Salah satu instrumen investasi lainnya yang cukup banyak digandrungi khususnya kaum milenial adalah P2p Lending. Apa itu?
P2p Lending
P2P Lending adalah platform yang berbentuk website atau pun aplikasi atau dalam bentuk apapun, yang mempertemukan peminjam atau yang disebut sebagai borrower dengan orang yang mau investasi atau yang disebut sebagai lender.
Orang yang butuh pinjaman akan mengirim segala sesuatu yang dibutuhkan oleh P2P Lending supaya bisa tampil di website, dan kemudian P2P Lending akan memberi tahu kepada investor, sehingga investor bisa melihat kalau ada orang yang mau meminjam.
Investor atau lender kemudian akan memasukkan uangnya ke P2P Lending dan kemudian P2P Lending ini akan menyalurkan uangnya ke peminjam.
Setelah jatuh tempo, si peminjam akan mengembalikan uang pinjaman pokok ditambah dengan bunganya ke P2P Lending, dan kemudian disalurkan ke investor atau lender.
Keuntungan dan Kerugian Maksimal P2p Lending
Semua investasi pasti ada untung dan ruginya. Kalau kamu melihat atau menganalisis P2P Lending, kamu bisa memperhitungkan berapa keuantungan maksimal dan kerugian maksimal yang kamu dapat.
Misal, maksimal keuntungan 25% dan kerugian maksimal 20%, apakah kamu akan mengambilnya?
Dalam menganalisis maksimal kerugian, jika segala sesuatu berjalan buruk, kamu bisa memperkirakan jumlah uang yang hilang.
Invoice financing contohnya Investree dan Alami, maksimal kerugiannya 80%. Mereka memiliki insurance yang berarti modal kamu kembali 80%. Jadi kalau yang 80% kembali, maka 20% tidak balik. Ini yang disebut sebagai maksimal rugi 20%.
Kemudian ada kredit mikro seperti Amartha. Untuk Amartha, risiko yang tadinya dipakai satu orang itu dibagi ke banyak orang. Dalam hal ini, Amartha memang bertujuan untuk meminimalkan risikonya.
Namun meski begitu, masih ada kemungkinan bahwa orang-orang tersebut gagal bayar, misalnya ketika semua tidak bisa kerja karena ada bencana alam di daerah tersebut dan berdampak ke bisnis mereka.
Lalu, ada juga yang sifatnya agunan barang seperti Akseleran dan Tani Fund yang memiliki jaminan dalam bentuk barang.
Untuk Tani Fund khusus bagi para petani,
Tani Fund memegang dari hulu ke hilir, memegang seperti penjualan terakhirnya, dan kemudian didanai menggunakan Tani Fund. P2P Lending seperti ini relatif aman, kecuali jika sampai terjadi gagal panen akibat bencana alam.
Untuk mengantisipasi hal ini, kamu bisa mencari tahu apakah mereka menggunakan asuransi jika sampai terjadi gagal panen.
Jika ternyata mereka menggunakan asuransi untuk gagal panen dan semuanya diasuransikan full, maka berarti ini tidak ada ruginya.
Pada kasus yang seperti ini, maksimal kerugian adalah modal balik, dan maksimal keuntungan adalah 12% atau 13%.
Kemudian ada yang sifatnya agunan emas seperti Danain. Danain merupakan satu-satunya P2P Lending yang menggunakan agunan emas, yang emasnya ada berupa perhiasan, dan logam mulia Antam.
Maksimal kerugian yang akan kamu dapatkan adalah 8% per tahun, dan maksimal keuntungan hanya 12% hingga 13% setahun.
Nah, yang mana yang akan kamu pilih harus disesuaikan dengan tujuan keuangan kamu. Jika sendainya kamu memiliki tujuan keuangan jangka pendek, yaitu satu atau dua tahun, dan 8% dirasa sudah cukup, maka kamu bisa menggunakan produk Danain.
Alasan maksimal kerugian Danain sebesar 8% yaitu karena Danain adalah P2P Lending milik perusahan Pegadaian swasta dan Danain digunakan oleh perusahaan Pegadaian swasta itu untuk mendapat uang dari investornya dan kemudian digunakan untuk mendanai perusahaan Pegadaian.
Nah, di semua bisnis Pegadaian yang ada di Indonesia, konsepnya adalah Syariah secara undang-undang. Sehingga, orang hanya bisa meminjam selama 4 bulan. Jika setelah 4 bulan orang itu membayar, maka barang akan dikembalikan.
