugi.
Untuk diketahui, Sobat Finansialku, modus yang digunakan adalah konsumen memesan minuman yang murah seperti soda kaleng dan mengeluhkan kualitas pengantaran atau barang yang dibeli.
Ketika keluhan itu sampai ke operator maka, konsumen akan mendapat kompensasi berupa voucher.
Nilai vouchernya sendiri bisa mencapai US$ 30 atau setara dengan Rp 390 ribu sebagai bentuk permintaan maaf.
Nama Uber Eats memang tak populer ditelinga khalayak. Tetapi, Uber Eats pernah berhasil melakukan ekspansi pasar di 32 kota di tujuh negara di dunia.
Saat itu, beberapa kota besar yang telah mendapat layanan ini di antaranya, San Francisco, Paris, dan London.
Di tahun 2018, perusahan asal Amerika Serikat ini resmi hengkang dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, setelah menjual seluruh bisnisnya kepada sang kompetitor Grab.
Para mitra pengemudi Uber, baik UberMotor, UberX, maupun UberXL telah berpindah ke platform Grab, ada juga yang pindah ke kompetitor lain di Indonesia, yaitu Go-Jek.
Uber tinggal kenangan. Kini hanya tersisa Grab dan Go-Jek yang layanannya masih bisa dinikmati masyarakat Indonesia.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel diatas? Kamu bisa berbagi pandanganmu tentang artikel ini lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya!
Sumber Referensi:
- Avanthy Nurdiana. 05 Mei 2020. Tak mampu bersaing, Uber tutup operasi Uber Eats di delapan negara Kontan.co.id – https://bit.ly/2WwE6HQ
- Maria Okta. 27 Febuari 2020. Uber Eats, Serasa Tak Percaya Diri Masuk ke Pasar Indonesia Kabar Penumpang – https://bit.ly/2ysREw8
- Jofie Yordan. 09 April 2018. Aplikasi Uber Resmi Ditutup di Indonesia Kumparan.com – https://bit.ly/2W6ZPY9
dilema besar