Jangan Resign, Lakukan Ini Untuk Bertahan di Tempat Kerja yang Toxic!

Jangan Resign, Lakukan Ini Untuk Bertahan di Tempat Kerja yang Toxic!

Bisakah kamu bertahan di tempat kerja tanpa resign, meski tempat kerja toxic? Walau berat kamu harus belajar untuk bertahan.

Itu merupakan tantangan yang berat bukan? 

 

Rubrik Finansialku

 

Saya Ingin Resign!

Kalian harus coba rasanya menjadi saya!

Tunggu, emang kamu siapa? 

Saya Radit, baru jadi karyawan di tempat ini beberapa bulan. Selayaknya karyawan baru, saya berusaha beradaptasi dengan lingkungan kerja ini. Bagaimana berlaku, bicara dan bergaul sama atasan dan para seniornya.

“Radit laporan kemaren udah diberesin? Email ke saya paling lambat siang yah!”

Dia bukan atasan saya, dia hanya karyawan senior di sini. Mungkin sudah budaya di sini, anak baru jadi santapan sedap karyawan senior. Dari kerjaan bagian saya, sampe kerjaan bagian mereka. Angkatan saya sebenernya ada dua orang lainnya. Awalnya senang bisa ngobrol bareng sesama anak baru tiap jam makan siang. 

Tapi satu persatu mereka mengundurkan diri. Mungkin mereka kaget dengan lingkungan kerja seperti ini. Hal yang sama, resign, sering saya pikirkan. Karena semakin lama, perlakuan senior terhadap karyawan baru dan perlakuan perusahaan terhadap karyawan di sini tidak begitu baik.

Sekalipun perusahaan membayar kita dengan profesional. Di sini, seringkali peraturan perusahaan menyudutkan para karyawan. Memang mendapat pekerjaan dengan gaji sebaik ini sulit.

Dengan gaji yang baik itu, mau tidak mau, setiap kebijakan yang perusahaan buat, yang menyudutkan karyawan itu, karyawan hanya bisa diam tanpa banyak bertanya. Sementara saya? Saya ini hanya anak baru.

[Baca Juga: Jangan Takut! Ikuti Persiapan Pensiun Ini bagi Karyawan Swasta!]

 

Terlebih lagi jika atasan sudah mendapati ada kesalahan, apapun alasannya. Tidak mau tahu, seolah-olah hanya perusahaan dan si senior itu yang paling benar. Belum lagi budaya saling tuduh-menuduh, yang mengakar pada karyawan di sini.

Kalian tahu rasanya jadi korban tuduhan?

Saya termasuk orang yang pernah dituduh sejak kerja di perusahaan ini. Udah gak kuat! Rasanya saya ingin resign!!

 

Indikator Lingkungan Kerja Toxic

Nah sobat Finansialku, apakah kalian merasakan hal yang sama seperti Radit? Untuk lebih jelasnya akan kami bahas apa indikator lingkungan kerja dapat dikatakan toxic. Berikut ini;

 

#1 Atasan Meremehkan Karyawannya

Hanya karena atasan memiliki jabatan yang lebih tinggi, tidak sepantasnya mereka meremehkan kamu. Sekalipun atasan memiliki banyak pengalaman atau gelar yang lebih tinggi, bukan berarti atasan dapat memperlakukan karyawan semena-mena.

Perlu diingat, bekerja adalah relasi timbal balik. Bila atasan meremehkan karyawan itu merupakan indikator lingkungankerjaitu toxic.

#2 Rekan Kerja yang Tidak Profesional

Jika menemukan rekan kerja asal-asalan dengan pekerjaan mereka sendiri. Seperti selalu terlambat, tidak profesional, sering mengeluh, dan kasar, melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Artinya kamu sedang berada di lingkungan kerja yang toxic.

 

#3 Atasan yang Mengganggu

Jika atasan sering menggunakan kata-kata bernada ancaman seperti “Jika tidak setuju, silahkan mengundurkan diri” atau jika  kamu wanita, sering mendapat pelecehan baik secara verbal ataupun fisik. Dapat dipastikan lingkungan kerja Anda tidak sehat.

