Gara-Gara BMRI Melepas Kepemilikan di AXA Insurance

Gara-Gara BMRI Melepas Kepemilikan di AXA Insurance

Baru-baru ini, BMRI kembali merencanakan pengurangan porsi sahamnya yang berada di PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) atau AXA Insurance.

Adapun rencana pelepasan saham MAGI tersebut, akan direalisasikan oleh BMRI pada tahun 2020 ini. Namun secara tidak langsung, rencana BMRI melepas saham MAGI itu cukup menimbulkan banyak pertanyaan bagi investor.

Apa yang menyebabkan BMRI akan melepas saham MAGI? Dan bagaimana dampaknya terhadap BMRI?

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

Sekilas Tentang BMRI

Berdiri secara resmi pada Oktober 1998, melalui penggabungan usaha 4 perbankan milik Pemerintah, diantaranya PT Bank Bumi Daya, PT Bank Dagang Negara, PT Bank Ekspor Impor Indonesia, dan PT Bank Pembangunan Indonesia.

4 usaha perbankan milik Pemerintah tersebut beroperasional secara aktif sejak Agustus 1999, setelah melalui fase peleburan menjadi satu entitas bernama Bank Mandiri.

Kemudian di tahun 2003, Bank Mandiri melakukan IPO untuk pertama kalinya.

 

Adapun untuk kegiatan bisnis BMRI hingga saat ini meliputi berbagai produk dan jasa utama yang terdiri dari: Produk simpanan (Tabungan, Deposito, Giro), Produk pinjaman (Kredit dan Kartu Kredit), dan juga berbagai Jasa layanan (Transaksi valuta asing dan surat berharga, layanan keagenan, remittance, trade service, cash management, bank garansi, dan bancassurance).

Untuk menjalankan kegiatan bisnisnya tersebut, BMRI didukung oleh 11 entitas anak usaha yang saling terintegrasi, seperti berikut ini:

Entitas Anak Usaha BMRI. Sumber: Laporan Tahunan BMRI 2018

 

Adapun dari keseluruhan anak usahanya tersebut, ada 4 entitas anak usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi pencapaian kinerja BMRI, yaitu:

Kontribusi Terbesar BMRI. Sumber: Laporan Tahunan BMRI 2018

 

Rencana Pelepasan Saham MAGI

Baru-baru ini beredar rumor bahwa BMRI akan segera merealisasikan pelepasan saham miliknya yang berada di PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI).

Namun, sebelum masuk pada pembahasan lebih jauh, perlu kita tahu bahwa pada awalnya, BMRI menggenggam sekitar 60% saham MAGI, sedangkan sisanya sebesar 40% dimiliki oleh AXA yang berkedudukan di Perancis.

Dalam pelepasan saham MAGI tersebut, BMRI akan melakukannya dalam dua tahap. Di mana tahap pertama BMRI sudah melepaskan sekitar 40% saham di MAGI dan dibeli oleh AXA, yang diselesaikan pada akhir tahun 2018 kemarin.

Itu artinya saat ini porsi kepemilikan saham BMRI di MAGI tersisa 20%. Namun sisa 20% saham milik BMRI tersebut, sudah tidak bisa dibeli lagi oleh AXA karena perusahaan asing hanya diperbolehkan menguasai maksimal 80% saham di perusahaan asuransi Indonesia.

Dan pada tahap yang kedua, BMRI akan melepaskan seluruh kepemilikannya dan juga akan melibatkan AXA Asia.  Di mana saat ini hanya tersisa kepemilikan 20% saham BMRI yang akan dilepas terhitung paling lama 5 tahun sejak 2018. Namun nampaknya, BMRI akan segera merealisasikannya di tahun depan.

 

Adapun alasan yang mendorong BMRI akan melepas kepemilikan saham nya di MAGI, lantaran kinerja Return on Equity (ROE) MAGI jauh lebih rendah dari ROE yang dihasilkan oleh BMRI. Di mana hingga saat ini diketahui ROE MAGI masih berada di kisaran 2%, sementara BMRI ROE nya sudah berada di atas 12%.

Seperti yang kita tahu, bahwa ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba dari dana yang diinvestasikan pemegang saham.

Dengan adanya rencana itu, ditambah lagi dengan jumlah porsi kepemilikan yang tersisa 20% itu, BMRI tidak lagi mengonsolidasikan Laporan Keuangan MAGI pada Kuartal II-2019 kemarin.

Kedepannya, jika BMRI sudah merealisasikan pelepasan sahamnya itu, BMRI juga akan mengurangi porsi sahamnya yang ada di beberapa anak usaha lainnya agar nantinya bisa dipindahkan ke anak usaha lain yang berpotensi besar.

Meskipun nantinya BMRI melepaskan MAGI secara keseluruhan, namun BMRI sendiri hingga saat ini masih memiliki perusahaan asuransi lainnya yakni AXA Mandiri Financial Service.

