Tertarik bisnis makanan karena omzet yang menjanjikan? Eits, jangan salah, kamu gak akan dapat apa-apa kalau tidak bisa mengatur keuangan bisnisnya dengan benar.
Rubrik Finansialku
Perhatikan Hal-Hal Ini Saat Memulai Bisnis Makanan
Sampai saat ini, berbisnis makanan adalah salah satu bisnis yang masih terlihat “sexy” untuk dijalankan. Mengapa demikian? Salah satu alasannya, makanan adalah kebutuhan dasar dari setiap manusia.
Sekarang makanan dan minuman bukan hanya sekadar kebutuhan primer, namun juga bisa menjadi kebutuhan “lifestyle” dalam bersosialisasi.
Coba lihat di media sosial, dari sekian banyak postingan, pasti ada yang postingannya berupa makanan dan minuman.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan bisnis kuliner di tanah air memang terlihat sangat pesat. Mulai dari yang kasat mata, yang bisa kita perhatikan setiap melewati jalan, seperti resto, coffee shop, dan café yang baru buka, hingga bisnis makanan yang tidak memiliki fisik bangunan atau dengan cara online.
Nah, untuk kamu yang tertarik memulai bisnis makanan, inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan di tahap awal.
[Baca Juga: 10+ Ide Bisnis Makanan Online yang Banyak Diminati Konsumen]
#1 Putuskan Produk yang Ingin Dijual
Jenis makanan dan minuman banyak sekali ragamnya. Namun, untuk menentukan apa yang akan dijual, bisa dimulai dari apa yang kita sukai atau makanan apa yang kita mahir membuatnya.
Hal ini akan berdampak terhadap riset bisnis dan pengembangan produk yang akan ditawarkan.
Contoh, kita suka makan bakso. Sebelumnya pasti banyak sekali warung atau restoran bakso yang sudah kita rasakan dari berbagai jenis dan varian bakso, sehingga kita tahu jenis bakso mana yang disukai oleh para konsumen dan layak jual.
#2 Lakukan Pengembangan Produk dan Riset
Setelah memutuskan untuk menjual bakso, kita coba dulu untuk membuat bakso versi kita, (kalau belum bisa masak bisa belajar melalui internet).
Setelah itu, coba sajikan kepada keluarga atau teman-teman kita untuk mendapatkan feedback dari segi rasa dan tampilan.
Dalam tahap ini terima semua masukan dan jangan baper! Kita juga bisa menanyakan harga yang pantas untuk dijual ke konsumen.
#3 Hitung dengan Teliti HPP (Harga Pokok Produksi)
Dalam melakukan riset, kita juga sudah mulai untuk menghitung biaya produksi atau biasa disebut dengan Harga Pokok Produksi (HPP).
Di sini banyak yang melakukan kesalahan, di mana perhitungan HPP hanya dihitung dari bahan baku saja. Sebenarnya, masih banyak komponen-komponen yang harus diperhitungkan seperti listrik, penggunaan kemasan, ongkos belanja, kuota internet dll.
Walaupun komponen-komponen tersebut biasa kita gunakan sehari-hari, itu tetap harus diperhitungkan agar ke depannya tidak salah dalam menetapkan harga.
#4 Lakukan Riset Perilaku Konsumen dan Kebutuhan di Pasar
Poin ini bisa kita lakukan bersamaan pada saat memilih tempat atau lokasi. Lokasi yang dimaksud di sini juga terhitung jika mau jualan online, ya. Misalnya mau jual di marketplace, IG, Facebook dll.
Contoh kita mau berjualan bakso, zaman sekarang bagaimana cara konsumen mendapatkan semangkok bakso? Jam berapa saja konsumen ingin menyantap bakso?
Apakah di lokasi tersebut sudah ada pesaing yang berjualan bakso? Jika “ya” apa yang menjadikan bakso kita berbeda.
Nah, jika sudah melakukan 4 tahapan ini, selanjutnya kita bisa mulai menghitung modal yang diperlukan dan rantai pasokan bahan baku.
Meningkatkan Penjualan
Jika sudah menghitung modal dan siap untuk memulai bisnis makanan, Sobat Finansialku bisa gunakan teori AIDA+S untuk dapat meningkatkan penjualan.
Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap psikologis agar kita tetap bersemangat dan terus memberikan yang terbaik terhadap konsumen. Apa saja itu? Ini dia:
Attention (Tahap Menarik Perhatian)
Di awal kita sudah menentukan lokasi, namun harus diperhatikan kembali apakah lokasi yang sudah ditentukan memiliki daya tarik untuk calon konsumen? Ini adalah langkah awal agar usaha makanan bisa mendapatkan perhatian.
