Jokowi ungkapkan kemarahannya pada para menteri dalam video siding paripurna di Istana Negara 18 Juni lalu hingga ancam reshuffle kabinet.
Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Jokowi Geram Ancam Reshuffle Melihat Kerja Lamban Para Menteri!
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahannya pada menteri dan pimpinan lembaga negara lantaran tak maksimal bekerja di tengah pandemi virus corona.
Kegeraman Jokowi ini terjadi saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 18 Juni lalu. Namun rekaman video sidang itu baru diunggah dalam akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (26/06) kemarin.
Tak pernah terduga, suara Jokowi terdengar meninggi dan ia beberapa kali menyebut bakal mengambil langkah yang luar biasa keras untuk menghadapi Covid-19, salah satunya tak segan untuk perombakan kabinet atau reshuffle.
Jokowi menilai sejauh ini tak ada perkembangan signifikan dari kerja anak buahnya dalam menghadapi krisis akibat hantaman Covid-19.
“Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis,” tegas Jokowi.
Selain itu juga, mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun tak segan jika harus mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) maupun Peraturan Presiden (Perpres) agar penanganan Covid-19 lebih maksimal.
“Saya harus ngomong apa adanya. Nggak ada progress yang signifikan, enggak ada. Kalau minta perppu, saya buatin lagi perppu, asalkan untuk rakyat, untuk negara saya pertaruhkan reputasi politik saya,” kata Jokowi sebagaimana mengutip dari CNN Indonesia, Senin (29/06).
[Baca Juga: IMF Proyeksikan 10 Negara Ini Pulih Cepat Dari Covid-19, Indonesia?]
Jokowi lantas melontarkan ancaman reshuffle kepada para pembantunya yang dianggap masih bekerja begitu-begitu saja dalam situasi krisis.
“Langkah extra ordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintah akan saya buka,” katanya.
“Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan,” tegasnya dikutip dari CNBC Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan reshuffle perlu dilakukan Jokowi jika pertumbuhan ekonomi jeblok dan sebaran Covid-19 masih tinggi pada kuartal II-2020.
“Jadi sampai nanti hasil data rilis BPS itu penting, jadi untuk menunjukkan mana yang sebenarnya jadi penyebab ekonomi tetap semakin buruk dan kenapa pandemi agak sulit diturunkan dalam waktu yang sudah cukup lama,” kata Tauhid sebagaimana mengutip dari Detikcom.
Di tengah krisis pandemi seperti ini, Tauhid bilang, dibutuhkan orang yang kerja cepat, out of the box dan berani mengambil risiko.
Jika menterinya saja tidak bisa berkoordinasi secara langsung, maka dinilai bisa memperlambat program yang berjalan.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel diatas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Sumber Referensi:
- Admin. 29 Juni 2020. Ancam Reshuffle dan Marah Jokowi pada Kinerja Lamban Menteri. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3gjUmVd
- Chandra Gian Asmara. 29 Juni 2020. Jokowi Marah! Ancam Reshuffle, Ada Corona tapi Kerja Normal. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3ilL7pg
- Anisa Indraini. 29 Juni 2020. Perlukah Jokowi Reshuffle Menteri Ekonomi? Detik.com – https://bit.ly/3g4DfGH
- Rakhmat Nur Hakim. 28 Juni 2020. Jengkel akan Kerja Menteri, Jokowi Sampaikan Ancaman Reshuffle. Kompas.com – https://bit.ly/3gbgilh
Sumber Gambar:
- Joko Widodo 01 – https://bit.ly/2NH09HK
- Joko Widodo 02 – https://bit.ly/3idqRWA
dilema besar