Nyatanya, fenomena pansos atau panjat sosial sudah muncul sebelum era digitalisasi. Bahkan, kini sudah menjamur di pelosok negeri.
Fenomena Panjat Sosial atau Social Climber
Selama pandemi, banyak bermunculan masyarakat yang melakukan panjat sosial atau biasa dikenal dengan pansos di media sosialnya. Namun, nyatanya fenomena ini sudah ada bahkan sebelum era digitalisasi.
Hal ini menjadi suatu pertanyaan besar bagi kita, apakah keadaan panjat sosial ini disebabkan oleh penyakit kejiwaan?
Pendaki sosial adalah istilah bagi seseorang yang gemar memperlihatkan barang miliknya, situasi atau kondisi tertentu, dan hal lain yang bisa menaikkan status sosialnya.
Misalnya, di media sosial banyak bermunculan unggahan konten foto atau video makan di restoran mahal, jalan-jalan ke luar negeri, keberhasilan hidupnya, atau teman-teman sosialitanya yang terlihat mewah.
[Baca Juga: Gaji Kecil Enggak Boleh Beli KOPI MAHAL? Siapa Bilang?!]
Tidak menjadi masalah dari hal tersebut, bila memang tidak ada sesuatu yang dipaksakan, tidak mengada-ngada, dan dibuat-buat agar terlihat lebih dari kondisi sebenarnya.
Memang hingga sekarang belum ada penelitian medis dengan mumpuni yang memberikan bukti kuat kalau pendaki sosial dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan. Namun, apapun yang berlebihan memang tidak baik.
Secara tidak sadar, cepat atau lambat, menjadi pendaki sosial akan memiliki dampak kelanjutan dalam hidupnya. Seperti, ingin terus terlihat glamour padahal uang pas-pasan. Tentu, ini berdampak pada aktivitas keuangannya, yang berujung pada blunder keuangan di akhir bulan.
Dari sini kita bisa melihat bahwa pansos memiliki dampak negatif bagi kualitas hidup.
Ciri-ciri Social Climber
Pada dasarnya, pendaki sosial atau social climber tidak memiliki pola yang sama, namun kita bisa melihat melalui ciri atau perbatasannya.
Bisa jadi, ciri-ciri ini ada dalam ruang lingkup pertemananmu atau malah kamu sendiri yang sudah menjadi pansos?
Berikut ini ciri-ciri pendaki sosial atau social climber yang bisa kamu ketahui.
#1 Akrab Kerena Status Sosial
Seperti yang sudah dijelaskan, biasanya orang yang pansos senang memiliki teman yang hanya dilihat dari status sosialnya saja. Mereka akan memilih teman dan rekan berdasarkan apa yang mereka punya, pakai, dan disukai saja.
Ilustrasinya seperti si B memiliki barang atau pakaian mahal, atau punya jabatan tinggi, pengaruh penting, atau harta yang banyak. Si A yang tukang pansos pasti akan terus menempel pada B agar status sosialnya bisa menaik.
#2 Senang Berteman dengan Orang Penting
Umumnya, orang yang pansos tidak tahan untuk selalu gembar-gembor bahwa ia kenal dengan orang-orang penting atau terkenal, baik melalui media sosial maupun di kehidupan nyata.
#3 Sangat Peduli dengan Penampilan
Selanjutnya adalah orang pansos sangat peduli dan memperhatikan penampilannya.
Biasanya ia akan berupaya dengan serius untuk terlihat tampil seperti berasal dari kalangan atas. Ia juga memastikan teman-temannya berada di wilayahnya yang juga berpenampilan glamour seperti dirinya.
Contohnya, ia akan percaya diri memamerkan baju-baju dengan harga fantastis dari desainer terkenal dengan pakai aksesoris untuk menunjang penampilannya agar lebih diperhatikan oleh orang lain.
#4 Memilih Kawan yang Sesuai dengan Statusnya
Agar dapat memperoleh pengakuan sosial, biasanya mereka akan mencari ke dalam lingkaran pertemanan yang mereka inginkan.
Pastinya mereka sangat ketat dalam memilih kawan yang sesuai dengan status sosialnya, dan tidak akan basa-basi tidak mau berteman bila di bawah status sosial mereka.
#5 Suka Memanfaatkan Temannya
Salah satu ciri penting yang mudah kita lihat adalah orang yang pansos suka sekali memanfaatkan temannya.
Ia pakai prestasi, popularitas, dan koneksi orang lain untuk keuntungan status pribadinya. Tidak jarang, upaya untuk datang kepada kalian atau sebaliknya, terlihat berlebihan bahkan condong tidak sopan.
#6 Kurang Berempati
Mereka biasanya suka terlihat memiliki teman yang banyak. Namun nyatanya, hanya sebagian kecil yang dirasa dekat dan tahu secara personal.
Secara garis besar, orang yang pansos suka narsis dan individualis, sehingga tidak begitu peduli untuk mengenal dan memahami keadaan orang lain. Karena, ikatan pertemanan yang dibentuk hanya didasari untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri.
#7 Selalu Ingin Mengendalikan Lingkaran Sosial
Misalnya dalam sebuah pertemanannya, orang yang pansos biasanya selalu berusaha untuk memegang kendali atas lingkaran sosialnya.
Bahkan, tidak ragu untuk mencampakkan, mengganti, atau mengucilkan teman yang berada di pertemanan tersebut. Apalagi jika ada kawan yang dibilang merugikan atau tidak bisa mendukung menaikkan status sosialnya.
Memang, belum ada hasil medis yang menandakan bahwa social climber termasuk varietas penyakit kejiwaan sampai sekarang. Meski begitu, kita perlu mencegah ciri-ciri tersebut di kehidupan kita.
Karena, sesuatu hal yang berlebihan tidak baik, termasuk kebiasaan memanfaatkan orang lain untuk menaikkan status sosialmu.
Itu dia istilah pendaki atau panjat sosial. Bagaimana tanggapanmu? Silakan tuliskan komentarmu mengenai artikel ini pada kolom komentar, ya!
Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Finansialku.com dan Magdalene.co. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Magdalene.co.
Sumber referensi:
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3d6ou7D
- 02 – https://bit.ly/3d4vuBJ
dilema besar