Guna mendukung percepatan perbankan syariah, Bank Interim dan BCA Syariah resmi merger. Simak berita lengkapnya berikut.
Rubrik Finansialku
Bank Interim Ke BCA Syariah Telah Efektif Pada 10 Desember 2020
Penggabungan PT Bank BCA Syariah dengan PT Bank Interim yang sebelumnya bernama PT Bank Rabobank International Indonesia sudah selesai.
Masing-masing pemegang saham dari kedua perusahaan itu telah menyetujui aksi merger tersebut.
Dalam pengumuman yang disampaikan Direktur BCA, Vera Eve Lim dan Haryanto Tiara Budiman, penggabungan Bank Interim ke BCA Syariah telah berlaku efektif pada 10 Desember 2020.
“Penggabungan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan,” tulis pengumuman tersebut, mengutip dari Cnbcindonesia.com, Selasa (15/12).
Dengan penggabungan tersebut, modal BCA Syariah semakin tebal. Hal ini terlihat dari modal ditempatkan dan disetor BCA Syariah per Juli 2020 akan meningkat dari Rp 1,99 triliun menjadi Rp 2,25 triliun pasca penggabungan.
“Maka modal setor nambah Rp 259 miliar. Juga ada paid in capital ini istilah accounting nambah Rp 69 miliar,” ujar Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih mengutip dari kontan.co.id.
[Baca Juga: Yuk Mengenal Reksadana BCA dan Keuntungannya]
Lebih lanjut, ia megatakan lewat merger tersebut seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas Bank Interim akan segera masuk ke BCA Syariah. Ia memproyeksi aset yang akan beralih sekitar Rp 350 miliar.
Selain itu, jumlah jaringan anak perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini pada akhir tahun menjadi 70 jaringan. Ia menyebut konsentrasi perusahaan pada saat ini fokus untuk menyelesaikan merger.
Selain itu, rasio CAR BCA Syariah sebelum penggabungan per 31 Juli 2020 adalah 38,70%, sedangkan proyeksi CAR pasca penggabungan adalah 43,43%.
Penggabungan ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi konsolidasi perbankan sekaligus memperkuat permodalan untuk mendukung percepatan perbankan syariah.
Selain guna meningkatkan modal BCA Syariah, aksi konsolidasi ini juga diharapkan dapat menopang bisnis BCA Syariah, serta perbankan syariah pada umumnya.
Untuk informasi, akhir September lalu Bank Interim telah resmi diakuisisi oleh BCA. Proses akuisisi Bank Interim oleh BCA telah dimulai sejak akhir tahun lalu.
Mulanya BCA mengucur dana Rp 397 miliar untuk mengempit 100% kepemilikan Bank Interim.
Namun nilai tersebut meningkat karena ada premium US$ 20,5 juta yang mesti dibayar BCA. Sehingga nilai akuisisinya menjadi sekitar Rp 500 miliar.
Sebelumnya, BCA Syariah telah melakukan pemecahan nilai nominal saham, hal ini dilakukan seiring dengan penggabungan usaha (merger) dengan Bank Interim Indonesia.
Setelah pemecahan saham BCA Syariah tersebut, maka seluruh pemegang saham Bank Interim berhak atas saham konversi sejumlah 258.883.207 saham di BCA Syariah, mewakili 11,48% dari saham BCA Syariah sebagai bank hasil penggabungan.
Nantinya, saham hasil konversi akan didistribusikan ke BCA sebesar 258.883.207 saham dan PT BCA Finance sebesar 70 saham.
Adapun, nilai wajar 100% Bank Interim mengacu prospektus per tanggal 31 Juli 2020 sebesar Rp 312,98 miliar atau setara 3,71 juta saham. Nilai tersebut setara dengan Rp 84.156 per saham.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Sumber Referensi:
- Syahrizal Sidik. 15 Desember 2020. Resmi! OJK Beri Restu Merger Bank Interim dengan BCA Syariah. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/2WimhNg
- Novita Intan. 14 Desember 2020. Per 10 Desember, Bank Interim Resmi Gabung BCA Syariah. Republika.co.id – https://bit.ly/3abqb2t
- Maizal Walfajri. 14 Desember 2020. Berkat merger, aset Bank Interim senilai Rp 350 miliar bakal beralih ke BCA Syariah. Kontan.co.id – https://bit.ly/2WhvPrK
Sumber Gambar:
- BCA Syariah Interim – https://bit.ly/3aaL0Lk, https://bit.ly/2Wiu6lO
dilema besar
