Teladan Kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan

Teladan Kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan

Ingin tahu seperti apa kisah kepemimpinan seorang Mu’awiyah bin Abu Sufyan, pemimpin bijaksana dan politikus ulung yang wajib kamu petik hikmahnya?

Kali ini Finansialku akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dekat Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang kisahnya bisa dijadikan contoh positif, terutama dalam segi kepemimpinan. Jadi, simak terus artikel ini.

 

Mu’awiyah bin Abu Sufyan, Tokoh Pemimpin yang Menginspirasi

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan umat Islam pada saat itu digantikan oleh para sahabat-sahabatnya. Dimulai dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, hingga Hasan bin Ali.

Namun, ada satu sahabat nabi yang juga memiliki sifat teladan serta jiwa kepemimpinannya yang sangat luar biasa.

Beliau adalah khalifah ke-6 dari umat Islam yakni Mu’awiyah bin Abu Sufyan, sekaligus khalifah pertama setelah masa Kulafaur Rasyidin.

Lalu, seperti apa kisah teladan dan menginspirasi dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan? Kali ini Finansialku akan menjabarkannya secara komprehensif. Tanpa berlama-lama, berikut ini adalah pembahasannya.

 

Biografi Singkat Mu’awiyah bin Abu Sufyan

Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam beberapa catatan sejarah, lahir dua tahun menjelang Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi seorang nabi.

Di sisi lain terdapat Riwayat yang menyebutkan bahwaa beliau dilahirkan 4 tahun menjelang kenabian Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, diketahui bahwa Mu’awiyah memeluk Agama Islam bersama kedua orang tuanya yang bernama Abu Sufyan bin Harb dan Hindun binti Utbah.

Akan tetapi di awal keislamannya, Mu’awiyah menyembunyikan statusnya tersebut hingga terjadi peristiwa Fathu Makkah (pembebasan Mekkah).

Sebab, Kota Mekkah masih dikuasai oleh orang-orang Quraisy yang memusuhi Nabi Muhammad SAW dan Islam.

Uniknya, Mu’awiyah dilahirkan dari keluarga yang begitu membenci Rasulullah SAW, termasuk ayah dan ibunya. Bahkan sang ayah Abu Sufyan saat itu berstatus sebagai pemimpin Suku Quraisy yang memusuhi Nabi Muhammad SAW.

Teladan Kepemimpinan Mu'awiyah bin Abu Sufyan 01 - Finansialku

[Baca Juga: Belajar Sabar dari Kisah Teladan Nabi Yusuf yang Pemaaf]

 

Sehingga, di awal keislamannya pun Mu’awiyah harus merahasiakannya terlebih dahulu hingga kondisinya memungkinkan. Walau pada akhirnya, seluruh keluarganya memutuskan untuk menganut Agama Islam.

Mu’awiyah sendiri merupakan sosok yang cukup unik. Di dalam sebuah karya berjudul “Mu’awiyah bin Abu Sufyan”, seorang sejarawan Muslim Ali Muhammad Ash-Sallabi menceritakan bahwasannya Mu’awiyah merupakan lelaki tampan dengan perawakan yang tegap dan berwibawa.

Bahkan sahabat Rasulullah SAW, yakni Umar bin Khattab menyatakan bahwa Mu’awiyah memiliki gaya layaknya seorang raja. Akan tetapi kesaksian beliau tidak berkonotasi negatif, melainkan hanya menggambarkan sifat asli Mu’awiyah.

Hal itu cukup masuk akal, mengingat Mu’awiyah merupakan keturunan orang terpandang atau bangsawan. Karena sebelumnya sang ayah sempat menjabat sebagai pemimpin Quraisy yang memusuhi Rasulullah SAW.

 

Peran Aktif Mu’awiyah Di Awal Perkembangan Islam

Mu’awiyah bin Abu Sufyan sendiri bukanlah orang biasa, melainkan salah satu sosok yang cukup berpengaruh dalam perkembangan Islam.

