Latihan Dasar Kepemimpinan atau LDK melatih fisik dan mental generasi milenial agar memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh. Hal apa saja yang ditanamkan dalam kegiatan LDK?
Pemimpin Milenial
Jika dikatakan era milenial merupakan era anak-anak zaman now yang akrab dengan tiktok, youtube dan media sosial, mungkin iya, tapi tidak sepenuhnya benar.
Sekalipun tidak ada studi khusus yang menggolongkan perbedaan generasi, sebagai informasi, era milenial dapat dikatakan adalah mereka yang berusia direntang umur 25-40an di tahun 2020 ini. Sementara mereka yang lahir diatas tahun 2000-an mereka inilah generasi yang disebut anak-anak kekinian Gen-Z.
Sama-sama terlahir di era perkembangan industri dan teknologi, dimana perkenalan teknologi semakin lama semakin akrab dengan kehidupan dan budaya manusia. Bahkan kini dapat dirasakan teknologi telah menjadi bagian dari perkembangan hidup manusia sendiri.
Baca Juga: Mengenal Gaya Kepemimpinan Soekarno, Presiden Penuh Karisma
Sistem-sistem lama mulai usang, beberapa hal yang trending beberapa tahun lalu, sudah terlalu jadul di masa sekarang. Disisi baiknya, teknologi tercipta sebagai sebuah solusi dari masalah-masalah yang ada, asalkan kita dapat beradaptasi dengan perkembangannya, kita tidak akan merasa kesulitan menjalani keseharian dengan teknologi.
Pasalnya selain industri teknologi dapat menggantikan keterampilan manusia, dapat kita rasakan juga jika ia mulai membongkar batas jarak dan waktu sehingga siapapun dan dimanapun dapat menjangkau dunia luar, mempengaruhi nilai budaya, menambah cara dan sudut pandang, juga mengubah pola hidup kita.
Oleh karenanya, sebuah tantangan bagi setiap orang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, keinginan dan tuntutan zaman tanpa kehilangan identitas dan prinsip hidupnya sendiri. Terlebih jika dikaitkan dengan era milenial di generasi ini, yang memiliki karakter berbeda dengan generasi sebelumnya.
Kepraktisan dan kemudahan cenderung identik dengan mereka yang hidup pada generasi ini. Jika dilihat dari sisi negatifnya, kita dapat mengatakan ini adalah generasi mi instan, tapi sedikit melakukan pembelaan, jika suatu proses bisa dibuat jadi lebih sederhana, mengapa dibuat sulit bukan?
Seringkali juga generasi milenial dihadapkan pada tantangan dari generasi sebelumnya. Dimana generasi sebelumnya sudah mampu mengatur diri secara baik, termasuk dalam hal mengatur keuangan.
Maka dari itu, penting bagi generasi milenial untuk mampu menjawab tantangan ini. Lantas bagaimana cara dan seberapa pentingkah mengatur keuangan di zaman yang serba instan ini? Sobat Finansialku dapat mempelajarinya melalui audiobook di bawah ini.
Nah, hal-hal inilah yang kerap kali menjadi persoalan dilematis yang membentuk terjadinya Gap Generation, yang semestinya dapat ditanggulangi oleh para pemimpin di era milenial.
Bukan hanya tantangan dalam menghadapi keadaan sosialnya, tetapi juga para pemimpin membutuhkan kesiapan akan tantangan selanjutnya yang mungkin muncul akibat revolusi industri dan teknologi.
Tantangan Milenial
Mengadaptasi dari nasional.sindonews.com, banyak tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh pemimpin milenial. Mereka akan berkutat pada isu smart city, artificial intelligence, cloud computing, dan profesi baru seperti game developer, animator, youtuber, dll.
Dalam sektor bisnis isunya adalah bagaimana mengintegrasikan bisnis ke dalam teknologi dan menjaga ritme kerja yang menjadi serba cepat namun tetap terkendali. Tentu hal ini membutuhkan kesiapan mental dan berpikir dalam menghadapi tantangan dimasa depan.
Perkembangan industri dan terbentuknya pemimpin muda akan membentuk sebuah standar baru tentang kepemimpinan milenial. Dan mau tidak mau, akan mulai diterapkan di berbagai bidang pekerjaan.
