Menjadi salah satu emiten ritel yang fokus di bisnis fashion, simak analisis bisnis PT Matahari Dept Store (LPPF) di tengah dan pasca pandemi ini.
Rubrik Finansialku
Efek Pandemi dan Prospek Bisnis Pasca Pandemi
Menjadi salah satu emiten ritel yang fokus pada bisnis fashion, Matahari menjadi peritel omnichannel sepenuhnya terus berkembang pesat, bahkan gerai online MATAHARI.com sekarang menjadi salah satu dari 3 portal mode teratas di Indonesia.
Meski demikian, kenyataan pencapaian tersebut tidak meluputkan emiten dari tekanan pandemi di 2020 ini.
Penurunan drastis penjualan akibat penutupan dan pembatasan jam operasional di masa PSBB membuat laba perusahaan turun hingga 89% dibanding periode yang sama di tahun 2019.
Perseroan sedang mengejar dua prioritas strategis, yakni menyelesaikan dalam transisi ke operasi omnichannel sepenuhnya dan menumbuhkan bisnis gerai format besar. Prospek tersebut memungkinkan Perseroan untuk menjaga pertumbuhan selagi menyikapi transformasi di lingkungan ritel.
[Baca Juga: Prospek Bisnis Emiten Tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL)]
Sejumlah pengecer internasional telah memasuki Indonesia dalam dekade terakhir, hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan Indonesia yang konsisten dan prospek ritel yang positif.
Termasuk diantaranya AEON, Lotte dan Parkson Retail Group (melalui akuisisi Centro), yang semuanya telah hadir di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya, meskipun tidak ada yang memiliki jaringan nasional.
Potensi kuat di kelas menengah Indonesia juga telah menarik perhatian pengecer toko khusus seperti Uniqlo, H&M, Bershka, Stradivarius dan Payless. Namun, seperti toko format yang lebih besar, kehadiran mereka sebagian besar terbatas pada Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Denpasar dan beberapa kota besar lainnya.
Momentum e-commerce yang berkembang pesat telah mengganggu lanskap ritel Indonesia. Sebagian besar perubahan ini didorong oleh milenial, yang merupakan salah satu segmen yang tumbuh paling cepat dari kelas menengah, dan yang merasa nyaman dengan menggunakan teknologi digital untuk mengakses terkait informasi, hiburan dan kebutuhan belanja mereka yang semakin meningkat.
Meningkatnya perdagangan di pasar online membuktikan perubahan dalam kebiasaan berbelanja.
Selain itu, saat ini pakaian jadi adalah segmen terbesar kedua setelah bepergian, dengan 14,6% dari pasar e-commerce di Indonesia, menurut J.P. Morgan. Sementara itu, belanja online untuk fashion dan kecantikan tumbuh sebesar 18% dari 2017 hingga 2018 (Statista).
Walaupun masa pandemi memberikan tantangan bagi masa depan emiten, namun LPPF sedapat mungkin meningkatkan seluruh pengalaman berbelanja dengan mendekatkan sistem online dan offline; untuk tujuan ini, ke depannya LPPF melakukan pemenuhan toko dengan fitur ‘click and collect‘.
Matahari juga menyampaikan melalui Annual Report 2019 mereka akan terus mengoptimalkan kehadiran di berbagai jalur dan platform, termasuk program Matahari Rewards, agar lebih dekat dengan pelanggan sehingga dapat melakukan peningkatan berbasis data untuk produk dan layanan Matahari.
Dengan jumlah outlet yang beroperasi pada akhir 2020 nanti adalah sebanyak 147 dari sebelumnya 153 emiten ini tidak akan melakukan pembukaan outlet-outlet baru pada kuartal IV/2020 dan kuartal I/2021 mendatang.
[Baca Juga: Umumkan Komisaris Anyar, Saham Matahari Dipegang Auric Capital]
Dari 147 outlet yang beroperasi, 23 diantaranya dimasukkan dalam daftar pengawasan guna mengkaji kinerja dan profitabilitas. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan performa outlet-outlet tersebut.
Hal ini karena kebijakan PSBB dan keputusan tersebut menyebabkan masyarakat mengurangi kunjungannya ke mal-mal yang pada akhirnya akan membuat trafik pengunjung di LPPF akan kembali berkurang.
Upaya penutupan beberapa gerai yang kinerjanya kurang memuaskan hingga Juli, Matahari Department Store juga tetap membuka tiga gerai baru pada Mei dan Juli.
