Kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin dengan melibatkan pemberian reward atau punishment. Anda yang mana?
RubrikFinansialku
Pengaruh Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang memfokuskan perhatiannya pada hubungan interpersonal antara dirinya dengan anggotanya yang melibatkan hubungan timbal-balik.
Interaksi transaksional ini seperti melakukan survei dan negosiasi, sebab para pemimpin perlu mengetahui apa yang diinginkan anggota mereka. Setelah itu, mereka pun perlu memberitahukan ekspektasinya kepada anggota.
Sederhana bukan? Kedua belah pihak sama mendapat dan memenuhi hal dan tanggung jawab sesuai yang disepakati.
(Lensufiie, 2010) Menyebutkan, di dalam Kepemimpinan Transaksional ada beberapa unsur seperti:
- Unsur kerjasama antara anggota dan pemimpin (bersifat kontraktual).
- Unsur prestasi yang terukur.
- Unsur reward/upah yang dipertukarkan dengan loyalitas.
Kepemimpinan transaksional merupakan kepemimpinan yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berkembang menjadi paradigma praktik kepemimpinan dalam organisasi.
Humphreys (2002) serta Yammarino et al (1993) mengidentifikasi cara mengenai seseorang dengan gaya kepemimpinan ini, mereka cenderung memiliki sifat-sifat seperti:
- Berfokus pada tujuan jangka pendek; yang menekankan pada penyelesaian tugas.
- Mendukung kebijakan dan prosedur terstruktur.
- Menekankan pentingnya aturan dan melakukan hal-hal dengan benar sesuai prosedur.
- Menyukai efisiensi.
Sebagai pegawai butuh banget lho cara mengatur gaji ala karyawan. Finansialku siap membantu Anda! Dapatkan e-Book nya GRATIS khusus untuk kamu.
GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan
Reward dan Punishment
Dalam gaya kepemimpinan Transaksional, tidak hanya membahas persoalan mengenai reward tentu kita juga perlu mengetahui ada punishment atau sanksi yang bisa diterima.
Berdasarkan karakternya, karakteristik kepemimpinan transaksional, yaitu:
- Imbalan (reward), pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (Maslow).
- Eksepsi/pengecualian, pemimpin memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi (punishment) bila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.
Memengaruhi Kinerja
Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional, tentu memiliki tujuan agar dengan upaya-upaya tertentu, tujuan dan kepentingan yang diharapkan dapat tercapai.
Reward dan punishment digunakan untuk memotivasi karyawan supaya kinerja dapat berjalan secara maksimal.
Maka dari itu sebaiknya pemimpin dapat berusaha untuk mengelola sistem reward dan punishment dengan baik. Pengelolaan yang baik akan mempengaruhi tingkat kepuasan dan kinerja anggota.
[Baca Juga: Pendidik, Gaya Kepemimpinan Pendidikan Mana yang Kamu Anut?]
(Gouldner dalam Bontis et al., 2011) menerangkan bahwa individu yang mengalami kepuasan kerja, dapat meningkatkan usaha mereka dan menurunkan perilaku-perilaku yang tidak produktif.
Namun perlu diingat, jika tingkat kepuasan setiap individu tidak dapat diukur dengan merata, sehingga gaya kepemimpinan ini tidak sepenuhnya efektif, masih ada kekurangan dibalik kelebihan gaya kepemimpinan transaksional. Merangkum dari laman St. Thomas University (STU), Beberapa kekurangan dan kelebihan lainnya yang dapat diuraikan, seperti:
Kelebihan Gaya Kepemimpinan Transaksional
- Imbalan bagi anggota yang termotivasi untuk mengikuti instruksi.
- Memberi struktur yang jelas untuk organisasi besar.
- Memberikan alur kerja yang jelas untuk sistem pola kerja yang berulang
- Cepat mencapai tujuan jangka pendek.
- Insentif dan penalti dijabarkan dengan jelas.
- Mudah dipelajari dan tidak memerlukan pelatihan ekstensif.
- Mudah bagi anggota untuk menyelesaikan tugas dengan benar dengan mengikuti struktur dan prosedur.
- Memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas, layanan pelanggan, pengurangan biaya, dan peningkatan produksi.
Kekurangan Gaya Kepemimpinan Transaksional
- Tidak ada ruang untuk berpikir mandiri.
- Mengesampingkan emosi atau nilai-nilai personal.
- Memungkinan terjadi eksploitasi anggota.
- Kemungkinan anggota termotivasi oleh karena reward yang ditawarkan dan tidak untuk membuat kelompok atau perusahaan lebih baik.
- Tidak memaksimalkan potensi anggota.
- Sulit untuk mengganti personil, karena tim cenderung mengandalkan pemimpin.
- Insentif cenderung berupa hal-hal praktis, seperti uang dan tunjangan.
- Kreativitas individual terbatas disebabkan tujuan, sasaran, dan cara mencapainya sudah diatur.
- Tidak menghargai inisiatif pribadi.
- Minim peluang pengembangan diri.
Apakah Kamu Telah Menerapkan Tipe Kepemimpinan Ini?
Jika sebuah kelompok atau perusahan hanya mementingkan target dan tujuan mereka, maka perlu disesali sebab setiap anggota dan karyawan yang terlibat adalah mansuia yang memerlukan manajemen emosi dan nilai kemanusiaan di dalamnya.
Sebagai pemimpin selain mengatur anggota, Anda pasti butuh mengatur keuangan kan? Finansialku menyediakan fitur budgeting, pencatatan keuangan, dan perencanaan keuangan. Coba sekarang ya?
Mau tahu lebih lanjut lanjut seputar leadership? Finansialku punya lho video pembahasannya. Simak yuk!
Sumber Referensi:
- Amalia Laisa. November 2018. Apa yang Dimaksud dengan Kepemimpinan Transaksional. Dictio.id – https://bit.ly/380kW2H
- Titik Rosnani. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap kepuasan Kerja dan Kinerja Dosen Tanjungpura Pontianak – Media.neliti.com – https://bit.ly/3i1PO7i
- Admin. 20 September 2018. Kepemimpinan Transaksional. Cicikresti.com – https://bit.ly/2CIgYQJ
- Silfia Febrianti. 1 Juli 2014. Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja. Media.neliti.com – https://bit.ly/3dAFj7w
- Admin. 16 November 2018. Pengusaha Wajib Ketahui Soal Wanprestasi. Smartlegal.id – https://bit.ly/2ZanoPU
- Admin. 27 Mei 2016. Ciri-ciri Kepemimpinan Transaksional dan Plus Minusnya. Glints.com – https://bit.ly/3i0lDNM
dilema besar