Menikah di usia matang bukanlah sebuah pilihan yang buruk, karena Anda pun akan semakin matang. Namun, hal ini tentu perlu perencanaan keuangan dulu. Seperti apa rencana keuangan yang harus dibuat sebelum menikah?
Yuk, simak informasinya di artikel Finansialku kali ini. Selamat membaca.
Rencana Keuangan saat Menikah di Usia (Kelewat) Matang
Sobat Finansialku, banyak orang menyarankan untuk tidak menunda pernikahan, karena nanti usia anak-anak akan terpaut jauh dengan orang tua.
Khawatirnya saat anak masih sekolah, Anda sudah melewati fase produktif bekerja sehingga lebih berisiko secara keuangan.
Apalagi untuk perempuan yang menikah di usia kelewat matang, katanya akan lebih sulit mendapatkan keturunan. Walaupun faktanya tidak 100% sesuai dengan kenyataan.
Lalu berapa usia ideal untuk menikah?
Melihat perkembangan di masyarakat, kebanyakan orang menilai usia menikah paling ideal yaitu sebelum umur 30 tahun. Sebab, jika sudah memasuki kepala tiga, Anda harus bersiap menghadapi teror pertanyaan seputar pernikahan dari teman atau keluarga.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional pun sebenarnya memberikan rekomendasi usia pernikahan yang ideal.
“Sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Untuk itu, BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk pria,”
[Baca Juga: Sudah Siap Menikah Secara Finansial? Yuk, Cek Bareng Pasangan!]
Sementara dari ilmu kesehatan, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi perempuan dan umur 25-30 tahun bagi laki-laki.
Usia tersebut dianggap masa yang paling baik untuk berumah tangga, karena sudah matang dan bisa berpikir dewasa secara rata-rata.
Meski demikian, usia bukanlah patokan utama untuk memutuskan pernikahan. Masih banyak hal yang harus dipertimbangkan, soal kesiapan antar pasangan dan perencanaan matang yang juga harus dipikirkan, termasuk soal keuangan.
Selain itu, Sobat Finansialku juga harus menyiapkan dana pernikahan. Mengapa sih hal ini perlu dilakukan? Temukan jawabannya dalam audiobook Finansialku di bawah ini.
Saya jadi ingat cerita salah satu teman dekat, namanya Andi. Dia sempat ‘jengah’ menghadapi pertanyaan seputar pernikahan terlebih usianya saat ini menginjak 29 tahun.
Andi memang belum punya rencana menikah dalam waktu dekat, saat ini ia sedang fokus pada karir sehingga sebagian besar waktunya memang dihabiskan untuk bekerja.
Nah, yang membuat Andi ‘jengah’ bukan soal pekerjaan tapi tekanan keluarga yang menginginkan Andi segera menikah karena usia yang katanya sudah kelewat matang. Bahkan bukan sekali atau dua kali Andi sering dijodohkan oleh orang tuanya.
Apakah ada yang pernah bernasib sama dengan Andi? Lalu bagaimana cara yang tepat menghadapi situasi seperti ini?
Sebenarnya semua itu tergantung pada keputusan diri sendiri. Tapi bagi Andi, pernikahan bukanlah paksaan apalagi dijodohkan dengan pasangan yang tidak diharapkan.
Lebih baik mengatakan kejujuran walau mungkin menyakitkan, daripada masa depan rumah tangganya nanti terancam karena ketidakcocokan. Apalagi pernikahan yang Andi harapkan hanya terjadi sekali untuk seumur hidup.
Setelah lambat laun Andi memberikan pengertian untuk keluarganya, mereka akhirnya bisa mengerti dan tak lagi memaksakan keinginannya. Meski diakui proses ini tidaklah mudah.
Andi menjelaskan dibalik kesibukannya, ia memilih untuk membuat rencana keuangan yang matang sebagai bekal hidupnya, rumah tangganya kelak dan masa depan hari tuanya.
Ia sadar usianya tak lagi muda, dan pekerjaan yang dilakoninya tidak bersifat selamanya.
[Baca Juga: 5 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Menikah]
Once, ketika Andi bertemu dengan pasangan yang jadi pilihannya, ia sudah siap secara mental dan finansial untuk membangun kehidupan rumah tangga tanpa kekhawatiran soal keuangan keluarganya.
Apalagi soal keuangan rumah tangga bisa memicu ketidakharmonisan keluarga. Bener nggak?
Jadi Sobat Finansialku, meski belum menikah di usia ideal kebanyakan orang bukan berarti tidak ada rencana yang harus dipersiapkan.
Jika secara finansial Anda sudah merencanakan dengan tepat, terlepas akan menikah di usia berapapun seharusnya tidak menjadi persoalan.
Menikah itu bukan perlombaan. Menikah di usia matang bukan pilihan yang salah. Selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang diidamkan, Anda bisa mulai dengan merencanakan keuangan.
Merencanakan Keuangan itu Penting. Ini Manfaatnya!
Kapan waktu yang tepat untuk merencanakan keuangan? Sejak dini kebiasaan ini seharusnya sudah mulai diterapkan.