Tetapi, jika dia tidak membayar, maka barang akan dilelang atau pinjamannya akan diperpanjang.
Di perusahaan Pegadaian di belakang Danain, kedua cara tersebut bisa dilakukan. Tetapi kalau memang sudah mentok maka barang berupa emas itu akan dijual.
Ketika Pegadaian itu memberikan pinjaman atas barang gadainya, Pegadaian mana pun di seluruh Indonesia, tidak pernah memberi nilai 100% dari harga aslinya. Misal, harga emas seharusnya Rp 1 juta, maka pinjaman yang didapat adalah paling banyak 80% dari Rp 800 ribu.
Jadi, tanpa ada kenaikan biaya, bisnis Pegadaian itu sudah untung 20% dari management risiko.
Bila dibandingkan dengan produk P2P Lending lainnya, Danain memang unggul dalam hal risiko karena tidak akan rugi. Hanya saja, dalam hal return Danain masih kalah karena return-nya tidak akan mungkin menjadi lebih besar.
Jadi, kamu juga tidak perlu fanatic pada produk apa pun, tetapi harus kembali lagi pada apa yang kamu butuhkan. Kamu juga perlu mengenali bisnis P2P Lending tersebut, karena model bisnisnya berbeda-beda.
P2P Lending seperti Asetku, berbeda dengan Infestree dan Koin Works. Di Infestree dan Koin Works biasanya borrower-nya satu dan investornya ada banyak.
Tetapi, di Asetku investornya banyak tetapi peminjamnya juga banyak, sehingga satu orang cuma dipinjamkan Rp 3 juta. Dalam hal ini, risiko investasi di Asetku menjadi tersebar, terlepas dari itu utang produktif atau pun non-produktif.
Selain P2P Lending, ada juga jenis pembiayaan lain yang melayani utang konsumtif.
Seperti misalnya, ketika kamu membeli handphone atau barang lainnya, biasanya ada yang menawari untuk menggunakan cicilan ini dan itu. Nah, ini pun pendanaan untuk konsumtif.
Pada dasarnya sangat mudah untuk berinvestasi di P2P Lending, kamu hanya perlu memasukkan uangnya, dan kemudian biarkan uang itu bekerja. Hanya saja, kondisi terburuk adalah urusan bunga.
Bunga terbagi menjadi bunga fixed dan bunga efektif. Perbedaannya, bunga fixed 6% maka bunga efektif itu bisa sampai sekitar 11%, jadi ini setara. Biasanya, kalau orang jualan yang sifatnya return, maka ia akan pamer yang bunga efektifnya.
Dan kalau misalnya ia jualan produk yang sifatnya utang, maka ia akan menampilkan yang kecilnya, tetapi hitungannya sama. Jadi, jangan sampai terkecoh dengan bunga.
Selain itu jika muncul P2P Lending baru dan kamu tertarik, silakan riset terlebih dahulu. Cari tahu bisnis modelnya seperti apa, dari sana kamu juga bisa menentukan apakah itu benar-benar investasi atau investasi bodong.
Dalam berinvestasi di P2P Lending, yang bisa kita lakukan adalah dengan menganalisis keuntungan tertinggi dan kerugian terburuk yang bisa terjadi, karena tidak ada jaminan pasti aman, baik itu utang produktif maupun utang konsumtif.
Yang bahaya adalah jika murni pinjaman online dan kemudian tidak ada jaminan, intinya kamu hanya memberi uangmu untuk disalurkan ke peminjam, dan dijanjikan keuntungan.
Jika kamu tertarik berinvestasi di instrumen ini dan tapi bingung bagaimana mengihitung keuntungan berdasarkan kemampuan investasimu, kamu bisa berkonsultasi langsung dengan Perencana Keuangan Finansialku melalui aplikasi Finansialku.
CFP Finansialku akan membimbing kamu untuk mempertimbangkan investasi mana yang cocok sesuai dengan kemampuan keuangan dan mental kamu.
Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!
Khusus untuk kamu yang ingin menggunakan fitur aplikasi Finansialku premium satu tahun, dapatkan potongan harga Rp 50 ribu dengan menggunakan kode voucher WEBTAHUNAN supaya pengelolaan keuanganmu lebih maksimal.
Jika Sobat Finansialku belum membaca panduan belajar chapter 5, berikut list-nya:
Selanjutnya, Anda dapat membaca panduan belajar chapter 6: Strategi Membeli Rumah Pertama.
Editor: Eunice Caroline
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3C4AeSv
dilema besar