Sri Mulyani nyatakan dampak covid-19 menyeret turun ekonomi global di tahun 2020, menjadikannya kondisi terburuk selama 150 tahun terakhir.
Yuk! baca selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut.
Ekonomi Global Tumbuh Negatif Dihantam Covid-19
Ekonomi sejumlah negara mengalami penurunan hebat akibat dihantam pandemi Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dampak pandemi virus corona dirasakan merata di hampir semua negara sepanjang 2020.
Dari laporan tahun lalu, ekonomi 170 negara tercatat tumbuh negatif, termasuk Indonesia yang mengalami kontraksi 2,07 persen, penurunan ini merupakan kontraksi terdalam terjadi pada kuartal II 2020 yang mencapai 5,3 persen.
“Seratus tujuh puluh negara mengalami kontraksi ekonomi tahun 2020 dan ini kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir. Itu studi Bank Dunia,” jelas Sri Mulyani, seperti dilansir dari Swa.co.id.
Sri Mulyani membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih lebih baik dibandingkan negara-negara G20.
Diketahui, Perancis minus 9 persen, Inggris minus 10 persen dan Italia minus 9,2 persen. Kondisi yang sama dialami negara ASEAN lainnya seperti Singapura minus 6 persen, Filipina minus 9,6 persen dan Malaysia 5,8 persen.
Kemudian jika dibandingkan dengan negara-negara Organization Islamic Corporate (OIC) seperti Iran minus 1,5 persen, Kuwait minus 8 persen, Nigeria minus 3,2 persen, dan Qatar minus 4,5 persen, maka Indonesia masih dalam kondisi relatif baik.
[Baca Juga: Kemenkeu Optimis Ekonomi Kuartal II 2021 Bisa Capai 8%]
Oleh karena itu, Sri Mulyani bilang kondisi tersebut membuat pemerintah harus mengambil kebijakan yang luar biasa dengan memperhatikan semua bidang.
Kata dia, berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober 2020, total ada dana stimulus sebesar 11,7 triliun dolar Amerika yang telah digelontorkan untuk penanganan corona di seluruh dunia.
Sementara Indonesia telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp695,2 triliun untuk penanganan corona tahun lalu.
“Kebijakannya adalah melindungi rakyat yang paling rentan. Karena dengan ekonominya tidak bergerak maka masyarakat kita menderita, terutama kelompok 40 persen ke bawah,” tambahnya.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia memiliki sejumlah peluang di tengah kontraksi ekonomi dunia.
Bhima bilang salah satunya dengan menjadi basis produksi dari barang-barang berteknologi tinggi seperti mobil listrik, energi terbarukan dan produk elektronik.
“Dari sisi lokasi kedekatan dengan sumber daya dan bahan baku Indonesia lebih unggul, misalnya soal mobil listrik dan pabrik baterai akan butuh nikel. Indonesia punya cadangan nikel yang besar,” jelasnya, mengutip dari Voaindonesia.com.
Bhima juga menilai Indonesia mampu melakukan ekspansi di bidang startup digital ke sejumlah negara di ASEAN. Sebagai contoh Gojek di Vietnam, Malaysia, Singapura.
Menurutnya, kenaikan ekonomi digital di kawasan akan mendorong sisi ekspor dan pendapatan masyarakat di banyak negara.
Meski begitu, Bhima mengatakan pemerintah perlu membuat sejumlah kebijakan untuk memaksimalkan peluang tersebut, mulai dari pengurangan biaya logistik, bunga kredit yang rendah, dan peran pemerintah daerah dalam mendukung investasi yang berkualitas.
Dengan kebijakan tersebut, Bhima memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh positif pada tahun ini.
Apa pendapatmu Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berdiskusi lewat kolom komentar di bawah ini.
Bagikan informasi ini lewat berbagai platform yang tersedia, kepada kawan atau sanak-saudara mu, agar mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.
Sumber Referensi:
- Redaksi. 07 April 2021. Sri Mulyani: Ekonomi 170 Negara Tumbuh Negatif Akibat Corona. Swa.co.id – https://bit.ly/3s3fy7l
- Sasmito Madrim. 06 April 2021. Sri Mulyani: Ekonomi 170 Negara Tumbuh Negatif Akibat Corona. voaindonesia.com – https://bit.ly/3dFZrXS
- Astrid Faidlatul Habibah. 06 April 2021. Sri Mulyani: 170 negara alami kontraksi ekonomi terburuk, termasuk RI. Antaranews.com – https://bit.ly/3fToVE7
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/2PMVGYU
- 02 – https://bit.ly/3uBJQQ5
dilema besar