Presiden Joko Widodo meminta agar inflasi 2022 di Indonesia bisa terkendali dan berada di bawah 5 persen. Lantas apa sajakah strategi yang akan pemerintah lakukan?
Simak informasi selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini!
Presiden Targetkan Inflasi 2022 Indonesia di Bawah 5%
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menegaskan bahwa inflasi Indonesia 2022 harus bisa terkendali. Ia menargetkan bahwa inflasi tahun ini berada di bawah angka 5%.
Kendati demikian, Jokowi tetap memperkirakan kenaikan inflasi sebesar 1,8% berpotensi terjadi akibat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. Ia mengajak semua pihak untuk bekerjasama menekan laju inflasi.
“Dan ini yang kita tidak mau. Oleh sebab itu saya minta kepada gubernur, bupati, wali kota agar daerah bersama-sama dengan pusat, bekerja seperti saat kita bekerja secara serentak dalam mengatasi COVID-19. Saya yakin Insya Allah bisa kita lakukan sehingga inflasi di tahun ini kita bisa kendalikan inflasi di bawah lima persen,” ungkap Presiden Jokowi, melansir SWA.co.id (16/09).
Strategi untuk Menekan Laju Inflasi
Dalam kesempatan yang sama juga Joko Widodo memaparkan beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk bisa menekan laju inflasi. Ada pun beberapa strateginya antara lain sebagai berikut:
#1 Membuat Anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH)
Untuk upaya yang satu ini, Pemerintah Daerah memiliki peranan yang cukup penting. Salah satunya adalah dengan menganggarkan Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Bagi Hasil (DBH).
Alokasi dana tersebut dapat berbentuk bantuan sosial transportasi umum, ojek, bahkan hingga transportasi nelayan.
Di samping itu anggaran alokasi dana tersebut dapat digunakan oleh pihak Pemda memberikan stimulus berupa bantuan terhadap pelaku Usaha Mikro Menengah (UMKM).
Bantuan tersebut dapat UMKM gunakan untuk membeli bahan-bahan baku yang alami kenaikan akibat harga BBM subsidi yang naik.
[Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima BLT BBM, Ternyata Mudah dan Praktis!]
Setidaknya 2% dari dana transfer umum masih tersisa sekira Rp2,17 triliun. Selain itu, belanja tidak terduga baru terserap Rp6,5 triliun dari alokasi sebesar Rp16,4 triliun.
“Saya minta sekali lagi kepada seluruh gubernur, bupati, wali kota agar waktu yang tinggal Oktober, November, Desember ini betul-betul anggaran yang ada ini segera bisa direalisasikan, karena kita tahu kontribusi APBD terhadap ekonomi sebuah daerah itu sangat besar,” tambah Jokowi.
#2 Mengawasi Harga Pangan
Salah satu sektor yang perlu mendapat perhatian secara seksama tentu saja komoditas pangan. Sebab sektor ini memiliki pergerakan cukup fluktuatif serta tingkat demand yang sangat tinggi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa komponen harga pangan menjadi pendorong utama kenaikan inflasi.
Pasalnya pada Juli 2022 lalu, inflasi dari sektor pangan menembus angka 11%. Walaupun pada akhirnya dapat terkendali hingga 8,93% pada Agustus lalu.
Oleh karenanya, Sri Mulyani memberikan concern terhadap pengendalian harga pangan di tengah kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Jadi kalau seandainya tim pemantauan inflasi nasional dan daerah bekerja menjaga harga makanan, terutama diproduksi dalam negeri, maka inflasi kontribusinya dari unsur makanan bisa lebih rendah,” Ujar Sri Mulyani, melansir Kompas.com (15/09).
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo juga menyinggung beberapa daerah yang memiliki tingkat inflasi tertinggi di Indonesia. Presiden juga memerintahkan pemda kota-kota tersebut untuk mengevaluasi dan melakukan intervensi lapangan.
Beberapa daerah tersebut antara lain sebagai berikut:
- Luwuk, Sulawesi – 7,8%.
- Kota Jambi, Jambi – 7,7%.
- Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan – 7,6%.
- Kota Sampit, Kalimantan Tengah – 7,5%.
- Kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara – 7,4%.
Apakah Target Inflasi dapat Tercapai?
Pemerintah tentu saja akan menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam upaya mengendalikan inflasi di bawah 5%, sekalipun telah meluncurkan berbagai program perlindungan sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Indef, Eko Listyanto. Ia menyatakan bahwa program sosial bisa membantu meredam dampak daya beli terutama bagi masyarakat di bawah garis kemiskinan.
Akan tetapi upaya tersebut tidak serta merta dapat menyubstitusi besarnya dampak kenaikan harga barang serta jasa dalam negeri.