 

#4 Merasa Tidak Berkembang

Mandek dalam karier maupun dalam mengembangakn potensi. Sulit berkontribusi lebih dan hanya bekerja sesuai perintah. Padahal kamu sudah bekerja keras, tetapi tidak ada penghargaan seperti kenaikan gaji dan promosi. Saatnya untuk mempertimbangkan kembali pekerjaan tersebut.

[Baca Juga: Susul Garuda, Qantas Airways PHK Ribuan Karyawan]

#5 Pekerjaan Mempengaruhi Kehidupan Pribadi

Jika karena pekerjaan dikantor terbawa kedalam kehidupa pribadi. Seperti menjadi mudah stres jika mendapat telephone dari kantor atau atasan.

Banyak keluhan yang tidak bisa kamu atasi, tekanan sosial dari rekan kerja, akan membuat jiwa terganggu dan orang-orang sekitar kamu juga akan mendapat efek pada akhirnya.

 

#6 Konsistensi Aturan

Dalam hal tunjangan dan bonus ataupun gaji. Jika rekan yang lain mendapat kenaikan atau promosi ketika melakukan pekerjaan yang sama dengan kamu, maka hal itu menunjukan perlakuan yang tidak adil antar karyawan.

Seringkali aturan like dan dislike menjadi faktor penentu ketimbang indikator-indikator penilaian yang dikemukakan secara transparan.

Aturan yang tidak jelas dalam perusahaan dapat mengakibatkan perebutan kekuasaan dan persaingan tidak sehat di antara rekan kerja. Jelas lingkngan kerja tersebut toxic.

 

Bertahan di Tempat Kerja

Meski begitu, banyak hal yang menjadi alasan kita harus bertahan di tempat kerja yang toxic itu. Walau berat, Finansialku akan memberikan tips supaya, sobat Finansialku tetap kuat bertahan meski lingkungan kerja toxic atau beracun. Silakan dicoba ya sobat Finansialku.

 

#1 Alasan Beruntung

Tips supaya sobat Finansialku tetap bertahan di tempat kerja meski toxic, coba kamu cari alasan bahwa kamu sebenarnya beruntung bekerja di sana. Mungkin alasannya ada teman yang cukup dekat dengan kamu meski teman lainnya menyebalkan.

Atau alasan bahwa kamu beruntung kerja di sana karena lokasinya sangat dekat dengan tempat tinggal kamu, jadi kamu tidak perlu untuk keluar ongkos. Bisa jadi alasan kamu beruntung adalah karena gaji yang kamu terima cukup tinggi.

 

#2 Abaikan Gosip

Digosok makin sip! Begitulah gosip! Rumor dan gosip di tempat kerja memang sulit dihindari. Malahan seringnya gosip lebih mudah dipercaya dan menimbulkan kesalahpahaman.

Sebelum mengetahui faktanya, jangan mudah percaya dan terpengaruh rumor yang beredar. Kita harus pintar memilah informasi, dan berusaha untuk tetap netral hingga ditemukan faktanya.

 

#3 Rapikan Meja atau Tempat Kerja

Bila dengan rekan kamu merasa kurang nyaman di tempat kerja, jangan kamu tambahin dengan meja kerjamu yang berantakan. Supaya kamu memiliki sedikit kekuatan untuk bertahan di tempat kerja maka ada baiknya kamu rapikan meja kerja mu.

Hiasi dengan sesuatu yang membuatmu senang, mungkin dengan bunga, atau dengan foto. Setidaknya, meja kerjamu tidak menjadi racun tambahan di tengah lingkungan kerja toxic itu.

 

#4 Berani Berkata “Tidak”

Kita selalu diajarkan untuk saling tolong-menolong sedari kita masih duduk dibangku sekolah. Sehingga hal ini secara tidak langsung membuat kesan jika kita tidak membantu, kita bukanlah orang baik. Budaya sulit menolak, seringkali dimanfaatkan sebagian orang untuk menguntungkan mereka.

Kenyataannya, menolong dan tidak menolong adalah hak seseorang, maka belajar untuk berkata tidak. Menolak dengan baik hal-hal yang membuat kamu tidak nyaman perlu dilatih. Baik sobat Finansialku, tarik nafas dulu. Sudah?

