Usaha Gagal? Mungkin Anda Belum Tahu 7 Seni Memulai Usaha Ini

Usaha Gagal? Mungkin Anda Belum Tahu 7 Seni Memulai Usaha Ini

Salah satu modal yang harus Anda miliki untuk membuka usaha adalah seni memulai usaha. Ketahui apa saja itu dalam artikel yang mengubahkan ini!

Jeff Bezoz, Marc Zuckerberg serta Steve Jobs dan Steve Wozniak juga memulai usaha mereka dari kecil, seperti yang Anda sedang atau akan lakukan.

Jeff Bezoz, yang toko online Amazon-nya menggurita seperti sekarang, mengawali bisnisnya ini dari garasi.

Marc Zuckerberg membangun Facebook dari asrama yang kecil. Demikian juga Jobs dan Wozniak mengawali Apple dari sebuah garasi.

Namun bagaimanakah mereka bisa sesukses sekarang? Beberapa berkata mereka tahu benar seni memulai usaha.

 

Rubrik Finansialku

 

Seni Memulai Usaha

Harv Eker adalah seorang pengusaha yang merintis bisnis dari titik terendah. Dia berhasil mengumpulkan jutaan dolar AS dalam waktu 2,5 tahun saja.

Rahasianya, berani mengubah kebiasaan diri! Dari yang tadinya menikmati penghasilan pasti, menjadi seseorang yang terus mencari meski dalam ketidakpastian.

Eker, dalam bukunya Secrets of The Millionaire Mind, mengungkapkan ada sikap yang sama di antara kebanyakan orang. Menurutnya kebanyakan orang memilih untuk bermain kecil.

Tulisnya, “Mereka sudah puas dengan hidup pas-pasan dan tidak mau melakukan hal lebih untuk meraih yang lebih besar. Anda tidak bisa kaya dengan harapan yang rendah. Jika tujuan Anda sekedar cukup untuk bertahan hidup, itulah yang Anda dapat, tidak lebih sepeser pun.”

Seperti apa itu seni memulai usaha? Berikut ulasannya.

 

#1 Realistis

Untuk awal, sebaiknya bukalah bisnis sesuai dengan bidang yang Anda kuasai, atau minimal yang bisa Anda pelajari lebih dalam sambil jalan. Jika sudah menemukan konsepnya, lihatlah usaha-usaha lain yang sejenis lalu pelajari.

Bila konsep bisnis Anda tidak ada sebelumnya, kemungkinan bisa dua: Anda memang sangat genius atau konsep bisnis itu memang tidak realistis.  

 

#2 Cari Partner

Karena setiap bisnis, apalagi yang sedang akan dimulai, memiliki risiko, maka keberadaan partner akan sangat membantu.

Sebisa mungkin, jangan menginvestasikan uang sendiri. Sehingga jika ada hal yang tidak diharapkan terjadi, kerugian bisa ditanggung bersama-sama dan Anda tidak justru dikejar-kejar utang di tengah carut marutnya usaha yang sedang Anda rintis.

Menurut Pendiri Amazon, Jeff Bezos, pesaing adalah partner terbaik. Dia tak pernah malu untuk meniru hal-hal positif yang dilakukan para pesaingnya guna meningkatkan nilai tambah bagi toko online yang dia bangun.

Lihat saja perkembangannya dari mulai menjual buku hingga kini bermacam-macam produk.

 

#3 Perbudaklah Karyawan (Diri Anda Sendiri)

Ketika memulai usaha, apalagi modalnya minim, Anda tentu tidak akan mampu membayar karyawan. Karena itu, awalnya karyawan Anda adalah Anda sendiri.

Nah, perbudaklah karyawan yang satu ini. Seni memulai usaha adalah memperbudak diri sendiri. Jika Anda tidak bersedia bekerja keras dan melupakan kesenangan pribadi sejenak, rasanya wirausaha bukanlah jalur Anda.

 

#4 Menghargai Waktu

Bukannya mengukur segala sesuatu dengan uang, memberikan harga pada waktu yang Anda miliki akan menciptakan sebuah efisiensi. Hal yang sangat perlu diperhatikan ketika memulai usaha dengan modal terbatas.

Penghargaan terhadap waktu ini akan membantu Anda mengambil keputusan. Apakah akan mengerjakannya sendiri atau memakai jasa orang lain.

Jika dalam satu jam Anda bisa menghasilkan Rp 30.000, lebih baik meminta supplier mengirimkan barang dengan membayar biaya pengiriman Rp 10.000 daripada Anda berkendara selama satu jam untuk mengambilnya sendiri, misalnya.

Richard Branson, sang miliarder pemilik maskapai Virgin Air, salah satu contoh nyata. Dia menyukai bangun pagi dan memulai aktivitas di pagi hari. Branson selalu meyakini, passion akan mengarahkan seseorang pada produktivitas.

Pertanyaannya, apa yang dapat menggerakkan passion itu? Branson pun menjawabnya dengan satu kata, “waktu”.

Menurutnya, seseorang akan memiliki lebih banyak waktu untuk terlibat dalam segala kegiatan andai mampu mengatur jam alarm dengan tepat.

Ia juga berkata bahwa passion akan melahirkan energi tersendiri dalam menjalankan bisnis. Karena bisnis akan mengambil banyak waktumu, terlebih ketika kamu harus mengambil beberapa keputusan yang sulit.