Wibawa yang terpancar dalam dirinya senantiasa terinterpretasikan terhadap sikap yang beliau perlihatkan dalam kehidupan nyata.

Beliau mengawali perannya dalam sejarah Islam sejak zaman kenabian berlangsung. Mu’awiyah merupakan salah satu pencatat wahyu serta selalu ikut dalam beberapa pertempuran penting. Salah satunya adalah Perang Hunain.

Selain itu, setelah Rasulullah SAW wafat dan khalifah digantikan oleh Abu Bakar As-Sidiq, Mu’awiyah masih ikut berpartisipasi di barisan depan dalam beberapa pertempuran.

Salah satunya adalah perang Yamamah melawan seorang pembohong bernama Musailamah yang mengaku sebagai seorang nabi.

Peran seorang Mu’awiyah pun semakin krusial pada saat posisi khalifah diisi oleh Umar bin Khattab. Ia diberi tugas untuk membebaskan sebuah wilayah di Palestina bernama Qaisariyah.

Dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pasukan Muslim mampu membebaskan wilayah tersebut.

Kemudian, Mu’awiyah diberi amanah untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur Damaskus yang ditinggal oleh Yazid bin Abu Sufyan karena meninggal dunia akibat terserang wabah penyakit thalun.

Teladan Kepemimpinan Mu'awiyah bin Abu Sufyan 02 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Zubair bin Awwam: Utang, Kesabaran, Kekayaan]

 

Akan tetapi, kecemerlangannya membuat khalifah Usman bin Affan justru mengamanahkan jabatan yang lebih tinggi, yakni gubernur wilayah Syam. Cakupan wilayahnya pun meliputi Syria dan Palestina,

Selain daerah kekuasaan yang sangat luas, kapabilitasnya sebagai seorang pemimpin menjadikan dirinya sebagai gubernur yang sangat penting di era khalifah Usman.

Setelah Usman bin Affan wafat karena dibunuh, Mu’awiyah menjadi salah satu kandidat khalifah bersama Ali. Pada akhirnya Ali bin Abi Thalib yang lebih dipercaya oleh kaum Muslimin untuk menjabat sebagai khalifah menggantikan Usman.

Akan tetapi pada saat ini, terjadi silang pendapat antara Mu’awiyah dengan Ali. Hal tersebut dipicu masalah perbedaan pandangan mengenai perlakuan terhadap pembunuh khalifah Usman bin Affan.

Hingga puncaknya, wilayah Syam menyatakan tidak ber-baiat (sumpah setia) kepada Ali.  

Setelah Ali wafat, kekhalifahan sempat digantikan oleh putranya, Hasan bin Ali. Sebab, para sahabat dan umat menyatakan bahwa Hasan layak untuk menjabat di kursi Khalifah.

Akan tetapi, selang 6 bulan kemudian, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.

Pada akhirnya, Mu’awiyah pun dipercaya untuk menjadi khalifah. Kepemimpinan Mu’awiyah juga menandakan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin dan beralih ke masa Mulkan Adlan.

 

Kemajuan dan Prestasi Mu’awiyah bin Abu Sufyan Saat Menjabat Khalifah

Selama menjabat sebagai seorang khalifah, ada banyak sekali pencapaian serta kemajuan yang berdampak pada kehidupan masyarakat pada masa itu. Nah, beberapa kemajuan dan prestasi tersebut antara lain:

 

#1 Bidang Administrasi

Mu’awiyah bin Abu Sufyan cukup concern terhadap aspek administrasi, terutama segala hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.

Masyarakat pada saat itu bisa mendapatkan akses pelayanan publik yang sangat baik dengan didirikannya beberapa lembaga administrasi seperti Departemen Pencatatan (Diwanul Khatam), pelayanan pos publik, hingga percetakan mata uang, dan masih banyak lagi.

