Apakah Anda mau mencoba trading komoditas minyak bumi? Apakah Anda cukup mengenal komoditas yang satu ini?
Untuk itu yuk kenalan dulu dengan trading komoditas minyak bumi ini.
Rubrik Finansialku
Trading Komoditas Minyak Bumi
Terdapat banyak produk untuk perdagangan berjangka komoditi. Beberapa diantaranya adalah pertambangan, pertanian yang merupakan hasil bumi. Salah satu komoditi yang banyak diperdagangkan dan volumenya besar di bursa komoditi adalah minyak bumi/ mentah (crude oil).
Minyak bumi (crude oil) merupakan zat alami yang dapat ditemukan di dalam formasi-formasi batu di bumi. Minyak bumi perlu dimurnikan menjadi produk minyak bumi olahan (petroleum products) terlebih dahulu untuk dapat mengekstraksi nilai maksimum dari minyak bumi.
Beberapa produk minyak bumi olahan (petroleum products) yang dimaksud adalah seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin, solar, minyak tanah, dan lain sebagainya. Mungkin trading komoditas minyak bumi masih tergolong asing bagi orang awam ya.
Namun, tahukah Anda ternyata perdagangan minyak mentah berjangka (crude oil) sudah lama menjadi favorite para trader lho. Bisa dikatakan bahwa trading komoditas minyak bumi ini berada di nomor 2 setelah trading forex.
[Baca Juga: Apa itu Robot Trading Forex? Ini Kelebihan dan Kekurangannya!]
Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan minyak mentah adalah komoditi dengan volatilitas paling tinggi jika dibandingkan dengan komoditi lainnya. Karena hal tersebut maka, para investor sangat berminat pada komponen investasi yang juga sering disebut dengan emas hitam ini.
Perlu Anda ketahui bahwa trading komoditas minyak bumi ini berbeda dengan trading forex. Jika di trading forex atau emas, Anda dapat dikatakan bisa benar-benar membeli produknya. Sedangkan di trading komoditas minyak bumi yang diperdagangkan bukanlah minyaknya lho.
Lalu, apa yang diperdagangkan? Nah, yang diperdagangkan dalam trading komoditas minyak bumi adalah kontrak berjangka pengiriman ke negara impor (Crude oil Futures) dengan salah satu kode perdagangannya adalah CLc1. Perdagangan kontrak minyak mentah ini juga sering disebut dengan Crude oil Futures.
Kalau di Amerika Serikat, minyak tanah dikenal dengan sebutan light sweet oil. Light sweet oil ini diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Untuk nilai kontraknya, mengarah pada jumlah pengiriman minyak setiap bulan dengan harga yang bergerak mengikuti pergerakan pasar.
[Baca Juga: Mau Belajar Trading Komoditi Untuk Pemula? Ingat Saja 4 HAL Penting Ini!]
Amerika Serikat itu sendiri adalah negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia lho. Hal itu dikarenakan industri manufaktur yang berskala besar di negara tersebut memerlukan pasokan minyak dalam jumlah besar.
Harga minyak bumi atau mentah juga ditentukan oleh hukum pasar supply-demand, seperti barang dagangan pada umumnya. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah persediaan minyak bumi dunia maka harganya akan semakin naik.
Begitu juga sebaliknya, semakin banyak persediaan minyak bumi atau suplai yang melebihi permintaan maka harga akan turun.
Kontrak Futures Minyak Bumi
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa trading komoditas minyak bumi yang diperdagangkan adalah kontrak berjangka minyak bumi. Oleh karena itu, Anda perlu memahami kontrak yang dimaksud. Berikut contohnya agar Anda lebih mudah memahami.
Contoh:
Apabila Anda mau melakukan buy atau sell kontrak futures minyak bumi maka Anda akan melihat tulisan seperti berikut:
CL8K @105.52. Tulisan tersebut artinya adalah: Komoditas minyak bumi (kode identifikasi aset: CL) untuk pengiriman Mei (K) tahun 2008 (8) saat itu harganya US$105.52 per barel.
Sebagai informasi tambahan, perlu Anda ketahui serta catat bahwa kode (F) = Januari, (G) = Februari, (H) = Maret, (J) = April, (K) = Mei, (M) = Juni, (N) = Juli, (Q) = Agustus, (U) = September, (V) = Oktober, (X) = November, (Z) = Desember.
Kode-kode tersebut merupakan standar penulisan simbol future secara internasional. Namun, peraturan penulisan simbol identifikasi tersebut dapat berbeda-beda di setiap pasar komoditas. Nilai dari kontrak komoditas yang dibeli bisa dihitung dengan mengalikan harga terkininya di pasar dengan ukuran kontraknya (contract size).
