Defisit APBN Bengkak Nyaris Rp 200 T Dalam Sebulan, Ini Rincannya

#FinansialkuNews APBN Defisit APBN Ekonomi IndonesiaLeave a Comment on Defisit APBN Bengkak Nyaris Rp 200 T Dalam Sebulan, Ini Rincannya

Defisit APBN Bengkak Nyaris Rp 200 T Dalam Sebulan, Ini Rincannya

Berdasarkan laporan, angka defisit APBN sudah mencapai Rp 682,1 triliun atau 4,16 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Ketahui lengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Defisit APBN Capai Angka Rp 682,1 Triliun

Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terus melebar memasuki September 2020. Kini, angka defisit APBN sudah mencapai Rp 682,1 triliun atau 4,16 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meskipun makin melebar jumlah tersebut masih sejalan menuju target defisit.

Adapun defisit September naik 1 persen dari Agustus 2020 yang saat itu mencapai 3,05 persen.

“Defisit hingga September sebesar 4,16 persen terhadap PDB (produk domestik bruto) masih sejalan menuju target defisit,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengutip dari Tempo, Selasa (20/10).

Semua Yang Harus Anda Ketahui Soal Siklus Anggaran APBN Indonesia 03 - Finansialku

[Baca Juga: Hari Ini! Pemerintah Buka Lelang SUN 7 Seri Dengan Target 20 Triliun]

 

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 72/2020, pemerintah menaikkan batas aman defisit dari 3 persen menjadi 6,34 persen.

Kebijakan ini dilakukan melihat tekanan ekonomi yang dalam akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, realisasi penerimaan negara pada September 2020 sebesar Rp 1.159 triliun atau masih terkontraksi 13,7 persen. Angka tersebut mencapai 68,2 persen dari target sesuai Perpres 72/2020, yakni Rp 1.699,9 triliun.

Sedangkan total belanja negara mencapai Rp 1.841,1 triliun atau tumbuh 15,5 persen. Angka tersebut berkisar 67,2 persen dari target.

Ani mengatakan defisit anggaran meningkat dengan cepat karena pertumbuhan belanja negara tumbuh 15,5 persen sampai September 2020. Jumlahnya mencapai Rp 1.841,1 triliun atau 67,2 persen dari target Rp 2.739,2 triliun.

Kontribusi pertumbuhan belanja negara berasal dari belanja pemerintah pusat mencapai 21,2 persen dan transfer ke daerah 5,8 persen.

Nominalnya, belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.211,4 triliun atau 61,3 persen dari target dan transfer ke daerah Rp 629,7 triliun atau 82,4 persen dari target.

Lebih rinci lagi, belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja k/l sebesar Rp 632,1 triliun dengan pertumbuhan 13,7 persen dan belanja non k/l mencapai Rp 579,2 triliun dengan pertumbuhan 30,7 persen.

Sementara transfer ke daerah terdiri dari transfer umum Rp 572 triliun yang tumbuh 3,8 persen dan Dana Desa Rp 57,7 triliun yang tumbuh 42,2 persen.

“Belanja negara itu tumbuhnya 15,5 persen, belanja pemerintah pusat 21,2 persen, transfer ke daerah naik 5,8 persen. Ini sesuai keinginan kita bahwa APBN menjadi countercyclical pada saat ekonomi sedang mengalami tekanan,” terangnya.

Berbanding terbalik dengan pertumbuhan belanja yang kian meningkat jelang tutup tahun, penerimaan negara justru seret.

Tercatat, penerimaan negara justru minus 13,7 persen dengan nominal Rp 1.159 triliun atau 68,2 persen dari target Rp 1.699,9 triliun, sebagaimana melansir dari CNN Indonesia.

Selain itu, penerimaan pajak sebesar Rp 750,6 triliun atau 62,6 persen dari target dengan pertumbuhan yang terkontraksi 16,9 persen.

Namun, penerimaan kepabeanan masih tumbuh 3,8 persen dengan nominal Rp 141,8 triliun atau 68,9 persen dari target.

Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkontraksi 13,6 persen, meski nominalnya sudah mencapai Rp 260,9 triliun atau 88,7 persen dari target.

Sedangkan penerimaan hibah Rp 5,7 triliun atau 436,9 persen dari target dengan pertumbuhan 483,9 persen.

Dari kondisi APBN ini, keseimbangan primer minus Rp 447,3 triliun.

Pemerintah pun mengambil pembiayaan anggaran dari surat utang mencapai Rp 784,7 triliun atau 75,5 persen dari target Rp 1.039,2 triliun dengan pertumbuhan melonjak 154,9 persen.

“Nanti kami akan update dengan angka kita karena kita perlu lihat dinamika dari sisi penerimaan dan belanja,” pungkasnya.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 20-an, GRATIS!

15 Ebook Perencanaan Keuangan 20an

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 19 Oktober 2020. Defisit APBN Sentuh Rp 682 T, Sri Mulyani Nilai Sejalan Dengan Target. Tempo.co – https://bit.ly/2FMfLJW
  • Admin. 19 Oktober 2020. Defisit APBN Bengkak Nyaris Rp200 T dalam Sebulan. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/2HhS38H
  • Husen Miftahudin. 19 Oktober 2020. Defisit APBN Capai Rp682,1 Triliun di Akhir September. Medcom.id – https://bit.ly/34dpZfV
  • Admin. 19 Oktober 2020. Penerimaan Pajak Makin Anjlok, Defisit APBN per September Rp 682 T. Katadata.co.id – https://bit.ly/35dvFpj

 

 

dilema besar

Leave a Reply

Back To Top