Kementerian Perindustrian RI menyatakan bahwa pada 2030, Indonesia perlu 17 juta “high tech millennial” atau anak muda dengan kemampuan teknologi super canggih. Mereka ahli di bidang programming, web designing, technical–network engineering, government digital service, dan profesi masa depan lainnya.
Selain mahir dalam penggunaan teknologi, pemimpin milenial harus mengedepankan prinsip kerja dan nilai kerja sama, fleksibilitas, keterbukaan, kolaborasi dan open–minded terhadap kritik yang membangun.
Baca Juga: Jadi Pemimipin HARUS Punya 5+ Karakter Kepemimpinan Milenial Yang Dibutuhkan
Strauss Schwab, pelopor Revolusi Industri 4.0, menegaskan bahwa salah satu cara terbaik meningkatkan kualitas generasi, khususnya para milenial, yaitu mereformasi kebijakan pendidikan.
Karena kualitas sistem pendidikan menjadi faktor penentu terhada kuat atau lemahnya kualitas generasi muda di masa yang akan datang. Sistem pendidikan, perlu mendukung terciptanya generasi tangguh yang berjalan dengan perubahan namun tidak kehilangan ideologi dan kebangsaannya.
Lembaga pendidikan perlu membentuk sosok-sosok pemimpin milenial yang siap menantang isu perkembangan industri dan teknologi.
5 Tujuan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
Mempertajam tujuan LDK di era digital ini, perlu diketahui jika ada lima fungsi yang perlu diperhatikan, antara lain:
#1 Keorganisasian
Tujuan dari LDK adalah mempelajari segala hal tentang organisasi. Mulai dari struktur organisasi hingga alur pelaksanaan kegiatan. Dengan mengikuti LDK, seseorang akan memahami seperti apa yang dimaksud organisasi.
Pada pelatihan tentang organisasi, kita dapat belajar bagaimana cara berkomunikasi secara ideal dalam suatu organisasi.
Untuk dapat memahami hal ini, umumnya dalam kegiatan LDK peserta akan dibagi ke dalam beberapa tim, dan setiap kelompok akan memiliki tugas masing-masing yang harus diselesaikan secara bersama-sama.
Peserta LDK akan belajar bagaimana cara memimpin suatu organisasi dengan berbagai kemungkinan yang akan dihadapi seseorang ketika memimpin suatu organisasi. Kita akan dilatih bagaimana cara dalam membuat atau menyusun sebuah rencana, mengolah sebuah konsep hingga membuat mekanisme teknisnya.
Tentu, dalam menyelesaikan tugas tim itu, peserta juga akan belajar bagaimana mengatur komunikasi dengan anggota tim sehingga aktivitas yang ditugaskan dapat tereksekusi dengan baik. Oleh sebab itu, kita dapat merasakan sendiri bagaimana cara ideal untuk membentuk komunikasi yang baik.
#2 Melatih Kepercayaan Diri
Seperti namanya, kepercayaan pada diri itu datang dari dalam diri. Dengan pelatihan kegiatan LDK, rasa percaya diri seseorang dapat terpicu.
Karena seorang pemimpin harus bisa percaya pada kemampuan dan kelebihannya, maka latihan dasar kepemimpinan pada umumnya akan menyampaikan berbagai materi yang mendukung dan memotivasi diri seseorang untuk menemukan kelebihan dalam dirinya.
Disini, setiap peserta akan didorong keaktifannya, selama kegiatan LDK disampaikan.
Inteaksi dan bertanya jawab, memunculkan topik-topik yang mengasah cara pikir kritis yang sangat disukai oleh generasi milenial, membuat para peserta dapat menghadapi kekawatirannya akan rasa takut gagal dan penilaian orang terhadap kita.
Peserta yang mau meningkatkan rasa percaya dirinya, LDK merupakan sarana untuk seseorang lebih berani menyampaikan pendapat. Sekalipuan setelah LDK, kita tidak langsung berubah menjadi sosok yang vokal. Tetapi, saat kita berada di lingkup kelompok kecil, kita cenderung berani mengungkapkan pendapat.
#3 Belajar Menyelesaikan Masalah
Dalam kegiatan LDK, peserta juga akan mengikuti beberapa permainan. Bukan asal permainan sebagai hiburan tetapi sebuah game yang memiliki fungsi melatih cara berpikir untuk menyelesaikan masalah.
Para peserta harus menyelesaikannya sesi permainan dengan cara-cara tertentu yang akan memicu daya pikir kita.