Apabila per kontrak minyak berisi 1000 barel maka angka tersebut harus dikalikan dengan harga yang tertera pada tulisan tadi yakni US$ 105.52 untuk mengetahui nilai kontraknya. Berikut simulasinya: US$ 105.52 X 1,000 barel US$ 105,520
[Baca Juga: Risiko dari Investasi]
Volatilitas pasar serta nilai nominal kontrak memengaruhi harga komoditas futures sehingga harganya dapat berubah-ubah. Di pasar komoditas, trader dapat memperjualbelikan kontrak tersebut dengan memanfaatkan margin trading tergantung dengan ketentuan pasar komoditas tersebut.
Misalnya, di NYMEX trader diharuskan mempertahankan margin US$ 8,775 atau sekitar 8% dari nilai nominal kontrak. Sementara di Indonesia, margin per kontrak biasanya sekitar 5-10% dari nilai kontrak.
Yang perlu Anda ingat sebagai trader komoditas futures adalah Anda harus menutup posisi sebelum jatuh tempo. Jadi, apabila Anda melakukan buy minyak, tapi Anda tidak menutup posisi tersebut pada saat jatuh tempo maka Anda bisa jadi akan benar-benar menerima kiriman minyak tersebut.
Bahkan harus membayar total nilai nominal kontrak lho (bukan nilai setelah marjin). Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dalam melakukan trading komoditas ini ya.
Begitu juga sebaliknya, jika Anda melakukan sell minyak maka Anda harus siap untuk mengirim minyak dengan kuantitas dan kualitas sesuai kontrak kalau Anda lupa menutupnya.
Biasanya, perusahaan-perusahaan yang melakukan trading di pasar komoditas memilih untuk menutup posisi trading sebelum jatuh tempo karena kualitas dalam kontrak bisa jadi berbeda dengan yang mereka butuhkan.
Untuk hal ini, perusahaan-perusahaan tersebut melakukan trading di pasar komoditas hanya sebagai upaya hedging (lindung nilai) saja. Sementara untuk transaksi sungguhannya masih tetap berjalan di pasar fisik.
Kontrak futures komoditas minyak bumi ini diperdagangkan di bursa berjangka. Beberapa bursa yang memperdagangkan kontrak futures komoditas adalah NYMX (New York), DME (Dubai), MCX (India), serta TOCOM (Tokyo).
[Baca Juga: Sebelum Trading, Kenali Dulu Perbedaan Forex dengan Bitcoin]
Trading futures komoditas ini dapat dilakukan dengan perantaraan broker yang menghubungkan investor dengan market. Oleh karena itu, orang Indonesia akan sulit untuk melakukan trading kontrak komoditas minyak secara langsung.
Apabila Anda mau melakukan trading maka Anda dapat melakukan trading via Contract for Difference (CFD) Komoditas. Berikut penjelasan lengkapnya tentang CFD.
Trading CFD Komoditas Minyak Bumi
Trading CFD komoditas juga dilakukan dengan perantara broker, sama dengan trading futures komoditas. Lalu, apa bedanya? Yang membedakan adalah CFD merupakan turunan (derivative) dari kontrak futures, dimana trader dapat memperoleh keuntungan baik ketika harga naik ataupun turun.
Secara teknis, harga transaksi yang terecord di bursa disalurkan ke platform trading brokder CFD komoditas. Kemudian, menetapkan harga bid/ask bedasarkan spread tertentu. Lalu, trader dapat membuka posisi buy ataupun sell seperti trading forex.
Tentunya, trader juga berusaha untuk mendapatkan keuntungan (profit) dari selisih harga beli/jual dengan harga penutupan. Nah, dalam hal ini trading CFD dapat dikatakan mirip dengan trading forex.
Selain itu, perdagangan CFD juga dapat dilakukan dengan margin yang lebih fleksibel dan likuid. Biasanya, para broker menggunakan harga minyak dari NYMEX sebagai patokan. Dengan begitu, maka minyak kemudian di tradingkan dengan USD sebagai pasangannya.
Agar Anda lebih memahaminya, mari simak contoh trading berikut:
Misalnya harga minyak Brent sekarang US$50 per barel. Lalu, Anda memprediksi bahwa harga minyak dunia akan menguat terhadap dolar AS. Karena hal tersebut, Anda melakukan buy sebanyak 1 lot.
Kemudian, beberapa jam kemudian harganya ternyata benar meningkat ke US$ 52 per barel dan di situ Anda menutup posisi trading. Apabila per lot berisi 1,000 barel maka perhitungan keuntungan yang Anda peroleh adalah sebagai berikut:
Profit = (harga jual – harga beli) x nilai kontrak x jumlah lot
Profit = (52 – 50) x 1,000 x 1
Profit = US$ 2,000
Jadi, profit yang Anda peroleh adalah sebesar US$ 2,000. Namun, itu belum termasuk memperhitungkan spread atau komisi yang di charge oleh broker ya.
Selain dari buy, Anda juga bisa memperoleh keuntungan dari melakukan sell lho. Misalnya, apabila sekarang harga minyak Brent adalah US$50 per barel dan Anda memperkirakan harga akan jatuh dan kemudian Anda memasang posisi sell.