Untuk kita tahu, AXA Mandiri Financial Services yang bergerak di bidang asuransi jiwa dengan kepemilikan 51%, sedangkan 49% milik AXA.

 

Pencapaian Kinerja Keuangan Kuartal II-2019

Pada bagian sebelumnya, kita sudah lebih jelas mengenai kebenaran rumor yang beredar terkait dengan adanya rencana BMRI yang akan segera merealisasikan pelepasan keseluruhan pemilikan sahamnya di PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI).

Ternyata, BMRI tidak akan lagi menunggu hingga 5 tahun ke depan setelah realisasi tahap satu di 2018 kemarin. Sebaliknya, BMRI akan mempercepat proses pelepasan saham MAGI, paling lambat di tahun depan.

Untuk itu, ada baiknya jika kita juga melihat bagaimana kinerja BMRI di sepanjang Kuartal II-2019.

Dengan mengacu pada Laporan Keuangan Kuartal II-2019 Konsolidasi dan akan menggunakan sejumlah rasio perbankan di dalamnya, seperti berikut ini:

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

 

#1 Capital Ratio

Rasio Capital ini bisa diketahui dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Terlihat bahwa dari sisi kemampuan modal BMRI berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami pertumbuhan ketahanan modal, dari 20,64% di Kuartal II-2018 naik menjadi 21,01% di Kuartal II-2019.

Pertumbuhan itu memperlihatkan kenaikan daya tahan BMRI dalam menanggung risiko-risiko kerugian yang terjadi kemarin.

Ketahanan permodalan BMRI yang sebesar 21,01% di Kuartal II-2019 bisa dikatakan sangat baik, karena ketahanan modal BMRI ini berada jauh di atas batas minimal CAR yang sebesar 14%.

  BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
CAR/KPMM 21,01% 20,64%

Permodalan BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

#2 Profitability Ratio

Dengan CAR BMRI yang mengalami pertumbuhan, dari sisi profitabilitas pun BMRI masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. Di mana BMRI mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sekitar 6,07% YoY dari Rp 28,0 triliun di Kuartal II-2018, naik menjadi Rp 29,7 triliun di Kuartal II-2019.

Namun cukup disayangkan, karena Pendapatan Non Bunga Bersih BMRI harus merugi sebesar Rp 12,0 triliun per Kuartal II-2019.

Kendati harus merugi pada Pendapatan Non Bunga Bersihnya, namun ternyata BMRI masih mampu mencatatkan pertumbuhan pada Laba Bersihnya sekitar 11,57% YoY dari Rp 12,1 triliun di Kuartal II-2018 naik menjadi Rp 13,5 triliun di Kuartal II-2019.

Namun agak disayangkan lantaran ROE BMRI harus turun dari 16,58% di Kuartal II-2018 menjadi 15,70% di Kuartal II-2019.

Konsolidasi BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
Pendapatan Bunga Bersih Rp 29,7 triliun Rp 28,0 triliun
Pendapatan Non Bunga Bersih – Rp 12,0 triliun – Rp 12,2 triliun
Laba Bersih Rp 13,5 triliun Rp 12,1 triliun
ROE 15,70% 16,58%

Profitabilitas BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

#3 Asset Quality Ratio

Dari sisi asset quality yang berasal dari kredit, terlihat kualitas NPL Gross dan juga NPL Net BMRI yang juga semakin membaik. Terlihat dari menurunnya NPL Gross dari 3,13% di Kuartal II-2018 menjadi 2,64% di Kuartal II-2019, menunjukkan bahwa jumlah kredit kurang lancar BMRI menurun.

Begitu pula dengan NPL Net yang juga menurun dari 0,89% di Kuartal II-2018 menjadi 0,72% di Kuartal II-2019, menunjukkan bahwa jumlah kredit yang sudah jelas status macetnya semakin berkurang.

NPL Gross dan NPL Net BMRI bisa dikatakan sangat aman, lantaran berada jauh dari batas maksimalnya yang sebesar <5% untuk NPL Gross dan sebesar <2% untuk NPL Net.

Perbaikan asset quality ini berhasil, lantaran BMRI berhasil mengendalikan manajemen risiko dan juga perbaikan kualitas kredit diseluruh segmen bisnis BMRI.

Adapun salah satu buktinya, adalah pertumbuhan kredit rata-rata BMRI yang tumbuh sekitar 12,1% YoY. Dan juga ditopang oleh dua kegiatan bisnis utama, yakni Corporate dan Retail yang berfokus pada kredit mikro dan consumer.

  BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
NPL Gross 2,64% 3,13%
NPL Net 0,72% 0,89%

Kualitas Kredit BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

#4 Efficiency Ratio

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BMRI juga mengalami perbaikan. Di mana angka BOPO turun dari 67,09% di Kuartal II-2018 menjadi 66,58% di Kuartal II-2019.

