Kemenkeu catatkan utang pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.296,56 triliun sejak Desember 2019 hingga Desember 2020 kemarin.
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Penyebab Membengkaknya Utang Indonesia
Kementerian Keuangan mencatat posisi utang Indonesia hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp 6.074,56 triliun. Angka utang ini naik cukup tajam jika dibandingkan dengan akhir tahun 2019 lalu.
Dalam satu tahun, utang Indonesia bertambah Rp 1.296,56 triliun dari akhir Desember 2019 lalu, yang tercatat Rp 4.778 triliun.
Sebelumnya, penambahan utang lebih dari Rp 1.000 triliun ini sudah diprediksi sejak awal oleh Pemerintah. Karena, pemerintah memerlukan anggaran cukup besar untuk menangani dampak pandemi Covid-19.
Lalu, selain itu apa aja penyebab dari membengkaknya utang tersebut?
[Baca Juga: Tutup Tahun, Necara Dagang Desember 2020 Surplus US$ 2,1 M]
Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan utang tersebut terdiri dari dua sumber.
Pertama, utang sektor publik yang dihimpun pemerintah dan BI sebesar US$ 206,5 miliar. Kedua, utang luar negeri sektor swasta yang mencapai US$ 210,1 miliar.
Erwin menjelaskan kenaikan utang tersebut, yakni peningkatan penarikan utang luar negeri pemerintah.
“Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai utang luar negeri berdenominasi rupiah,” ujarnya mengutip dari cnnindonesia.com, Selasa (19/01).
Menurutnya, pertumbuhan utang pemerintah ditopang kepercayaan investor, sehingga mendorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Dari buku APBN Kita edisi Januari yang dikutip, utang pemerintah ini didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 85,96% dan pinjaman sebesar 14,04%.
Secara rinci, utang dari SBN tercatat Rp 5.221,65 triliun yang terdiri dari SBN domestik Rp 4.025,62 triliun dan valas Rp 1.196,03 triliun.
Sedangkan utang melalui pinjaman tercatat Rp 852,91 triliun. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp 11,97 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 840,94 triliun.
Adapun utang dari pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman bilateral Rp 333,76 triliun, pinjaman multilateral Rp 464,21 triliun dan pinjaman dari commercial banks Rp 42,97 triliun.
Posisi utang yang naik ini diikuti dengan pelebaran rasio utang menjadi 38,68% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Oktober lalu.
Selain itu, tambahan utang tersebut disebabkan penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!
Sumber Referensi:
- Redaksi. 19 Januari 2021. Penyebab Utang RI Bengkak Nyaris Rp6.000 Triliun. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3oZ85Fo
- Lidya Julita Sembiring. 16 Januari 2021. Utang Pemerintah per Desember 2020: Rp 6.000 T. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3nWebVK
- Muhammad Idris. 19 Januari 2021. Fakta Utang Pemerintah Era Jokowi yang Kini Tembus Rp 6.074 Triliun. Money.kompas.com – https://bit.ly/3iqibfY
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/38XyoGx
- 02 – https://bit.ly/3p9SR0g
dilema besar