Siapa yang ingin pensiun dini atau menikmati hidup dengan hal-hal favorit tanpa harus pusing mikirin kerjaan sebelum usia 40 tahun?
Saya! Ya, hampir semua orang menginginkan hal ini. Tapi ternyata hidup enak di masa depan harus dipersiapkan lho. Sudah siapkah kamu untuk merencanakan pensiun dini kamu?
Pensiun Dini, Dambaan Milenial
Bangun pagi nggak lagi di Jakarta, tapi lagi seruput kopi di New Zealand, sambil baca buku, dengar suara sapi dan juga burung di ladang. Waah, siapa yang tidak mendambakan suasana demikian?
Kita semua pasti sudah memiliki impian bagaimana nantinya saat pensiun. Sedang apa saat pensiun dan di negara atau di kota mana kita akan menghabiskan waktu pensiun kita kelak.
Tetapi banyak yang sudah mendambakan suasana pensiun saat masih usia produktif, lho. Iya benar, banyak kalangan milenial sudah mendambakan pensiun dini alias pensiun sebelum waktunya.
Memangnya kapan ideal usia pensiun?
Setiap orang dan profesi memiliki perbedaan batas usia pensiun, namun rata-rata pekerjaan menetapkan usia pensiun di antara 55-60 tahun.
Lalu untuk para milenial yang mendambakan pensiun dini itu di kisaran usia berapa? Wah beragam ya, ada yang berusia 30 tahun sudah ingin pensiun dini, ada saja, tapi rata-rata banyak yang mendambakan usia 40 tahun sudah pensiun dini.
Pensiun memiliki persepsi yang berbeda-beda bagi setiap orang, ada yang ingin tetap bekerja meskipun sudah waktu pensiun, namun ada juga yang ingin menikmati hasil kerja keras selama ini dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga.
Bagi saya setiap orang memiliki gaya pensiun yang berbeda-beda, dan itu sangat menarik untuk kita bahas.
Lalu kenapa saya ingin membahas pensiun dini? Hal ini karena menjadi fenomena di teman-teman saya.
Banyak yang bercerita ingin sekali setiap harinya hanya “Netflix and chill on weekdays” menurut saya inilah yang bahaya, karena jika usia produktif hanya ingin santai-santai, lalu bayangkan kalau semua usia produktif demikian, bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sedangkan di tahun 2045, Indonesia genap menjadi 100 tahun dan memasuki generasi emas, dimana di tahun 2045 Indonesia dituntut generasi muda yang siap menghadapi momen 2045 dengan baik.
Sehingga generasi emas menjadi tangguh dan berpikir maju serta dapat memegang teguh Pancasila.
[Baca Juga: Strategi Menyiapkan Dana Pensiun Lengkap dengan Simulasinya]
Sudah siapkah generasi muda Indonesia menghadapi bonus demografi seperti itu? Namun bagaimana jika diiringi dengan fenomena pensiun dini yang dihadapi oleh generasi muda yang masih berusia produktif?
Untuk itu disini saya akan membahas: pensiun dini, boleh nggak sih? Tidak untuk mengajak para milenial segera pensiun dini, namun untuk mempersiapkan usia produktif yang siap memiliki kondisi keuangan untuk pensiun kapan saja.
Kira-kira harus seperti apakah kondisi siap pensiun dini?
Siapkah Pensiun Dini?
Jika saat ini saya tanya kepada Sobat Finansialku, siapkah untuk pensiun dini secara finansial?
Apa jawaban yang pertama kali muncul dalam pikiran kamu? Wah belum, tabungan dana darurat saja belum terpenuhi, investasi saja baru dimulai, aduh masih banyak cicilan.
Jika jawabanmu demikian tandanya kita perlu persiapkan dulu ya. Berikut kondisi keuangan yang siap pensiun, yuk simak:
Menetapkan Target
Target menjadi sangat penting untuk kamu yang ingin memiliki kondisi siap pensiun. Iya, target waktu kapan kamu siap pensiun, apakah lima tahun lagi? Sepuluh tahun lagi, atau tahun berapa kamu siap untuk pensiun?
Untuk apa target waktu pensiun perlu ditetapkan? Pernah tidak kamu bertanya kenapa ya kira-kira banyak orang yang mengeluh antara tujuan keuangan yang tidak tercapai, dengan waktu yang ditargetkan?
Hal tersebut biasanya karena antara waktu yang ditetapkan dengan instrumen yang dijalankan tidak sesuai, dan hal tersebut dikarenakan target waktu tidak tepat.
Misalnya kamu ingin membeli rumah lima tahun lagi, tapi kamu tidak menargetkan waktu tersebut secara serius, sehingga hanya berpikir yang penting saya menabung dan investasi, tetapi hal itulah yang membuat antara target waktu dengan tujuan serta instrumen keuangan tidak berjalan sesuai harapan.
Jadi targetkan waktu untuk pensiun sejak sekarang. Jika menargetkan waktu pensiun dapat membuat kamu optimis untuk bekerja lebih giat, serta memotivasi kamu untuk rajin menabung dan berinvestasi, kenapa tidak kan Sobat Finansialku?
Contohnya saya ingin, saat nanti berusia 40 tahun, saya sudah siap pensiun, tandanya saya butuh 13 tahun lagi untuk siap pensiun, waktu yang singkat jika hanya untuk bermalas-malasan.