Perhatikan juga apakah tempat itu bisa menarik perhatian dari orang-orang yang lewat, waktu-waktu ramai disekitar lokasi, dll. Calon konsumen harus sadar dengan kehadiran bisnis kita, bisa menggunakan cara offline maupun online.
Jika berjualan online, bisa juga dengan pemilihan kalimat atau keyword yang menarik, sehingga saat konsumen mencari di mesin pencarian otomatis, nama bisnis kita bisa berada di hasil pencarian paling atas.
Interest (Tahap Ketertarikan)
Jika konsumen sudah tahu ada tempat makan baru di sana, lalu apa selanjutnya? Di sini adalah tahapan di mana sebagai pengusaha harus pintar untuk “membujuk” konsumen untuk mampir ketempat usaha kita.
Bisa dengan tulisan atau gambar yang menarik, pemilihan warna dan konsep dari tempat usaha. Di sini kita harus kreatif untuk dapat menarik perhatian dari konsumen
Desire (Tahap Timbul Keinginan Untuk Mencoba)
Setelah konsumen tertarik, buatlah sebuah penawaran yang menguntungkan konsumen untuk mencoba, seperti program diskon, promo buy 1 get 1 dll. Perilaku seseorang untuk mencoba suatu yang baru biasanya tidak mau rugi.
Oleh karena itu, dengan penawaran tadi akan membuat konsumen merasa tidak ada salahnya untuk mencoba
Action (Tahap Memutuskan Untuk Membeli)
Ini bukan akhir dari tahapan keberhasilan bahwa kita telah berhasil menjual produk, namun ini adalah awal dari langkah selanjutnya.
Dalam hal ini, tolong diperhatikan mengenai rasa dari makanan atau minuman yang disajikan, pelayanan, dan kebersihan.
Satisfaction (Kepuasan)
Ini adalah hal yang bisa menjadi tolak ukur dari kelangsungan bisnis makanan kita ke depannya. Gunakan customer experience di mana konsumen merasakan hal yang berbeda dibandingkan tempat-tempat lainnya.
Nah, kamu juga harus perhatikan dari beberapa konsumen yang datang memesan menu yang sama sebanyak 3 kali, artinya rasa dari makanan atau minuman kamu sudah sangat cocok untuk mereka.
Mengatur Keuangan Bisnis Makanan
Dalam menjalankan sebuah bisnis makanan, Sobat Finansialku harus tahu cara mengatur keuangan dan hal-hal yang kita harus perhatikan agar terhindar dari kerugian terus menerus.
#1 Catat Semua Pemasukan dan Pengeluaran
Pencatatan di sini bukan hanya berbicara soal uang, namun juga perihal ketersediaan stok bahan baku. Hal ini juga dapat membantu kamu melakukan riset ke depannya agar bisnis kamu semakin bertumbuh.
#2 Pisahkan Rekening Pribadi dan Rekening Bisnis
Ini kesalahan yang sering terjadi dari para pengusaha. Kenapa? Karena, hal inilah yang akan membuat usaha kita tidak akan berkembang.
Secara sadar ataupun tidak, kita menggunakan uang bisnis untuk kepentingan pribadi. Untuk mengetahui lebih detil bagaimana mengatur keuangan pribadi dan bisnis, kamu bisa mendengarkan audiobook berikut ini.
#3 Buat Standard Operational Procedure
Jika ke depannya ingin menjadikan bisnis kita berkembang pesat dan auto pilot, maka buat standar baku yang harus dilakukan. Hal ini bisa juga meminimalkan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh karyawan kita.
Nah, sekarang sudah siap ‘kan untuk memulai bisnis makanan? Pastinya kita harus yakin terhadap produk yang akan kita jual. Jadi, hindari menetapkan produk yang akan dijual hanya sekadar ikut-ikutan tren, ya.
Contohnya, masih ingat tren es kepal Milo? Hampir semua sudut jalan dipenuhi dengan outlet-outlet kecil yang menjual es kepal Milo.
Namun, bisnis tersebut hanya seumur jagung sudah hilang semua. Semoga bisnis makanan yang akan kamu jalankan tidak bernasib sama seperti tren es kepal, ya.
Sobat Finansialku, itulah cara memulai dan mengatur keuangan bisnis makanan untuk meminimalkan kerugian. Bisnis makanan apa yang akan kamu tekuni? Share jawaban kamu di kolom komentar, ya.
Semoga artikel bermanfaat untuk kamu dalam memulai bisnis makanan. Jangan lupa bagikan artikel ini pada Sobat Finansialku lainnya. Terima kasih.
Sumber Gambar:
- Bisnis 1 – http://bit.ly/2MOOWZ9
dilema besar