Pabrik sepatu tidak bisa bertahan lagi di tengah pandemi, harus setop produksi gara-gara pandemi corona! Gimana solusinya?
Ketahui informasi selengkapnya di berita Finansialku di bawah ini.
Rubrik Finansialku
Pabrik Sepatu Lumpuh
Sektor industri pabrik sepatu berbasis ekspor di Indonesia tidak bisa bertahan lagi di tengah pandemi ini.
Selain penghasilan yang semakin terbatas, persaingan juga semakin ketat setelah terkena dampak pandemi Covid-19. Bahkan, sejak Mei lalu, order sepatu sport dari merek terkenal seperti Nike, Adidas, dan merek sejenis sudah dihentikan.
Dilaporkan, sekitar 18 persen, di mana sekitar 20 pabrik dari total 120 pabrik sepatu benar-benar setop produksi lantaran terdampak Corona.
Berhentinya 20 pabrik sepatu ini pada akhirnya berdampak pada puluhan ribu pegawai yang harus alami Pemutusan Hubungan Kerja.
Ini karena permintaan terhadap produksi sepatu merek dalam negeri ataupun ekspor belum mengalami peningkatan selama pandemi.
“Kondisi masih sama, pasar ekspor mulai pertengahan Mei melandai, sekarang makin turun.” Kata Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) dikutip laman cnbcindonesia.com, Selasa (18/08).
Adapun, para produsen memilih untuk menyelesaikan kontrak yang tersisa, hingga September-Oktober, dengan memangkas harga penawaran ke merek sepatu kenamaan itu.
“Mungkin, ini masih prediksi. Harga-harga sepatu untuk diekspor di bawah US$ 10.” Papar Firman, dikutip laman yang sama.
[Baca Juga: Sejarah Sepatu Boots Hingga Boots Termahal Capai Rp 40 M]
Selain itu, para produsen juga bakal menyesuaikan biaya produksi dan upah para pekerja dengan mencari lokasi yang upah tenaga kerjanya masih rendah.
Oleh karena itu, nantinya para produsen ini bakal lebih banyak mendirikan pabrik sepatu di Jawa Tengah, yang awalnya lebih banyak di Banten dan Jawa Barat.
Firman juga mengatakan, untuk mengantisipasi keterampilan tenaga kerja, para produsen bakal memperbanyak memproduksi desain sepatu yang mudah dikerjakan.
“Kemungkinan desain retro yang kesulitannya nggak terlalu tinggi, itu bisa dipersiapkan oleh tenaga kerja baru.” Jelasnya.
Sementara itu, harga jual yang akan ditawarkan juga diprediksi bakal lebih bervariatif, meski tidak dijelaskan oleh Firman secara rinci.
Untuk bisa terbebas dari jebakan ini, Firman mengaku kalau pelaku usaha butuh bantuan dari pemerintah untuk mempercepat pemulihan.
Tapi Firman merasa kalau regulasi yang berlaku untuk industri sepatu malah makin memberatkan.
Regulasi tersebut merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Metode Pengujian Tata Cara Pendaftaran, Pengawasan, Penghentian Kegiatan Perdagangan dan Penarikan Barang Terkait dengan Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3L).
“Beredarnya produk ada izin edar. Kalau di Kemenkes ada BPOM, Kementerian Perindustrian ada SNI. Ini Kemendag keluarga Permendag, ada syarat standar mutu lagi, sebenarnya itu duplikasi pengaturan, karena bicara standar mutu lagi, sebenarnya itu duplikasi pengaturan, karena bicara standar mutu juga ketika dilihat lebih dalam lagi sangat memberatkan. Masalahnya peraturan-peraturan ini ada tumpang tindih dalam pengawasan, jadi sewaktu-waktu bisa aparat hukum, selama ini kita harap pembinaan.” Ungkapnya.
[Baca Juga: Jangan Jorok! Ini Cara dan Tips Perawatan Sepatu Converse]
Adapun, pemerintah sendiri tentu tidak diam saja melihat fenomena ini. Melansir laman finance.detik.com, Kementerian Perindustrian mengungkapkan kalau pihaknya sudah memiliki beberapa upaya agar pabrik sepatu di Indonesia bisa bertahan di tengah pandemi.
“Untuk pasar dalam negeri, maka kami mendorong pengeluaran Pem (APBN & APBD) khususnya mendorong pembelian sepatu mell K/L dan pemda-pemda seluruh Indonesia untuk kebutuhan seragam sepatu ASN-nya maupun apabila sudah selesai pandemi, sekolah melalui kerja sama dengan pendidikan kebudayaan untuk seragam sekolah.” Kata Gati Wibaningsih, selaku Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, dikutip laman finance.detik.com, Jumat (21/08).
Bukan cuma itu, promosi gencar-gencaran juga bakal dilakukan oleh Kemenperin melalui pameran virtual.
“Ditindaklanjuti dengan online sistem marketing serta mendorong pengadaan sepatu untuk pemerintah dengan menggunakan produksi dalam negeri dan menggalakkan hari sepatu nasional.” Kata Elis Masito, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin.
Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai fenomena ini? Mari kita diskusikan di kolom komentar!
Jangan lupa bagikan informasi ini kepada rekan dan keluarga melalui pilihan platform yang tersedia di bawah ini.
Ebook Perencanaan Keuangan ENTREPRENEUR & FREELANCE
Download Sekarang, GRATISSS!!!
Sumber Referensi:
- Hendra Kusuma. 21 Agustus 2020. Jurus Pemerintah Selamatkan Pabrik Sepatu dari Ganasnya Corona. Finance.detik.com – https://bit.ly/3lhXuUO
- Hendra Kusuma. 21 Agustus 2020. Sedihnya! Puluhan Pabrik Sepatu Setop Produksi Gegara Corona. Finance.detik.com – https://bit.ly/3gl7SqS
- Lynda Hasibuan. 20 Agustus 2020. Bad News! Setop Produksi, 20 Lebih Pabrik Sepatu Kolaps. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3jg7ex5
- Admin. 21 Agustus 2020. Tolong Pak Mendag! 20 Lebih Pabrik Sepatu RI Bangkrut. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2YiXIkD
- Ferry Sandi. 19 Agustus 2020. Pabrik Sepatu Ramai-Ramai Setop Produksi, Ada Apa?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3j3VzRQ
- Ferry Sandi. 18 Agustus 2020. Help! Pabrik Sepatu RI Pembuat Nike Hingga Adidas Sepi Order. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3aJm248
- Ferry Sandi. 18 Agustus 2020. Pabrik Sepatu RI Obral Harga Ekspor, Nike cs Dijual Rp148.000. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2EmAi6S
Sumber Gambar:
- Sepatu – https://bit.ly/2Qbp6fY
- Toko Sepatu – https://bit.ly/3aJNFdp
- Pabrik Sepatu – https://bit.ly/34lM2RZ
dilema besar