Usia muda atau tua tidak ada alasan untuk tidak merencanakan keuangan. Apalagi kebiasaan baik ini akan memberikan manfaat untuk Anda, bukan hanya untuk saat ini tapi juga masa depan. Apa saja manfaatnya? Berikut penjelasannya.
#1 Membantu Mewujudkan Perencanaan Keuangan
Manfaat yang pertama yaitu membantu mewujudkan perencanaan keuangan. Seperti kata Alan Lakein, bahwa merencanakan artinya membawa masa depan, ke tindakan yang sekarang. Sehingga Anda dapat melakukan sesuatu sekarang.
Misalnya, beberapa tahun lagi Anda punya rencana untuk menikah pastinya memerlukan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Besarannya bervariasi, tergantung konsep yang Anda dan pasangan inginkan.
Tapi umumnya biaya pernikahan itu memang tidak sedikit jika harus melibatkan wedding organizer, sewa gedung, catering, make up dan baju pengantin, undangan dan souvenir, belum lagi cincin nikah dan seperangkat seserahan.
Belum lagi biaya-biaya tak terduga lainnya.
[Baca Juga: Sudah Yakin dengan Pasangan Kamu? Tanyakan Dulu 4 Hal Ini Sebelum Menikah!]
Selain itu, Anda juga harus memikirkan keamanan keuangan pasca pernikahan. Jangan sampai tabungan terkuras habis untuk menikah, lalu setelahnya Anda gigit jari atau berhutang sana sini.
Lain cerita jika Anda sudah mulai merencanakan dana pernikahan sejak jauh-jauh hari.
Oh ya, supaya lebih mudah dalam merencanakan dana pernikahan, Anda bisa memanfaatkan fitur di Aplikasi Finansialku yaitu ‘Rencana Dana Pernikahan’.
Fitur ini membantu memberikan gambaran biaya kebutuhan yang harus kamu persiapkan untuk dana pernikahanmu.
Selain merencanakan dana pernikahan, di Aplikasi Finansialku juga bisa membantu merencanakan tujuan keuangan lainnya. Coba dulu yuk, silakan download aplikasinya di Playstore atau Appstore.
Itulah salah satu pentingnya merencanakan keuangan. Anda dapat mewujudkan tujuan-tujuan keuangan Anda. Kira-kira, apa lagi yang menjadi tujuan keuangan Anda? Yuk, rencanakan sekarang juga!
#2 Mempermudah Investasi
Manfaat kedua jika Anda merencanakan keuangan yaitu mempermudah investasi. Kok bisa?
Contoh:
Apakah Anda tahu berapa yang harus Anda investasikan, agar Anda memiliki
- dana yang cukup untuk pensiun?
- dana yang cukup untuk membeli rumah?
- dana yang cukup untuk biaya pendidikan anak?
Selain itu, apakah Anda tahu:
- Di mana Anda harus berinvestasi?
- Bagaimana cara berinvestasinya?
- Apa yang harus dilakukan jika hasil investasi tidak bagus?
Nah, pertanyaan itu semua bisa terjawab ketika Anda merencanakan keuangan. Sebab, Anda akan memiliki panduan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Investasi yang Anda lakukan akan diarahkan pada tujuan-tujuan keuangan yang hendak Anda capai.
#3 Menyiapkan Proteksi
Manfaat yang ketiga yaitu dengan merencanakan keuangan akan membantu Anda menyiapkan proteksi, khususnya proteksi untuk kesehatan, jiwa dan aset. Jangan sampai Anda menyiapkan investasi, tetapi lupa dengan pentingnya proteksi.
[Baca Juga: Untuk Kamu yang Siap Menikah Tapi Dananya Belum Siap]
Mungkin Anda pernah ditanya oleh agen asuransi: Pak/bu jadinya ambil premi yang mana? Uang pertanggungannya berapa? Investasinya berapa? Kesehatannya berapa? Sebagai orang awam, mungkin Anda juga bingung harus menjawab apa.
Anda pasti berpikir: Saya kan kurang tahu mengenai perhitungannya, bagaimana bisa menjawab pertanyaan tersebut?
Ketika Anda merencanakan keuangan keluarga, Anda juga akan dihitung berapa sih kira-kira uang pertanggungan yang diperlukan? Baiknya bagaimana proporsi investasi dan asuransinya? Dan lain sebagainya.
#4 Menyiapkan Distribusi Keuangan
Last but not least, manfaat berikutnya dari merencanakan keuangan dapat menyiapkan distribusi keuangan, waris atau hibah. Memangnya penting?
Sebetulnya ini bagian yang penting, tetapi seringkali dilupakan. Padahal sudah banyak permasalahan keluarga yang berselisih karena masalah waris. Tentu hal ini tidak Anda harapkan, bukan?
Perselisihan waris, seringkali disebabkan karena tidak adanya rencana yang matang saat mendistribusikan (memindahkan) kekayaan.
Prosesnya terjadi pas, orang tua dalam keadaan tidak sehat, mendadak dan sering kali dilakukan hanya dengan berbicara pada salah satu atau sebagian anggota keluarga.