Kini, Matahari mengelola 154 gerai yang beroperasi di 76 kota. Gerai-gerai baru tersebut memiliki pembaharuan seperti penyederhanaan kategori produk, mengelompokkan produk berdasarkan demografinya, hingga penyediaan ruang lebih berdasarkan analisis kontribusi penjualan.
Kinerja Keuangan Matahari Department Store (LPPF)
Jika dilihat dari kinerja LPPF saat pandemi ini, perseroan sangat terkoreksi. Dari Laporan Keuangan Perseroan, LPPF di Q3 2020 SIMP mencatatkan kenaikan 54% total aset menjadi Rp 7,4 triliun dari posisi per 31 Desember 2019 sebesar Rp 4,8 triliun.
Total kas dan setara kas perseroan turun tipis menjadi Rp 1 triliun, dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp 1,1 triliun. Arus kas perusahaan masih cukup baik mengingat pandemi yang berdampak negatif terhadap kegiatan bisnis. LPPF juga masih mampu membayarkan kewajibannya ke vendor-vendor.
Dari sisi profitabilitasnya, LPPF mengalami peningkatan signifikan yang sejalan dengan pertambahan Aset, Aset yang naik hingga 54% dikarenakan LPPF menambah hutang. Liabilitas naik hingga 120% yakni sebesar Rp 6,6 Triliun
GPM LPPF yang mengalami penurunan seiring turunnya produksi dan penjualan, Pendapatan kotor Matahari mencapai Rp 5,9 triliun pada periode Januari-September 2020, turun 57,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan bersih juga turun 57,5 persen menjadi Rp 3,3 triliun. Matahari Dept Store mencatat penjualan terkoreksi 2 persen yoy dari sebelumnya terutama disebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Dari pos Ekuitas mengalami koreksi menjadi Rp 793 miliar. Emiten ritel fashion hingga kebutuhan rumah tangga ini akan tetap memberlakukan pengendalian biaya guna menjaga arus kas tetap likuid.
Perseroan juga tetap konservatif dalam melakukan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga akhir tahun.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 2,5x, saat ini dihargai undervalued karena dampak pandemi.
Untuk Price Earning Ratio SIMP ada di -3,7x yang menandakan LPPF lebih murah dibanding tahun lalu.
Untuk Return on Equity pada 2020 masih minus 68% dan PT Matahari Department Store Tbk., ini menandakan LPPF mencatatkan rugi yang dalam, sebesar (Rp 616 Miliar) per Q3 2020, pembukuan rugi bersih ini dikarenakan penurunan penjualan dan penutupan gerai LPPF dibeberapa tempat.
Gerai-gerai akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan kondisi pasar, yang performanya tidak baik akan ditutup.
Analisis Teknikal Matahari Department Store (LPPF)
Hingga perdagangan market Sesi I-18 Desember 2020 tren IHSG mengalami bullish tipis 0,03%. LPPF yang diperdagangkan pada harga 1440/lembar berhasil menguat lagi hingga 1,7%. LPPF mengalami downtrend selama semester pertama 2020.
Namun sejak 3 bulan terkahir, Pada November 2020 terlihat mulainya aksi beli terhadap emiten Ritel ini, sepertinya sentimen positif akhir tahun dan daya beli masyarakat tercermin dari tingkat Indonesia’s consumer confidence index yang juga meningkat.
Kenaikan penjualan LPPF jelang akhir tahun serta proses restrukturisasi yang membuahkan hasilnya pada 2021 menjadi sentimen positif.
Secara historikal harga 3 bulan terakhir LPPF berhasil menguat 26,1%, sedangkan secara YTD masih minus (65,6 %).
Untuk analisa teknikal short term terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu daily. Sejak vaksin dan Stimulus untuk pemulihan ekonomi ini membawa sentimen positif terhadap pasar saham domestik hingga global.
Jika melihat rentang daily, indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang menguat sejak November, ada kemungkinan akan terbentuk harga bullish namun masih terbatas.
Harapan bullish jika market berharap untuk window dressing dan prospek di tahun depan, namun hingga semester pertama 2021 masih diprediksi ada koreksi. indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) telah membentuk pola bullish di satu bulan terakhir, bila LPPF menembus resistancenya di 1528 akan menjadi semakin menarik hingga harga 1800.
Untuk yang ingin take profit disarankan jika sudah berbalik arah mencapai support-nya di rentang harga 1100-930.
Outlook LPPF Pasca Pandemi Covid19
Pandemi saat ini membuat sektor perdagangan dan ritel sangat tertekan, begitu juga dengan Matahari Department Store (LPPF) yang terkena dampak, sama dengan sektor trade lainnya dan pariwisata yang tertekan.