Saya memotivasi diri saya bahwa 13 tahun merupakan target pensiun, untuk mewujudkannya saya akan semangat bekerja, dan menari penghasilan untuk berinvestasi sejak sekarang.
Tidak Memiliki Utang
Untuk kondisi siap pensiun, pastinya kamu akan menggantungkan hidup dengan posisi uang yang ada untuk membiayai pengeluaran utama kamu saja, maka dari itu jika terdapat cicilan atau utang sebaiknya dihindari dan dilunasi sebelum waktu pensiun tiba.
Mengapa demikian? Misalnya saya memiliki uang Rp 1.000.000.000, dimana pengeluaran utama saya setiap bulan adalah Rp 10.000.000 jadi pastikan uang Rp 1.000.000.000 cukup untuk berapa lama saya hidup.
Jika asumsi pengeluaran Rp 10.000.000 per bulan maka uang Rp 1.000.000.000 bisa untuk membiayai hidup selama delapan tahun, namun jika ada utang maka akan berkurang kapasitasnya.
Beban membayar utang di saat pensiun seperti terasa 2x lipat karena kita diharapkan hanya memiliki pendapatan untuk membiayai gaya hidup sehari-hari saja. Jadi saat ditanya apakah kamu siap pensiun?
Jawabannya saat sudah tidak memiliki kewajiban.
Jika kamu saat ini masih memiliki kewajiban saya sarankan untuk belum mengambil langkah pensiun dini.
Namun, tentu saja kewajiban tersebut bisa kamu selesaikan terlebih dahulu. Kalau kamu kesulitan menyelesaikan kewajiban utangmu, terutama utang pinjol, kamu bisa dengarkan audiobook berikut ini.
Dalam audiobook tersebut kamu bisa tahu apa saja yang bisa kamu lakukan untuk menyelesaikan kewajiban utang kamu lebih cepat.
Jika utangmu cukup kompleks dan butuh bantuan Ahli Keuangan untuk mengatasinya, kamu bisa hubungi Perencana Keuangan Finansialku di konsultasi.finansialku.com atau hubungi 0819 1151 6119 untuk janji konsultasi.
Memiliki Passive Income
Selain sudah menargetkan waktu dan membuat perhitungan selama pensiun, lalu sudah melakukan manajemen utang, langkah terakhir adalah memiliki passive income.
Passive income atau penghasilan pasif yang didapatkan bisa dari hasil bisnis, dividen saham, return di deposito, P2P, dsb. Jadi inti dari pendapatan pasif yaitu imbal hasil dari investasi.
Penghasilan pasif inilah yang diharapkan bisa terus menghasilkan selama pensiun, namun sebelum kamu di titik pensiun, buatlah kebiasaan untuk rajin dan memulai berinvestasi sejak sekarang.
Jika saat ini kamu sudah memulainya, maka pertahankan dan lakukan evaluasi terhadap penghasilan pasif yang kamu miliki saat ini. Jika dirasa instrumen investasi yang dilakukan belum tepat, silahkan disesuaikan dengan risiko masing-masing.
[Baca Juga: Top 5 Investasi Hari Tua yang Menguntungkan untuk Para Pensiunan di Indonesia]
Proteksi Terpenuhi
Ciri-ciri seseorang siap pensiun adalah sudah memiliki proteksi. Pada dasarnya orang tersebut sudah memahami bahwa risiko terhadap kesehatan dialihkan kepada pihak ketiga.
Sehingga jika terjadi hal-hal yang bisa mempengaruhi keuangan saat pensiun akibat kesehatan, kamu sudah tidak perlu khawatir karena sudah memiliki asuransi kesehatan.
Jangan sampai terjadi kejadian yang tidak diduga terhadap kesehatanmu barulah kita ingin mendaftarkan diri kepada pihak asuransi, tentunya risiko kesehatan yang kita miliki membuat kamu ditolak oleh pihak asuransi.
Pensiun Itu Pasti
Pensiun itu pasti, namun bagaimana kita mempersiapkannya yang menjadi suatu seni. Seni mengatur keuangan agar kehidupan selama pensiun tidak membebani orang lain, mau itu anak, cucu, atau sekalipun orangtua.
Pensiun itu pasti, dan pensiun itu adalah bentuk tanggung jawab atas dirimu kelak di masa depan, memang bukan sekarang atau besok, tapi jika kita melewati satu hari tanpa memikirkan masa tua dan pensiun, rugilah kita saat ini.
Siapkan dengan matang, bukan tentang kapan pensiun, tapi sudah siapkah kita jika besok adalah hari terakhir kita bisa bekerja dan menghasilkan.
Sobat Finansialku memiliki teman atau kerabat yang ingin pensiun dini? Jangan lupa untuk share artikel ini karena akan sangat bermanfaat untuk orang-orang sekitar kita. Terima kasih sudah membaca artikel finansialku!
Editor: Eunice Caroline
Sumber Referensi
- Tri Sugiarti. 15 Juli 2020. Indonesia Golden 2045. Kumparan.com – https://bit.ly/3gp3BWw
- Admin. Strategi Untuk Pensiun Dini di Bawah 40 Tahun. Koinworks.com – https://bit.ly/2WeWZTs
- Vina A. Mulyana. 5 Maret 2017. 5 Tanda Anda Siap Pensiun Dini. Liputan6.com – https://bit.ly/2WeWZTs
dilema besar