Penurunan angka BOPO BMRI ini berada di bawah batas maksimalnya di level 70%. Penurunan BOPO tersebut, menunjukkan bahwa BMRI ini terbilang berhasil melakukan efisiensi operasionalnya di sepanjang Kuartal II-2019 kemarin.

  BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
BOPO 66,58% 67,09%

Efisiensi BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

#5 Rentability Ratio

Namun sampai dengan Kuartal II-2019 kemarin, BMRI harus mencatatkan penurunan NIM dari 5,51% di Kuartal II-2018 turun menjadi 5,49% di Kuartal II-2019. Artinya NIM BMRI turun tipis sekitar 2 bps. Hal ini tidak  terlepas dari faktor kenaikan suku bunga BI Rate sepanjang 2018 – 2019 Q1 lalu.

Sementara dari sisi penghimpunan dana, dilihat dari rasio CASA (Current Account Saving Account) BMRI, yang merupakan pembanding antara Dana Murah (Tabungan + Giro), dengan Total Dana Pihak Ketiga (Tabungan + Giro + Deposito).

Pada rasio CASA ini, BMRI sedikit mengalami peningkatan dari 64,10% di Kuartal II-2018 naik menjadi 64,36% di Kuartal II-2019. Kenaikan CASA BMRI tersebut, menunjukkan bahwa BMRI mampu menghimpun dana dengan cost yang lebih murah.

  BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
NIM 5,49% 5,51%
CASA (konsolidasi) 64,36% 64,10%

Rentabilitas BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

#6 Liquidity Ratio

Dari sisi LDR (Load to Deposit Ratio) yang merupakan rasio antara kredit dengan dana pihak ketiga. Di mana semakin tinggi rasio LDR, maka akan menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.

Pada rasio LDR ini, BMRI sendiri mengalami kenaikan LDR dari 94,17% di Kuartal II-2018 menjadi 97,94% di Kuartal II-2019. Kenaikan LDR BMRI tersebut, mengindikasikan kemampuan BMRI menyalurkan kredit yang semakin besar.

Kendati demikian, LDR BMRI ini masih berada jauh dari batas maksimal LDR yang ditetapkan oleh BI di level 110%.

  BMRI Kuartal II-2019 BMRI Kuartal II-2018
LDR 97,94% 94,17%

Liquidity Ratio BMRI Kuartal II-2019 VS Kuartal II-2018

 

Kesimpulan

Meski nantinya BMRI akan benar merealisasikan pelepasan saham miliknya di PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) di tahun depan. Nampaknya pelepasan saham MAGI itu, tidak akan memberikan pengaruh maupun dampak buruk terhadap kinerja BMRI secara keseluruhan.

Hal tersebut, setidaknya bisa terlihat dari kinerja BMRI yang terbilang masih sangat positif hingga saat ini.

Seperti halnya dari sisi kemampuan modal BMRI berdasarkan CAR yang mengalami pertumbuhan ketahanan modal, dari 20,64% di Kuartal II-2018 naik menjadi 21,01% di Kuartal II-2019.

Bahkan dari sisi kredit yang bermasalah juga semakin membaik, dengan NPL Gross yang turun dari 3,13% di Kuartal II-2018 menjadi 2,64% di Kuartal II-2019. Dan NPL Net yang juga turun dari 0,89% di Kuartal II-2018 menjadi 0,72% di Kuartal II-2019.

 

Sayangnya, hal yang tetap harus diperhatikan dari kinerja BMRI ini adalah penurunan NIM nya, yang tidak lain karena terpengaruh oleh peningkatan suku bunga acuan BI. Ditambah lagi rasio LDR BMRI yang mengalami kenaikan LDR dari 94,17% di Kuartal II-2018 menjadi 97,94% di Kuartal II-2019, yang artinya BMRI cukup optimal.

Adapun secara valuasi, pada saat artikel ini ditulis BMRI sedang diperdagangkan pada harga 7400-an. Harga saham itu mencerminkan Valuasi PER 12,6x dan PBV 1,8x.

Jika dibandingkan dengan Bank BUKU IV lainnya, valuasi BMRI lebih murah ketimbang BBCA (PER 28,3x dan PBV 4,6x) dan BBRI (PER 15,3x dan PBV 2,6x), namun masih belum lebih murah dibandingkan dengan BBNI (PER 9,2x dan PBV 1,2x).

 

Mempertimbangkan semua faktor di atas, apakah menurut Anda BMRI ini layak untuk invest saat ini? Silakan beri komentar dan pendapat Anda pada kolom di bawah ini, terima kasih!

 

Komunitas Saham

 

Sumber Referensi:

 

Sumber Gambar:

  • Bank Mandiri – https://bit.ly/39L7NuU

dilema besar