 

#5 Perhatikan Perekrutan Karyawan

Seiring dengan semakin berkembangnya usaha, mau tidak mau Anda akan merekrut karyawan. Beberapa orang menganggap hal ini kurang penting. Padahal, karyawan Anda secara tidak langsung juga adalah partner Anda dalam berbisnis.

Lakukan proses rekrutmen ini dengan hati-hati, tanpa tergesa-gesa, dan perlakukan hal ini sepenting saat Anda mencari partner dan membuka usaha.

Tak jarang, pengusaha belajar banyak dari para pegawai mereka. Emily Weiss, CEO Glossier mengakui, dirinya bukanlah pemimpin yang berpengalaman ketika masih berusia 30 tahun, “Saya tidak pernah berpikir bekerja di bidang pengelolaan pegawai”.

Ia selalu berpikir mengelola adalah tentang menempatkan orang di tempat yang mereka merasa cocok. Tapi saya belajar, lebih baik untuk membuat orang keluar dari tempat mereka. Di sanalah mereka lebih produktif dan berguna.

Sebagai pengusaha muda, ia telah menyadari bahwa perusahaan berkembang memiliki kebutuhan personil yang berkembang pula.

Ia belajar untuk melakukan penilaian singkat untuk perekrutan, memastikan menyewa staf untuk 18 bulan ke depan, bukan mencari orang yang akan bekerja untuk tiga tahun ke depan.

[Baca Juga: Jangan Kebalik! Ini 5 Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta]

 

Kami akan menjadi perusahaan yang sama sekali berbeda pada saat itu, dan yang saya butuhkan di masa depan berbeda dari yang saya butuhkan sekarang.

Emily Weiss,

“Saya selalu berpikir mengelola adalah tentang menempatkan orang di tempat yang mereka merasa cocok. Tapi saya belajar, lebih baik untuk membuat orang keluar dari tempat mereka. Di sanalah mereka lebih produktif dan berguna.”

 

#6 Menjual Kelebihan

Seni memulai usaha juga diiringi dengan seni memberi harga. Jika Anda memberikan harga yang bersaing, biasanya Anda pada akhirnya hanya akan menjual dengan harga pas-pasan atau bahkan di bawah modal.

Harga memang penting, namun akan lebih efektif jika kita menjual mutu atau kualitas. Asal harganya masih sebanding dengan kualitas yang kita berikan, rasanya konsumen akan memaklumi.

Kuasai keahlian berkomunikasi dengan pelanggan, untuk menjelaskan bahwa harga produk Anda lebih tinggi karena memang memiliki nilai yang lebih baik.

Aaron Levie adalah pengusaha yang tahu betul tujuan besar yang ingin dia raih. Di era digital seperti sekarang, penyimpanan data merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan.

Dia menangkap peluang dari hal itu, sehingga akhirnya merintis sebuah bisnis penyimpanan data bernama Box. Perusahaan ini mengalami pertumbuhan sangat drastis sehingga meraup keuntungan sampai 1,7 miliar dolar.

Aaron meraih sukses sebagai CEO Box di usianya yang baru menginjak 30 tahun. Kunci kesuksesan Levie sangat sederhana, yang mana ia menikmati setiap momen yang dilewatinya.

[Baca Juga: Begini Cara Ampuh Jadi Wirausaha Muda Mandiri, Mau Tahu?]

 

Untuk sukses, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk lebih dekat dan mengenal bisnisnya dengan calon konsumen.

Apalagi saat berhadapan dengan pelanggan yang sudah terbiasa dengan produk lain sehingga merupakan kesempatan untuk menunjukkan kelebihan perusahaan.

 

#7 Jaga Hubungan Baik Dengan Vendor

Vendor dan supplier adalah rekan Anda dalam memulai usaha. Hubungan yang baik dengan mereka akan memberikan banyak keuntungan dalam perjalanan bisnis Anda nantinya.

Pemberian diskon, pemahaman atas keterlambatan pembayaran, biaya pengiriman gratis adalah beberapa contoh keuntungan yang mungkin akan Anda dapatkan ketika hubungan Anda dengan mereka cukup baik.  

 

Tony Gaskin berkata,

“Jika Anda tak membangun impian Anda, maka seseorang akan memperkerjakan Anda untuk membangun impian mereka.”

 

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda siap melakukan seni memulai usaha seperti dalam artikel?

Yuk, bagikan pikiranmu dalam kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa share juga artikel ini pada rekan-rekan Anda. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Budi Safa’at. 2016. 99 Perbedaan Kebiasaan Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Budi Safa’at. 2015. 99 Perbedaan Cara Mengelola Uang Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
  • Parsaoran Sirait. 2015. 99 Perbedaan Kebiasaan Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
  • Jason Parks. 19 April 2017. 11 Steps to Starting a Successful Business in Your 20s. Entrepreneur.com – https://bit.ly/2VXUvoK
  • Scott Allen. 21 Januari 2019. Guy Kawasaki Explains The Art of the Start. Thebalancesmb.com – https://bit.ly/3cIecrm
  • Joshua Stowers, Staff. 28 Februari 2020. How to Start a Business: A Step-by-Step Guide. Businessnewdaily.com – https://bit.ly/3eKJa3J

dilema besar