Jadi, dengan merencanakan keuangan, Anda dapat mulai merencanakan bagaimana cara mendistribusikan kekayaan yang Anda miliki pada keluarga termasuk anak-anak nantinya.
Itulah beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika disiplin untuk merencanakan keuangan. Hal ini seharusnya diprioritaskan, karena nantinya akan mempermudah Anda mewujudkan tujuan keuangan, berinvestasi dan lain sebagainya.
Proses atau siklusnya Anda bisa mulai dengan merencanakan keuangan, kemudian menjalankan rencana tersebut, lakukan review secara berkala dan lakukan perbaikan.
Persiapkan Dana Ini Selagi Masih Single
Sobat Finansialku, masih ingat cerita Andi yang sempat saya bahas di pembuka artikel ini? Mungkin yang Andi juga pernah atau sedang dirasakan oleh beberapa orang diantara kita.
Meski belum ada rencana untuk menikah, bukan berarti Anda tidak perlu mengontrol keuangan sejak dini. Memang, saat ini Anda belum punya tanggungan (istri dan anak) tapi merencanakan keuangan tetap harus dilakukan.
Nah, belajar dari apa yang Andi lakukan, yuk persiapkan dana ini selagi Anda masih sendiri alias single.
#1 Dana Darurat
Dana darurat harus dipersiapkan sekalipun Anda belum berkeluarga. Karena tidak ada yang tahu kapan terjadi kondisi yang sifatnya mendesak. Sehingga dari penghasilan saat ini, Anda harus menyisihkannya untuk dana darurat.
Berapa dana darurat yang harus disiapkan?
Jika Anda masih single, cukup diperlukan minimal 6 kali pengeluaran bulanan. Namun, angka tersebut akan bertambah jika Anda menikah karena beban keuangan pun ikut bertambah, yaitu minimal 9 kali pengeluaran.
Sementara untuk yang sudah mempunyai anak setidaknya perlu menyiapkan 12 kali pengeluaran bulanan.
[Baca Juga: Suami dan Istri Bekerja, Dana Darurat Keluarga Digabung atau Dipisah?]
#2 Dana Pensiun
Bagi sebagian orang mungkin terdengar aneh jika harus menyiapkan dana pensiun mulai saat ini, apalagi dengan status masih single dan bekerja aktif. Agaknya masih terlalu jauh dari kebutuhan.
[Baca Juga: Begini Cara Alokasikan Dana Pensiun untuk Karyawan Swasta]
Memang, masa pensiun mungkin akan datang belasan atau puluhan tahun mendatang. Tapi, apakah bisa menjamin di masa depan Anda punya bekal yang matang secara finansial?
Belum lagi jika di tempat bekerja, tiba-tiba Anda harus di pensiun dini. Sudahkah Anda siap menghadapinya?
Maka dari itu, manfaatkan waktu dan masa produktif karir Anda untuk mempersiapkan bekal di hari tua. Mulailah dengan pekerjaan pertama dan cobalah menabung setidaknya 15 persen dari pendapatan sebelum pajak untuk masa pensiun.
Jika dana darurat dan dana pensiun masuk ke dalam rencana keuangan Anda saat ini, maka untuk mewujudkannya bisa dengan berinvestasi.
Ibaratnya, investasi adalah kendaraan yang akan mengantar Anda dari satu tempat ke tempat tujuan, dimana tujuannya adalah dana darurat dan dana pensiun.
Investasi yang bisa jadi pilihan cukup beragam, hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan supaya dari investasi tersebut Anda mendapat keuntungan dan rencana keuangan pun tercapai.
Jika dirasa perlu advice untuk merencanakan keuangan secara lebih detail, Anda bisa berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku yang pastinya siap membantu.
Anda bisa berkonsultasi melalui Aplikasi Finansialku atau konsultasi.finansialku.com. Selain tentang rencana keuangan, melalui kedua platform tersebut, Anda pun bisa berkonsultasi terkait aspek keuangan lainnya.
Segala Sesuatu Baiknya Direncanakan, Termasuk Keuangan
Sobat Finansialku, dengan merencanakan keuangan akan memberikan kemudahan untuk mewujudkan berbagai tujuan keuangan. Selain itu Anda juga punya panduan atau guide yang akan mengontrol supaya cashflow tetap dalam batas aman.
So, jangan disepelekan ya. Anda bisa pelajari juga tentang perencanaan keuangan dari Ebook berikut ini.
Sekarang waktunya tentukan rencana keuangan Anda. Yuk bisa yuk…
Jadi apapun pilihan Anda, menikah muda atau menikah di usia matang boleh saja selama Anda sudah mempersiapkan keuangannya.
Sobat Finansialku, jika ada hal yang ingin didiskusikan mengenai artikel ini silakan mengisi kolom komentar di bawah. Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya. Terima kasih.
Editor: Maria Christianti
Sumber Referensi:
- Redaksi. 6 Maret 2017. BKKBN : USIA PERNIKAHAN IDEAL 21-25 TAHUN. Bkkbn.go.id- https://bit.ly/3yaijqU
Sumber Gambar:
dilema besar