Waduh, Sekarang Giliran India yang Masuk Resesi!

Waduh, Sekarang Giliran India yang Masuk Resesi!

Pertumbuhan ekonomi tidak segera membaik, India resesi, menyusul negara-negara lain termasuk Indonesia. Minus berapa persen?

Untuk mengetahuinya, Sobat Finansialku bisa membaca berita dari Finansialku di bawah ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

India Resesi

Sobat Finansialku, belum selesai rentetan negara-negara yang ekonominya anjlok akibat pandemi, sekarang giliran India yang resesi.

India sendiri, memang saat ini menjadi negara dengan jumlah pasien terpapar kedua setelah Amerika Serikat, dengan total 9,3 juta kasus.

Resesi ekonomi di India ini adalah yang pertama kali terjadi sejak merdeka pada 1947 silam, sebagaimana dikutip dari AFP melalui Cnnindonesia.com.

Dari laman Cnnindonesia.com, dikatakan kalau pertumbuhan ekonomi di India mengalami kontraksi minus 23,9 persen pada kuartal II secara yoy. Ini menjadi keadaan terparah dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga terdampak oleh pandemi di periode yang sama.

Adapun, Produk Domestik Bruto (PDB) di 2020 juga turut merosot sebesar 7,5 persen dari tahun lalu. Angka ini dikatakan lebih ringan dibandingkan dengan perkiraan para ekonom dalam survei Bloomberg, yaitu sebesar 8,2 persen.

Mau Traveling Anti Mainstream Simak Yuk Tips Backpacker ke India! 01 - Finansialku

[Baca Juga: Indonesia Resmi Resesi, Lakukan 3 Hal Ini Saat Resesi Ekonomi Indonesia 2020!]

 

Selain itu, angka ini merupakan sebuah peningkatan yang cukup baik dari kuartal sebelumnya yang terkontraksi sebesar 24 persen.

“PDB kurang lebih sesuai dengan arah yang diharapkan, meskipun lebih baik dari yang diharapkan. Fakta bahwa kami berada di zona negatif dan akan demikian pada kuarta berikutnya juga merupakan indikasi dari masa-masa sulit di depan.” Kata kepala ekonom di Care Ratings Ltd, Madan Sabnavis, dikutip laman ekonomi.bisnis.com, Sabtu (28/11).

Sebagaimana disampaikan di atas, sama seperti negara-negara lainnya, India resesi juga disebabkan oleh adanya kebijakan lockdown dari pemerintah terkait.

Perdana Menteri Narendra Modi yang memberlakukan kebijakan lockdown paling ketat di dunia pada Maret silam, yang otomatis membuat semua sektor menjadi lemah, seperti ekonomi, di mana permintaan barang dan jasa domestik menjadi anjlok.

Sementara itu, sektor jasa adalah yang paling terpuruk, karena diketahui mengalami kontraksi sampai dua digit, pada dua kuartal berturut-turut.

Sementara sektor lainnya seperti jasa keuangan dan real estate anjlok sebesar 8,1 persen secara yoy di kuartal III-2020.

Sektor perdagangan, hotel, transportasi, dan komunikasi juga sama-sama turun 15,6 persen.

Manufaktur naik 0,6 persen, listrik dan gas meningkat sebesar 4,4 persen. Kemudian pertanian juga tumbuh sebesar 3,4 persen.

Melansir laman Cnnindonesia.com, Shilan Shah, salah satu ekonom dari Capital Economics mengatakan kalau kuartal II 2020 merupakan titik terendah bagi ekonomi India, dan pemulihan bisa saja menjadi sangat lambat, bahkan setelah lockdown dibuka secara bertahap.

“Cepatnya penyebaran virus corona akan mengurangi permintaan domestik. Terlebih lagi, respon fiskal yang mengecewakan terhadap krisis akan menimbulkan pengangguran yang lebih tinggi, kegagalan perusahaan, dan sektor perbankan yang melemah akan membebani investasi dan konsumsi.” Katanya.

Untuk membantu memulihkan perekonomian, Pemerintah beserta bank sentral, masing-masing mengeluarkan bantuan stimulus dengan total mencapai US$405 miliar, atau 15 persen dari PDB.

Selain itu, Reserve Bank of India, juga sudah memotong suku bunga sebesar 115 basis poin.

Bank tersebut juga bakal meninjau kebijakan moneter dengan sikap yang diperkirakan akan tetap akomodatif dalam waktu dekat.

Di sisi lain, India merupakan salah satu negara yang cukup beruntung, karena sudah terdaftar sebagai negara terbesar yang memesan vaksin pada AstraZeneca.

Tapi biar begitu, ini tetap saja menjadi ancaman buat perekonomian India, karena distribusi vaksin yang mungkin saja akan berdampak pada perekonomian negara.

Ini dikatakan oleh Priyanka Kishore, seorang Kepala Ekonomi wilayah India dan Asia Tenggara dari Oxford Economics.

Dia juga mengatakan kalau ada kekhawatiran lainnya seperti kurangnya kejelasan data dari uji coba vaksin yang mungkin saja bisa menimbulkan penundaan persetujuan untuk izin edarnya, sebagaimana dilansir laman finance.detik.com, Sabtu (28/11).

 

Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai kabar soal India resesi untuk pertama kali sejak merdeka ini? Mari kita diskusikan di kolom komentar!

Sobat Finansialku juga bisa berdiskusi bersama teman atau saudara dengan membagikan informasi ini lewat pilihan platform yang tersedia. Terima kasih!

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

12 Ebook Perencanaan Keuangan 30an

 

Sumber Referensi:

  • Vadhia Lidyana. 28 November 2020. Digebuk Corona, India Resmi Resesi!. Finance.detik.com – https://bit.ly/3o66XiE
  • Redaksi. 27 November 2020. India Resmi Masuk Jurang Resesi. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/39nOzgR
  • Redaksi. 27 November 2020. Susul AS dan Ri, India Resmi Masuk Jurang Resesi. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/39s9Q9c
  • Rezha Hadyan. 28 November 2020. Pertumbuhan Ekonomi Masih Minus, India Bersiap Hadapi Resesi. Ekonomi.bisnis.com – https://bit.ly/3q8T5pB

 

dilema besar