 

#2 Bidang Kebudayaan

Kebudayaan menjadi salah satu representasi dari sebuah peradaban yang sangat penting untuk dilestarikan.

Mu’awiyah cukup memberikan perhatian terhadap sektor yang satu ini. Sehingga, kebudayaan umat Islam mampu berkembang dengan sangat pesat.

Seperti pada seni rupa, seni suara, seni sastra, arsitektur, dan masih banyak lagi.

Teladan Kepemimpinan Mu'awiyah bin Abu Sufyan 03 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Utsman Bin Affan, Sahabat Nabi yang Kaya & Khalifah Ketiga]

 

#3 Seorang Diplomat yang Andal

Selain kecemerlangannya sebagai seorang pemimpin, Mu’awiyah bin Abu Sufyan adalah sosok yang memiliki kemampuan diplomatik yang luar biasa.

Bahkan, kemampuannya yang satu ini telah diakui, salah satunya oleh Nicholsan melalui bukunya berjudul “Literaty History Of The Arabs”.

Di sini, Nicholsan bahkan berani menyebutkan bahwa kemampuan diplomasi Mu’awiyah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan seorang politikus terkenal asal Perancis bernama Richelieu. ‘

Tidak hanya itu, menurut Nicholsan, Mu’awiyah juga sama hebatnya dengan seorang tokoh politik bernama Oliver Cromwell yang berhasil membubarkan parlemen Inggris.

Kecakapannya dalam berdiplomasi juga terlihat dalam keberhasilannya memimpin kekhalifahan Islam pada saat itu.

 

#4 Mendirikan Pondasi Daulah Umawiyah

Mu’awiyah bin Abu Sufyan adalah tokoh utama yang mendirikan pondasi Daulah Umawiyah.

Daulah/negara Islam ini memiliki kedaulatan yang sangat kuat, cakupan wilayah yang sangat luas, hingga kemajuan dalam segi ilmu pengetahuan.

Tidak hanya itu, umat Islam juga memiliki kekuatan dalam segi militer dengan berhasil memenangkan beberapa pertempuran.

Yakni mengusir tentara Byzantium, hingga mengalahkan pasukan Romawi, dan menaklukan Pulau Cyprus serta Rhodus di Laut Tengah.

 

#5 Kebijakan Mu’awiyah bin Abu Sufyan

Selain itu, ada beberapa kebijakan penting yang dilakukan oleh Mu’awiyah saat masih menjabat menjadi seorang khalifah, antara lain:

  • Memindahkan pusat pemerintahan ke Damaskus
  • Mengubah sistem pemerintahan dari khilafah menjadi monarki
  • Pemberian penghargaan terhadap orang-orang berjasa
  • Menumpas pemberontak
  • Pembaruan dalam bidang administrasi

 

Setelah kurang lebih 40 tahun menjalankan profesinya sebagai khalifah, Mu’awiyah bin Abu Sufyan pun wafat pada pertengahan Bulan Rajab di usianya yang menginjak 78 tahun.

 

banner -perencanaan keuangan usia 30an

 

Pentingnya Jiwa Kepemimpinan Untuk Meraih Kesuksesan

Kepemimpinan, merupakan salah satu sifat yang tertanam dalam diri setiap insan. Apalagi, manusia notabenenya adalah makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya untuk bisa mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini.

Jiwa kepemimpinan sangatlah penting untuk selalu kamu asah. Sebab, hal itu akan menjadi aset yang sangat penting, terutama sebagai salah satu jalan untuk meraih kesuksesan.

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa jiwa kepemimpinan sudah seharusnya kamu pupuk dalam diri.

 

#1 Memunculkan Sifat Tegas

Selama itu benar, sudah seharusnya kamu bertahan terhadap pendirianmu. Jangan terpengaruh oleh hasutan orang lain apalagi berhasil dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Oleh karenanya ketegasan sangat diperlukan.