Lalu, ternyata beberapa hari kemudian harganya benar-benar turun ke US$45, dan pada posisi tersebut Anda menutup posisi trading. Apabila per lot berisi 1,000 barel maka perhitungan keuntungan yang Anda peroleh adalah sebagai berikut.
Profit = (harga beli – harga jual) x nilai kontrak x jumlah lot
Profit = (50 – 45) x 1,000 x 1
Profit = US$ 5,000
Jadi, profit yang Anda peroleh dari melakukan sell adalah sebesar US$5,000. Namun, itu belum termasuk memperhitungkan spread atau komisi yang di charge oleh broker ya.
Dalam hal menentukan buy atau sell dalam trading CFD minyak dapat memanfaatkan indikator teknikal seperti halnya di trading forex. Namun, Anda juga perlu memperhatikan pertimbangan-pertimbangan fundamental seperti faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak bumi tersebut ya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Supply dan Demand Minyak Bumi
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi supply dan demand minyak bumi yang terjadi di negara penghasil minyak. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
#1 Faktor Geopolitik
Jazirah Arab atau Kawasan Timur Tengah merupakan Kawasan penghasil minyak mentah utama dunia. Oleh karena itu, para investor yang melakukan trading minyak bumi atau mentah sangat memerhatikan perkebangan geopolitik di kawasan tersebut.
Peristiwa yang berhubungan dengan stabilitas sosial serta politik di timur tengah sangat memicu pergerakan harga. Konflik yang terjadi di Timur Tengah dapat membuat harga minyak naik secara signifikan karena dikuatirkan dapat mengganggu proses produksi minyak tanah.
Tentunya, semakin buruk situasi politik serta ekonomi yang terjadi di wilayah produksi maka, harga minyak akan semakin tinggi. Hal itu dikarenakan pasokan minyak global terganggu. Berlaku juga untuk sebaliknya.
Begitu juga peristiwa geopolitik di kawasan lainnya. Apabila dikuatirkan dapat mengganggu proses transportasi minyak ke negara tujuan maka harga minyak mentah juga akan naik.
#2 Pergerakan Nilai Tukar Dollar Amerika Serikat (USD)
Kurs Dollar Amerika Serikat (USD) terhadap mata uang lainnya menjadi salah satu faktor penentu pergerakan harga minyak dunia. Mengapa demikian? Karena USD adalah satuan harga minyak yang diakui dunia internasional.
Semakin lemah nilai tukar USD maka semakin tinggi harga minyak mentah dunia. Hal ini dengan asumsi negara importir akan menaikkan permintaan karena minyak menjadi lebih murah setelah dikonversi ke mata uang mereka.
Begitu juga sebaliknya, apabila USD menguat maka akan mengurangi permintaan dari negara importir karena harga minyak menjadi lebih mahal.
#3 Faktor Cuaca
Cuaca di negara pengimpor minyak mentah terbesar juga turut serta menentukan pergerakan harga. Ketika Amerika Serikat dan Eropa memasuki musim dingin maka biasanya permintaan minyak tanah akan meningkat.
Tentunya suhu yang dingin membuat volume penggunaan pemanas ruangan oleh warga negara di negara-negara tersebut menjadi naik secara drastis. Oleh karena itu, harga bahan bakar pemanas atau minyak juga ikut meroket seiring dengan tingginya permintaan.
#4 Penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru yang berhubungan dengan eksplorasi minyak seperti pengembangan metode fracking untuk mendapatkan minyak Shale akan cenderung menurunkan harga minyak.
Penemuan lokasi cadangan minyak baru dan perluasan eksplorasi minyak oleh perusahaan – perusahaan minyak multinasional juga turut serta untuk menurunkan harga minyak.
Hal ini dikarenakan penemuan-penemuan baru tersebut membuka peluang untuk meningkatkan suplai minyak di masa depan. Sementara penelitian-penelitian biofuel serta bahan-bahan lainnya yang berpotensi menjadi substitusi minyak bumi sebagai sumber energi utama dunia juga turut berpotensi untuk mendorong harga minyak menjadi semakin rendah.
Jadi, apakah Anda mau mencoba trading komoditas minyak bumi? Silahkan berikan komentar dan pendapat Anda di kolom yang telah tersedia. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Muttaqiena. 27 Maret 2015. Kupas Tuntas Trading Komoditas Minyak Bumi. Seputarforex.com – https://bit.ly/2x0ehXW
- Monex Investindo Futures. 10 Juni 2019. Alternatif Forex? Yuk, Kenalan Sama Perdagangan Minyak Mentah. Mifx.com – https://bit.ly/3bOwNS0
Sumber Gambar:
- Minyak Bumi 1 – https://bit.ly/2zg7ZUR
- Minyak Bumi 2 – https://bit.ly/2VM3Bol
- Minyak Bumi 3 – https://bit.ly/2XUcw9Z
dilema besar