Tiga Bank Syariah Milik BUMN Resmi Merger, Akan Kuasai Pasar?

Tiga Bank Syariah Milik BUMN Resmi Merger, Akan Kuasai Pasar?

Setelah direncanakan sebelumnya, merger bank syariah BUMN, yakni BRISyariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah mandiri, resmi dilakukan.

Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Merger Bank Syariah BUMN

Jagat keuangan dan perbankan Tanah Air, khususnya syariah akan kedatangan pemain baru muka lama.

Tiga bank syariah milik BUMN yaitu PT Bank BRISyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri, resmi menjalani proses merger.

Hal ini tertuang dalam MoU atau Nota Kesepahaman (Conditional Merger Agreement/CMA) antara ketiga bank dan induk usahanya masing-masing yang diteken pada Selasa (13/10) sore.

Dalam merger ini, Bank BRISyariah ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dari merger tiga bank syariah BUMN.

Sebagai informasi, Bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melangsungkan mega merger menjadi satu entitas bank. Legal merger bakal terjadi pada Februari 2021.

Adapun prosesnya sudah berlangsung saat ini. Ketiga bank telah menyepakati penggabungan dan telah menadatangani suatu perjanjian penggabungan bersyarat pada Senin (12/10) lalu.

“Setelah merger, bank syariah akan menempati posisi ketujuh atau atau kedelapan top ten perbankan di Indonesia,” ujar Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Hery Gunardi, mengutip dari Tempo, Rabu (14/10).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mendukung upaya merger ketiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Memahami Akad Wadiah Dalam Perbankan Syariah 02 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Bank Syariah Terbaik di Indonesia, Apa Kamu Nasabah Salah Satunya?]

 

Menurutnya, upaya merger dan akuisisi di industri perbankan nasional akan meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan syariah di kancah global.

“Sesuai tujuan OJK untuk membangun industri perbankan yang sehat, memiliki daya saing dan bisa memberikan kualitas layanan yang lebih baik serta untuk memberikan kontribusi terbaik dalam pembangunan ekonomi,” ujarnya mengutip dari Kompas, Rabu (14/10).

 

Fakta-Fakta dari Merger Bank Syariah

Merangkum dari Tempo, berikut ini sejumlah fakta terkait penggabungan bank syariah.

 

#1 Aset Tembus Rp 220-225 triliun

Proses merger bank syariah Himbara akan menyatukan aset milik ketiga anak usaha bank BUMN yang diperkirakan mencapai Rp 220-225 triliun.

Dengan begitu, setelah merger, bank syariah himbara digadang-gadang tergolong sebagai sepuluh bank syariah terbesar secara global berdasarkan kapitalisasinya.

Bahkan, bank syariah himbara didorong menjadi bank dengan potensi kapitalisasi market terbesar, yang pada 2025 akan mengantongi aset Rp 395 triliun.

Sedangkan target pembiayaan pada lima tahun mendatang mencapai Rp 272 triliun dengan pendanaan Rp 355 triliun.

 

#2 Bidik Penjualan Sukuk Global

Bank syariah himbara akan mengincar market untuk penjualan surat utang atau sukuk global setelah ketiganya berhasil melakukan penggabungan pada Februari 2021.

“Seperti global sukuk, tentu pasarnya cukup banyak,” ujar Ketua Tim Project Management Office (PMO) sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Hery Gunardi.

Saat ini, ia mengakui perbankan syariah di Indonesia masih tertinggal dalam mengeksplorasi pasar sukuk. Padahal, bank syariah memiliki pasar yang besar di negara-negara Islam, seperti di Timur Tengah.

 

#3 Tak Ada PHK karyawan

Hery menjamin merger bank syariah tidak akan berbuntut terhadap pemutusan hubungan karyawan atau PHK.

“Bank hasil merger siap bersaing dengan bank syariah Indonesia maupun global. Kami pastikan tidak ada pengurangan karyawan karena akan menjadi satu keluarga besar,” ujar Hery.

Seluruh karyawan dari ketiga bank akan ikut membangun perusahaan dan membesarkan entitas.

Selain karyawan, Hery meyakinkan aksi korporasi tidak akan berdampak terhadap perubahan-perubahan yang merugikan nasabah.

“Sampai hari ini tidak ada perubahan apa-apa. Nasib nasabah masih sama saja karena belum legal merger,” tuturnya.

 

Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!

12 Ebook Perencanaan Keuangan 30an

 

#4 Masih Tertinggal Dengan Negara Lain

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan pemerintah berinisiatif menggabungkan tiga bank syariah nasional.

Ia menjelaskan, sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar dunia, Indonesia masih tergolong tertinggal dengan negara Islam lainnya. “Dan kita harus bangkit,” ujar Erick Thohir.

Di tengah masa krisis karena pandemi, dia pun berharap pasar keuangan syariah akan memperkuat pemulihan ekonomi nasional.

Erick mengatakan sistem bank syariah yang mengutamakan keadilan dan transparansi membuat perbankan mampu bertahan di era kritis, bahkan menorehkan kinerja positif.

Langkah ini dinilai menjadi panggilan bagi ekonomi syariah untuk mendorong kemakmuran masyarakat.

Di samping itu, Erick menyebut sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, sudah semestinya Indonesia memiliki bank syariah yang kuat.

“Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia,” pungkasnya.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel diatas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Fika Nurul Ulya. 14 Oktober 2020. Bank Syariah BUMN Merger, Ini Kata OJK. Kompas.com – https://bit.ly/3lMxujU
  • Tria Putra. 14 Oktober 2020. Merger Bank Syariah BUMN Kuasai 57% Pasar, Bank Lain Gemeter?com – https://bit.ly/2FpWihQ
  • Francisca Christy Rosana. 14 Oktober 2020. 5 Fakta tentang Merger Bank Syariah, Mulai Aset hingga Soal Nasib Karyawan. Tempo.co – https://bit.ly/2SPxUJE

 

dilema besar