“Jika dikaitkan dengan inflasi, maka target inflasi di bawah lima persen ini masih sulit tercapai, karena memang kenaikan BBM ini dalam jangka pendek membuat shock di dalam harga. Ini mungkin akan sedikit lebih tinggi dibandingkan periode kalau tanpa ada skenario kenaikan harga BBM, tetapi karena ini kan ada aspek keterpaksaan,” tutur Eko mengutip Swa.co.id.
Perkiraan Inflasi Indonesia 2022
Di samping itu, Eko memperkirakan bahwa tingkat inflasi 2022 di Indonesia berada di angka 6 sampai 7%.
Kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi penyebab utama kenaikan laju inflasi tidak mungkin bisa dihindari.
Akan tetapi dampak kebijakan yang satu ini masih jauh lebih terukur jika berbanding dengan terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi yang perkiraan kuotanya akan habis pada Oktober 2022 mendatang.
“Setelah 2-3 bulan pasca kenaikan BBM, inflasi administered price umumnya akan melandai. Maka dari itu, yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah mengantisipasi inflasi volatile foods, terutama harga pangan, karena tantangan inflasi akhir tahun adalah terkait pangan,” tambahnya.
Apa Itu Inflasi?
Sebagai informasi, inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terjadi terus menerus pada jangka waktu tertentu.
Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan inflasi tersebut dapat terjadi, antara lain sebagai berikut:
#1 Tingginya Permintaan Pasar
Peningkatan permintaan pasar terhadap suatu barang atau produk tertentu tanpa adanya pasokan barang yang memadai dapat menyebabkan terjadinya inflasi.
[Baca Juga: Cara Cek Penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) Rp 600.000]
#2 Biaya Produksi Tinggi
Kemudian tingginya biaya produksi juga menjadi salah satu faktor penyebab inflasi.
Kondisi ini imbas dari kenaikan yang terjadi pada ongkos produksi serta biaya pendukung lainnya. Seperti kenaikan harga bahan baku, upah buruh, dan lain sebagainya.
#3 Peredaran Uang yang Terlalu Tinggi
Kemudian peredaran uang yang terlalu banyak di tengah masyarakat juga dapat memicu terjadinya inflasi. Sebab jumlah produksi yang stagnan tidak bisa mengimbangi peredaran uang.
Dampak Terjadinya Inflasi
Kemudian ada beberapa hal yang terjadi sebagai dampak adanya inflasi, antara lain sebagai berikut:
- Pendapatan rill masyarakat menjadi menurun yang juga berdampak pada standar hidup masyarakat.
- Inflasi yang tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi dalam menentukan keputusan atau kebijakan. Misalnya dalam keputusan produksi, investasi, konsumsi, dan sebagainya.
Inflasi adalah hal yang bisa saja terjadi kapan pun. Kita selaku masyarakat sekaligus pelaku ekonomi sudah barang tentu harus melakukan antisipasi untuk menghadapi kondisi ini.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi lonjakan inflasi. Yuk cari tahu informasinya dalam artikel berikut ini:
Hadapi Lonjakan Inflasi, Begini Tips Keuangan Ala Financial Planner
Mungkin saat ini Indonesia sangat sulit untuk melepaskan diri dari belenggu inflasi. Pemerintah masih terus berupaya untuk meminimalisir dampak yang terjadi sekaligus menekan angka lonjakannya.
Tetapi kita selaku masyarakat, sudahkah melakukan upaya antisipasi? Misalnya seperti membuat alokasi anggaran uang bulanan saja.
Nah, untuk kamu yang masih bingung dalam membuat anggaran keuangan, jangan lagi khawatir! Kamu bisa cari tahu caranya dalam ebook Finansialku “Cara Membuat Anggaran Dengan Tepat”
Di dalamnya kamu bisa mengetahui cara mengatur, mencatat, dan mengevaluasi anggaran dengan baik dan benar.
Yuk, langsung saja dapatkan ebook-nya secara GRATIS dengan klik banner di bawah ini!
Selain itu, jika Sobat Finansialku memiliki pertanyaan ataupun membutuhkan saran seputar keuangan langsung saja konsultasikan melalui aplikasi Finansialku. Kamu juga bisa buat janji via WhatsApp melalui nomor 0813-1646-8488.
Itulah informasi mengenai Inflasi Indonesia 2022. Yuk jangan lupa share artikel ini supaya semakin banyak orang yang memperoleh informasinya.
Editor: Ratna Sri H
Sumber Referensi:
- VoA Indonesia. 16 September 2022. Jokowi Targetkan Inflasi 2022 di Bawah 5 Persen.Swa.co.id – https://bit.ly/3Uj2j1I
- Yohana Artha Uly. 15 September 2022. Jokowi Minta Inflasi di Bawah 5 Persen, Sri Mulyani Awasi Harga Pangan. Kompas.com – https://bit.ly/3BLVD4X
- Redaksi. 19 Juli 2022. Mengenal Inflasi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3LyfMid
dilema besar