IHSG Hari Ini 11 Mei 2022 Dibuka Menguat 🚀 di 6.833

IHSG Hari Ini 11 Mei 2022 Dibuka Menguat 🚀 di 6.833

IHSG Hari Ini 11 Mei 2022 dibuka menguat di 6.833,194 di awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.796-6.862.

 

Pembukaan IHSG Hari Ini 11 Mei 2022 Menguat di 6.833,194

Laju Indeks Harga Saham Gabungan – IHSG Hari Ini 11 Mei 2022 (Rabu) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.796-6.862 setelah penutupan IHSG 10 Mei 2022 berada di 6.819,794.

 

 

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di posisi 6.859,063 (pukul 09:30 WIB).

 

Pada awal-awal perdagangan terdapat 352 saham yang mengalami  kenaikan dan 167 saham mengalami penurunan. Selain itu, terdapat 141 saham yang nilainya tidak berubah dan 91 saham tidak ada perdagangan.

 

Per pukul 09:30 WIB, asing sedang aktif membeli beberapa saham seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA). 

 

Sedangkan, asing sedang aktif menjual beberapa saham seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). 

 

Top Foreign Buy by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
UNVR 4.750 15.300.000
ANTM 2.510 15.799.790
BBNI 9.075 6.737.060
INDF 6.475 6.570.275
BEBS 4.480 5.995.828
INTP 10.250 4.007.277
AKRA 1.115 4.006.910
SMGR 6.400 3.736.143
SMRA 715 2.846.955
INKP 7.625 2.596.115

 

Top Foreign Buy by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
UNVR 4.740 283.099
MEDC 565 26.639
AKRA 1.110 26.085
ANTM 2.490 20.818
ERAA 510 17.632
INDF 6.475 10.692
SLIS 296 10.479
KLBF 1.625 8.911
SMRA 690 8.344
ENRG 236 6.840

 

Top Foreign Sell by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
BBCA 7.650 -17.000.000
BMRI 8.125 -76.000.000
BBRI 4.560 -70.000.000
ARTO 9.400 -26.000.000
TBIG 2.990 -24.000.000
TLKM 4.440 -22.000.000
MDKA 4.900 -21.000.000
PTBA 3.760 -16.000.000
ASII 7.150 -16.000.000
ITMG 29.800 -12.000.000

 

Top Foreign Sell by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
BUMI 59 -1369.490
BUKA 330 -360.955
BBCA 7.650 -228.909
BBRI 4.560 -154.064
ZINC 84 -111.240
BMRI 8.150 -94.024
FREN 78 -90.265
TBIG 2.980 -80.982
TLKM 4.450 -51.055
KPIG 89 -47.101

 

Berita IHSG Hari Ini 11 Mei 2022

Saham

  • Pada perdagangan kemarin, indeks di bursa Wall Street di tutup bervariasi setelah beberapa hari terakhir cukup signifikan.

Dow Jones melemah tipis sedangkan S&P 500 dan Nasdaq berhasil ditutup menguat.

Sepanjang perdagangan sendiri, indeks bergerak cukup fluktuatif seiring kehati-hatian investor menjelang rilis data inflasi pada Rabu nanti yang menurut konsensus akan berada di bawah level 8,5%.

  • Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (11/5) di buka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah.

Setelah indeks saham utama di Wall Street semalam juga berakhir mixed dengan DJIA melanjutkan penurunan menjadi 4 hari beruntun pada saat S&P 500 dan NASDAQ di tutup naik.

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (11/5/2022), meskipun sempat menguat.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 6.833,19. Meski demikian, IHSG kemudian kembali melemah dan sempat mencatatkan posisi terendah pada 6.798,64.

Tercatat, 198 saham menguat, 98 saham melemah dan 210 saham bergerak ditempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell Rp 52,58 miliar.

  • Di pasar komoditas, harga minyak mentah memperpanjang trend penurunan di tengah prospek permintaan yang suram akibat kebijakan lockdown di Tiongkok, dan semakin besarnya risiko resesi ekonomi global.
  • Menteri perminyakan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) memperingatkan bahwa kapasitas cadangan (spare capacity) semakin berkurang di semua sektor energi.

Karena produsen memangkas investasi sehingga akan mendongkrak harga minyak mentah.

  • Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Rabu (11/5/2022). Setelah harga CPO turun tajam kemarin.

Apa penyebabnya? Mengacu pada data kepada refinitiv, pukul 07:20 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.361/ton atau anjlok 0,76%.

  • Bank Indonesia (BI) siap menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate(BI7DRR) jika inflasi tinggi terus terjadi.

BI juga memastikan mereka akan terus memonitor inflasi untuk memastikan bahwa mereka akan memberikan respon kebijakan yang tepat.

 

Emiten

  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 1,72% menjadi Rp 6,11 triliun pada kuartal I 2022.
  • PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 48% menjadi Rp 182,5 miliar pada kuartal I 2022.
  • PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 261,9% menjadi USD 11 juta pada kuartal I 2022.
  • PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menargetkan volume penjualan batubara naik lebih tinggi daripada realisasi penjualan di sepanjang 2021.

ITMG menargetkan volume penjualan batubara sebanyak 20,5 juta ton hingga 21,5 juta ton di sepanjang 2022.

  • PT PP Presisi Tbk. (PPRE) membukukan peningkatan pendapatan sebanyak 24,7% menjadi Rp 829 miliar pada kuartal I-2022, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 665 miliar.

 

Ingin investasi saham menguntungkan? Dengarkan audiobook ini di Aplikasi Finansialku!

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Update dari LQ45

Saham-saham yang tergabung dalam LQ45, saat pembukaan berada di zona hijau pada pembukaan di posisi 1.024,195 dengan rentang terendah dan tertinggi adalah 1.020-1.037. Saat perdagangan dimulai, LQ45 berada di posisi 1.036,391 (pukul 09:30 WIB).

 

Pada awal perdagangan saham LQ45 terdapat 35 saham yang mengalami kenaikan dan 7 saham yang mengalami penurunan. Kemudian, terdapat 3 saham yang tidak mengalami perubahan.

 

Symbol Name Last Price Change % Change




















































































































































































 

dilema besar