Beberapa permainan yang benar-benar mudah dimainkan sebagai pemanasan, tetapi tingkat kesulitan akan bertambah sesuai dengan instruksi. Tantangan tiap permainan itu akan berbeda-beda, ada permainan yang bisa diselesaikan personal dan ada yang mengharuskan para peserta bekerja sama.
Setiap rangkaian permainan memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing. Inti dari setiap tantangan permainan adalah agar peserta memahami cara menyelesaikan permasalahan itu bisa berbeda-beda.
Namun bingkai pemecahan masalah dalam LDK diatur dalam permainan agar peserta dapat memahami dengan cara yang menyenangkan.
#4 Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Berpikir kritis dan kreatif, menjadi salah satu ciri anak-anak generasi baru. LDK dapat membantu menyalurkan dan mengasah seseorang untuk mengunakan logika dan pemahamannya dalam berpikir dan mengkritisi sesuatu.
Terlebih lagi dalam melihat suatu masalah dalam berbagai sudut pandang dan kemungkinan.
Mengasah kemampuan berpikir, tersaji dengan mengalirnya sesi demi sesi setiap rangkaian kegiatan latihan dasar kepemimpinan. Para fasilitator akan mengarahkan kita untuk melihat segala kemungkinan yang bisa kita ambil dengan menggunakan pemikiran kita.
Hal ini akan berdampak pada peningkatan keberanian kita dalam mengekspresikan diri, membuat sebuah solusi yang solutif dan kreatif.
Setelah mengikuti kegiatan LDK, para peserta diharapkan akan mampu mencari solusi dengan cara berpikir berbeda dari sekitar dan anggota kelompok lainnya. Hal ini dapat menjadikan seseorang memiliki pola pikir jauh ke depan dan bisa mengantisipasi permasalahan.
#5 Mengasah People Skill
Pelatihan people skill atau keterampilan bersosialisasi, sederhananya adalah keterampilan dalam berhadapan dengan orang lain dengan cara yang tepat sehingga lawan bicara akan selalu nyaman saat berhadapan dengan diri kita.
Keterampilan ini akan sangat berguna dalam kehidupan, baik saat di lingkungan sosial maupun sebagai bekal untuk masa depan di lingkungan yang lebih luas. Sebab, dengan mampu menerapkan keterampilan ini, kita akan mengerti bagaimana menghadapi orang lain tanpa membuatnya risih atau terganggu atas keberadaan kita.
Baca Juga: CEO Hebat Berbicara: Ini Tips Kepemimpinan Praktis yang Perlu Diketahui
Keterampilan ini juga dapat membuat kita memahami perilaku orang lain saat berbicara atau berhadapan dengan kita. Dengan begitu, kita dapat mengerti apa yang dimaksud lawan bicara tanpa harus berbincang secara panjang lebar.
Keterampilan tidak diajarkan secara langsung oleh fasilitator, tetapi keterampilan ini juga terdapat dari tujuan masing-masing permainan kepemimpinan yang ada di dalam rangkuman kegiatan LDK.
LDK sebagai dasar atau bekal yang bertujuan mendidik, melatih baik mental maupun fisik dalam rangka mempersiapkan generasi untuk calon-calon pemimpin yang tangguh juga berkarakter. Maka setiap materi latihan dasar kepemimpinan yang disiapkan oleh fasilitator akan terbagi dalam pelatihan fisik, mental dan hiburan (games).
Kegiatan baris-berbaris, upacara, olahraga, jelajah alam atau halang rintang dan pengetahuan secara teoritis mengenai kepemimpinan akan menjadi sebuah pengalaman baru yang tidak terlupakan oleh para calon pemimpin.
Itulah hal-hal yang akan Sobat Finansialku peroleh dari Latihan Dasar Kepemimpinan atau LDK. Tentu hal ini pasti akan memberikan manfaat yang besar bagi Sobat Finansialku. Jangan lupa bagikan artikel ini pada kawan dan saudaramu ya. Terima kasih.
Editor: Maria Christianti
Sumber Referensi:
- Redaksi. 20 Maret 2019. Kesiapan, Gaya dan Tantangan Kepemimpinan Muda 4.0. Nasional.sindonews.com – https://bit.ly/3fuFgM6
- Muhammad Khairil. 24 Juni 2016. Ikut LDK Bisa Bikin Kamu Jadi Calon Pemimpin Masa Depan. Quipper.com – https://bit.ly/37BrDHW
dilema besar