Jumat (19/03/21), Finansialku turut hadir sebagai narasumber dalam Creativetalks Pojok Literasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Finansialku Bersama Kominfo dalam Creativetalks Pojok Literasi
JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia memicu krisis finansial dan menghambat aktivitas bisnis. Tidak sedikit pengusaha yang terpaksa gulung tikar dan karyawan yang kehilangan pekerjaannya.
Kondisi sulit seperti sekarang sebenarnya dapat teratasi dengan baik apabila kita memiliki perencanaan keuangan yang baik. Sayangnya, belum semua orang memahami pentingnya mengatur keuangan. Sehingga, ketika terjadi kondisi krisis banyak yang mengalami kesulitan secara finansial.
Dalam rangka mengatasi krisis keuangan, salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah dengan meningkatkan literasi keuangan. Upaya tersebut diwujudkan melalui diseminasi informasi positif kepada seluruh lapisan masyarakat. Utamanya, kaum milenial yang saat ini sedang berada di masa produktif.
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2015, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik memegang tanggung jawab sebagai pelaksana diseminasi dan edukasi melalui seluruh saluran komunikasi yang tersedia. Maka dari itu, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik mengadakan seminar dan workshop yang menyasar generasi milenial dan pemuda/i Indonesia.
Salah satunya, Pojok Literasi “Perencanaan Keuangan Milenial di Tengah Pandemi”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan dalam rangka meningkatkan pemahaman kaum milenial terhadap perencanaan keuangan.
Narasumber yang hadir dalam acara ini, antara lain Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Martitim Kemkominfo, Septriana Tangkary; Koordinator Sub Direktorat Perekonomian I, Eko Slamet Riyanto; Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan, Anugrah Sutejo; Chief Marketing Officer Finansialku.com, Mario Agustian Lasut, dan District Manager Bandung (LinkAja), Ida Pratita.
Finansialku berkesempatan untuk ikut andil dalam menyemarakkan seminar yang dihadiri sekitar 230 peserta baik secara tatap muka maupun daring. Acara ini sekaligus menjadi kesempatan mencapai tujuan Finansialku yang juga memiliki visi dan misi meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Acara diawali dengan pemaparan Septriana Tangkary menyoal pinjaman. “Berani pinjam, berani juga mengembalikan! Dengan pinjaman yang ada harus bisa dimanfaatkan menjadi modal usaha, maka akan lahir entrepreneur milenial yang baru.”, ujarnya.
Setelahnya, Koordinator Sub Direktorat Perekonomian I, Eko Slamet Riyanto menjelaskan tentang data persebaran akses digital Indonesia. Dengan mudahnya akses digital akan membantu masyarakat dalam mencari dan menerima informasi, termasuk ilmu keuangan.
“Salah satu program prioritas di bidang TIK adalah Percepatan Transformasi Digital. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berkomitmen untuk terus membangun infrastruktur digital di daerah 3T untuk membangun masyarakat digital atau digital sosciety. Nantinya, infrastruktur ini dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan masyarakat di daerah 3T, seperti menyediakan platform aplikasi daring bagi UMKM.”
Bertema keuangan, rasanya tidak lengkap jika tidak diisi oleh narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pojok Literasi menghadirkan Anugerah Sutejo selaku Kepala Bagian Informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam materinya, beliau menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei, generasi milenial masih rentan secara finansial. sebesar 51,1% pendapatan habis untuk kebutuhan bulanan dan hanya sebesar 10,7% dari pendapatan yang dapat ditabung. “Ingat, sisihkan uang bukan sisakan!”, pungkasnya.
Acara dimeriahkan pula dengan kehadiran Mario Agustian Lasut selaku Chief Marketing Officer Finansialku.com. Beliau menjelaskan tentang bagaimana cara perencanaan keuangan yang baik. Mulai dari keuangan yang dianalogikan seperti ember bocor, investasi, hingga bahasan tentang dana darurat.
Dana darurat adalah anggaran yang sangat penting karena menjadi pegangan jika suatu saat terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Misalnya seperti pandemi Covid-19 yang kini melanda.
Lantas berapa jumlah dana darurat yang dibutuhkan? Setidaknya, untuk yang masih lajang membutuhkan dana darurat sebanyak 6x pengeluaran, untuk yang memiliki pasangan harus memiliki 9x pengeluaran, dan untuk yang sudah memiliki anak minimal punya dana darurat sebesar 12x pengeluaran.
Acara diakhiri dengan pemaparan District Manager Bandung (LinkAja), Ida Pratita. Menurut Ida, zaman sekarang masyarakat mulai beralih dari uang tunai menjadi uang non tunai.
Ditambah lagi saat pandemi kita dianjurkan meminimalkan kontak dengan orang lain. Maka, dompet digital saat ini sedang marak digunakan, terutama bagi para milenial.
Ingin mengetahui event – event menarik selanjutnya?
Nantikan informasinya hanya di media sosial Finansialku!
Jika kamu tertarik berkolaborasi dengan Finansialku atau memiliki pertanyaan silakan hubungi M. Okta Adriansyah di okta@finansialku.com atau 081317116733.
dilema besar