Sebelum lanjut, tadi kamu sudah menemukan alasan keberuntungan kamu bekerja di sana, meski ligkungan kerja kamu itu toxic. Mungkin alasan keberuntungan kamu adalah rate gaji yang cukup tinggi. Nah, dengan gaji itu apakah kamu sudah benar-benar mengaturnya dengan baik?

Butuh panduan profesional untuk mengaturnya? Finansialku punya e-book gratis yang bisa kalian unduh. E-book ini cocok untuk karyawan seperti kamu, hitung-hitung sebagai peghiburan untuk kamu yang sudah bekerja keras bertahan di tempat kerja yang toxic itu. Yuk di unduh sekarang 

GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan

 

#5 Memberi Pujian

Semua orang pada dasarnya senang mendapat pujian. Pujian yang kamu berikan dapat membawa dampak positif yang baru bagi perusahaan itu. Pujian kecil kecil kamu bila terus-menerus kamu lakukan dapat melunturkan hal negatif yang telah terpaten bertahun-tahun di lingkungan itu.

Kamu dapat bertahan di sana tapi kamu juga menjadi dampak yang baik. Hebat bukan? Tapi ingat sampaikan pujian dengan tulus, jika terlalu berlebihan kamu malah akan dianggap sebagai penjilat.

 

#6 Mengambil Waktu Libur atau Cuti

Cuti memang ditujukan untuk memberi waktu rehat bagi karyawan yang memerluakn waktu untuk keperluan khusus atau sekedar melepas penat kerja. Kondisi tempat kerja yang terasa menegangkan, akan terhapus dengan waktu rehat.

Jika tidak, cobalah tutuplah mata sejenak lalu bayangkan tempat liburan favorit kamu. Ini menjadi terapi psikologi mandiri yang bisa dilakukan untuk membuat kembali bersemangat.

 

#8 Komunikasi

Kunci dari perselisihan dan perdamaian ada dalam komunikasi. Segala salah paham dan mispersepsi dapat dikomunikasikan secara baik-baik. Tidak baik membiarkan kesalahpahaman dibiarkan berlarut-larut.

Permasalahan di tempat kerja sudah sewajarnya diselesaikan dengan profesional. Hal ini penting untuk mencegah masalah terus melebar dan mengganggu proses kerja yang lain. Komunikasi yang efektif adalah kunci dari segala hubungan, tidak terkecuali di tempat kerja.

Demikian ulasan ini untuk kamu yang sedang bergumul mengenai bertahan di tempat kerja yang beracun. Memang tidak mudah untuk mengatasinya, terlebih jika kamu hanya memendamnya tanpa bisa melampiaskannya secara positif. Di atas ini Finansialku kasih bonus video, bagi kamu yang benar-benar ingin resign. Tonton dulu videonya baru ambil keputusan ya.

Sobat Finansialku yuk bagikan artikel ini kepada banyak orang. Bila kamu sudah tahu bagaimana rasanya bekerja di tempat yang toxic, dan kini kamu menemukan solusinya pada artikel ini maka tunjukkan rasa simpatimu kepada mereka yang mungkin juga membutuhkan solusi ini. Terima kasih

 

 

Referensi:

  • Tika Anggrein Purba. 19 Maret 2019. Tanda-tanda Lingkungan Kerja Anda Beracun. Lifestyle.bisnis.com –  https://bit.ly/3gjVCaz 
  • Admin. 11 Maret 2020. 12 Tips Buat Kamu Bertahan di Tempat Kerja yang Gak Nyaman. Urbanhire.com – https://bit.ly/2BlPu2H 
  • Lina. 31 Janiari 2019. Be Strong! 11 Tips Bertahan di Lingkungan Kerja yang Toxic. Idntimes.com – https://bit.ly/3gahbuk 
  • Aby Suharyantoh. 12 Tips Bertahan di Tempat Kerja yang Tidak Nyaman. Dosenpsikologi.comhttps://bit.ly/2NDIgK3 
  • Andrew Prasatya. 28 Maret 2017. Pelajari 8 Hal ini untuk Bisa Bertahan di Tempat Kerja. Kumparan.com – https://bit.ly/3g5ALI7 
  • Rika Binar. 7 Alasan ini yang Membuat Kamu Masih Bertahan di Tempat Kerja Sekarang. BinaKarir.com – https://bit.ly/2Cmu99A

dilema besar