Dengan mengasah jiwa kepemimpinanmu, sifat tegas juga akan terasah dengan baik.

 

#2 Suka Akan Tantangan

Tantangan menjadi hal yang lumrah dalam upaya seseorang meraih kesuksesan. Sehingga, kesempatanmu untuk sukses akan jauh lebih besar jika kamu berani menghadapi segala bentuk tantangan.

Teladan Kepemimpinan Mu'awiyah bin Abu Sufyan 04 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses Abu Bakar Ash Siddiq, Sahabat Rasulullah Terkaya]

 

#3 Senantiasa Belajar dari Kesalahan

Kesuksesan seseorang juga ditentukan dengan seberapa besar kemampuannya dalam menyikapi sebuah kegagalan. Dengan jiwa kepemimpinan yang baik, maka kamu bisa menyikapi kegagalan tersebut dengan lebih dewasa.

Pemimpin yang baik akan semakin kuat dengan kegagalan yang dialaminya, bukan sebaliknya.

 

#4 Memiliki Visi yang Jelas Untuk Masa Depan

Masa depan bukanlah hal yang harus dipasrahkan, melainkan masa depan adalah hal yang perlu direncanakan.

Pemimpin yang sukses harus memiliki sebuah rencana yang baik, matang, dan realistis sebagai bekal untuk menyambut masa depan.

Dan semua itu tervisualisasikan dengan baik melalui sebuah visi. Dengan visi tersebut, kamu sudah memiliki target yang kemudian harus terealisasi dengan baik.

 

#5 Memiliki Tekad yang Kuat

Sudah pasti jiwa kepemimpinan dapat memicu tekad seseorang untuk meraih apa pun yang telah ditargetkan. Sebab, tekad itu sangat penting sebagai pendorong terealisasinya semua visi atau rencana yang telah kamu susun dengan baik dan matang.

Pemimpin yang sukses, sudah pasti memiliki tekad yang kuat dan fokus tinggi dalam merealisasikan setiap hal yang telah ia rencanakan sebelumnya.

 

Kesimpulan

Kisah kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan merupakan teladan yang sangat penting untuk dipetik pelajarannya oleh kita semua.

Apalagi jika berhubungan dengan aspek kepemimpinan, di mana ia sukses menjadi seorang pemimpin yang perannya tercatat dalam tinta sejarah hingga saat ini.

Mu’awiyah bin Abu Sufyan adalah satu dari banyak sekali contoh yang berhasil mengasah jiwa kepemimpinannya dan sukses menjadi seorang pemimpin terbaik pada masanya.

Bahkan karyanya mampu memberikan pengaruh positif hingga 1000 tahun lebih setelah ia wafat.

 

Satu hal yang perlu diketahui, semua orang memiliki potensi untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang sukses.

Petiklah hikmah sebanyak-banyaknya dari kisah kepemimpinan Mu’awiyan bin Abu Sufyan dalam artikel ini sebagai pelajaran yang berharga.

Jadi, sudahkah kamu siap untuk memunculkan jiwa kepemimpinanmu? Jangan lupa untuk share artikel ini, semoga bermanfaat.

 

Sumber Referensi:

  • Ratna Ajeng Tejomukti. 25 Maret 2020. Mengenal Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Republika.co.id – https://bit.ly/3wv7Wxx
  • 4 Maret 2019. Sejarah Khalifah: Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Pemdiri Daulah Umayyah. Mainanews.net – https://bit.ly/3mnb0qQ
  • Dwi Setiyo Wijaksono. 2 November 2019. Diplomasi dan Kebijakan Politik Mua’wiyah. Kompasiana.com – https://bit.ly/3sWUikM

 

Sumber Gambar:

  •  1 – https://bit.ly/3sZCk13
  •  2 – https://bit.ly/3wGzSP7
  •  3 – https://bit.ly/3rYCrIU
  •  4 – https://bit.ly/3wIdtB5

dilema besar