LPPF adalah saham yang tergantung dengan konsumsi masyrakat, walau penurunan saat ini memang karena tertundanya konsumsi masyarakat.
Di tahun ini Emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk. telah merampungkan pembelian saham PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU). perseroan telah membeli saham perusahaan yang nilainya material pada 13 November 2020.
Manajemen LPPF menjelaskan bahwa transaksi itu sebagai landasan hubungan strategis jangka panjang dengan NOBU. Perseroan meyakini investasi dan kemitraan akan membawa peluang potensial untuk mengembangkan bisnis di seluruh nusantara.
[Baca Juga: 10 Saham Blue Chip Terbaik di Indonesia dengan Cuan Terbesar]
LPPF memiliki kemampuan untuk menawarkan fitur layanan tambahan termasuk pembentukan ekosisitem digital untuk pelanggan dan juga perseroan dalam mendapatkan pendapatan tambahan.
Manfaat lain yang didapat perseroan yakni memperkuat jaringan rantai pasokan melalui fasilitas pembiayaan bagi pemasok dan pelanggan. Sinergi dari layanan bersama dan pengurangan beban perseroan atas pengambilan uang tunai dari gerai-gerai.
Terkait gerai Matahari Dept Store, Sepanjang tahun 2020 berjalan, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup; sedangkan tiga gerai format besar dibuka: rentang waktu Juli hingga September 2020, telah membuka dua gerai baru di The Park Mal, Depok, dan Ciputra Mal Tangerang. Saat ini Matahari mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia.
Rencana pemerintah untuk mengguyur bantuan kepada pekerja yang terdampak Covid-19 dinilai akan berangsur memulihkan kondisi penjualan beberapa emiten sektor ritel. Sejumlah emiten bahkan sudah mencetak kenaikan cukup signifikan pada perdagangan
Stimulus dari pemerintah ini untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta kemungkinan besar akan berdampak positif kepada emiten ritel dengan segmen penjualan kepada masyarakat menengah ke bawah. Segmen itu merupakat target pasar dari PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF).
Pada November 2020 terlihat mulainya aksi beli terhadap emiten Ritel ini, sepertinya sentimen positif akhir tahun dan daya beli masyarakat tercermin dari tingkat Indonesia’s consumer confidence index yang juga meningkat.
Kenaikan penjualan LPPF jelang akhir tahun serta proses restrukturisasi yang membuahkan hasilnya pada 2021 menjadi sentimen positif.
Bisnis LPPF memiliki tantangan dan peluang yang cukup besar ditengah digitalisasi saat ini.
Tokopedia dan Shopee yang menjadi Marketplace terkemuka saat ini sangat berdampak pada store offline.
UMKM terutama yang sudah masuk ke pasar digital, hingga pasar offline yang beberapa beralih ke online, walau sebenarnya offline tidak akan mati nantinya karena tergantung kebutuhan dan kenyamanan pembeli, maka untuk jangka panjang kita harus melihat bagaimana LPPF meninjau lebih lanjut mengenai preferensi pasar mereka, menyiapkan produk, berkolaborasi hingga sistem belanja yang sesuai dengan kebutuhan era saat ini.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kesimpulan
Kinerja yang tidak baik tahun ini, lalu prospek yang sejalan dengan cara berbelanja dan gaya hidup masa depan pasca pandemi akan berdampak pada bisnis LPPF.
Kenaikan penjualan LPPF jelang akhir tahun serta proses restrukturisasi yang membuahkan hasilnya pada 2021 menjadi sentimen positif jangka pendek. LPPF diprediksi masih akan melemah.
Walau pergerakan saat ini masih berada dalam bullish namun diperkirakan akan ada koreksi jangka pendek karena investor akan mencermati kebijakan terkait kekhawatiran lonjakan kasus infeksi Covid-19 dan masih akan fokus menanti perkembangan dijalankannya stimulus untuk pemulihan ekonomi.
Kemungkinan LPPF bisa mencetak penjualan hingga laba bersih di semester ke 2 tahun 2021, seiring dengan vaksin Covid19.
Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham LPPF dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Matahari Department Store (LPPF) (www.idx.co.id)
- com
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements LPPF, Sept 2020
- http://bit.ly/38fFNzp
- http://bit.ly/37vj7Mh
- http://bit.ly/37upC1Q
- http://bit.ly/3r7PecG
dilema besar