Tantrum adalah sesuatu yang ternyata bermanfaat bagi anak dan orang tua, lho! Sudah tahu apa manfaatnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Kalau belum, siapkan catatan dan baca artikelnya sampai akhir, ya!
Summary:
- Tantrum umum terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh berbagai faktor, secara internal dalam dirinya ataupun faktor dari eksternal.
- Terdapat beberapa jenis dan cara menghadapi anak tantrum, serta manfaatnya bagi orang tua maupun anak.
Menghadapi Tingkah Laku Anak, Tidak Selalu Mudah!
Para orang tua tentu memahami betul bahwa membesarkan anak adalah sesuatu yang menyenangkan, sekaligus menyulitkan.
Pola pengasuhan yang saat ini orang tua lakukan, akan membentuk karakter anak saat ia tumbuh besar nanti.
Meski kadang terjadi secara tidak sengaja, akan menimbulkan perasaan-perasaan traumatik untuk anak.
Dalam prosesnya, ada beberapa hal yang cukup menyulitkan, terlebih ketika anak bertindak tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Salah satunya adalah tantrum.
Sebenarnya apa itu tantrum dan bagaimana cara menghadapinya? Simak penjelasannya di bawah ini.
[Baca Juga: Kenali Gejala dan Cara Ampuh Menghilangkan Trauma Pada Anak]
Apa itu Tantrum?
Tantrum merupakan suatu kondisi yang hampir semua orang tua alami. Melansir laman hellosehat.com, tantrum adalah sebuah ledakan emosi yang kemunculannya tidak terduga. Biasanya disertai dengan sikap anak yang berteriak, membangkang, menjerit, hingga menangis.
Meski begitu, tantrum bukanlah sesuatu yang patut orang tua khawatirkan, karena tantrum adalah hal yang normal.
Kondisi ini merupakan salah satu bagian sekaligus fase dari perkembangan anak, dan cara anak mengekspresikan perasaan tidak nyamannya.
Umumnya banyak terjadi pada anak dalam rentang usia 1-4 tahun, namun tidak menutup kemungkinan pula pada orang dewasa.
Ciri-ciri Tantrum yang Melebihi Batas
Meski demikian, dalam praktiknya, hal ini memang menyulitkan, terlebih jika anak sudah mulai tantrum di tempat umum.
Walaupun tergolong sebuah fase yang normal, orang tua harus tetap memahami ciri-ciri tantrum yang sudah melebihi batas, antara lain:
- Frekuensi tantrum yang cukup sering.
- Melakukan kontak fisik hingga kekerasan pada orang lain.
- Durasi tantrum yang lama.
[Baca Juga: Bunda, Ini Lho 10 Cara Mengatasi Anak Rewel di Supermarket]
Apa Penyebab Tantrum Pada Anak?
Umumnya, penyebab tantrum adalah karena anak merasa lelah, lapar, tidak nyaman pada keadaan sekitar.
Faktor lainnya bisa jadi karena rasa kesal, marah, atau frustasi.
Selain itu, melansir laman halodoc.com, berikut adalah beberapa penyebab tantrum:
#1 Sikap Plin Plan Orang Tua
Menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Selain harus mengurusi anak, orang tua juga punya segudang tanggung jawab lain yang harus mereka emban.
Makanya, tidak heran kalau orang tua secara tidak sengaja kerap menunjukkan sikap plin-plan di hadapan anak.
Kondisi ini bisa menjadi salah satu pemicu anak mengalami tantrum.
Contohnya, jawaban orang tua yang tidak konsisten dalam memberikan izin buat anak bermain.
Awalnya, orang tua mengizinkan anak untuk bermain saat itu juga, namun kemudian orang tua berubah pikiran. Lalu menyuruh anak untuk telrebih dulu makan sebelum bermain.
#2 Lingkungan
Faktor kedua yaitu ketika anak berada dalam lingkungan tertentu.
Bisa jadi, ketika berada dalam lingkungan tersebut, anak merasa kewalahan, atau energinya mudah terserap oleh orang lain.
Tidak biasa menangani lingkungan yang terlalu menguras energi, akhirnya anak mengekspresikan rasa tidak nyaman tersebut dengan menangis.
#3 Takut
Penyebab tantrum yang selanjutnya adalah ketika anak ketakutan akan suatu hal.
Misalnya, karena trauma tertentu, anak menjadi takut setiap kali melihat badut, dan dia akan mengekspresikan hal itu dengan menangis.
Dalam hal ini, orang tua tentu harus mampu mengidentifikasi apa-apa saja yang memicu rasa takut pada anak. Kemudian, hindarkan anak dari keadaan tersebut.
#4 Keadaan-keadaan Tertentu
Terakhir, yang bisa menjadi faktor anak tantrum adalah keadaan-keadaan tertentu yang membuatnya tidak nyaman.
Keadaan ini bisa juga termasuk pada waktu, kata-kata, atau bahkan ketika bertemu dengan orang tertentu.
Percaya atau tidak, kadang kita nggak bisa memahami perasaan atau pandangan anak terhadap orang tertentu.
Orang yang kita pikir akan menjadi teman baik anak, ternyata adalah salah satu yang mereka takuti.
Faktor ini menjadi salah satu pemicu anak mengalami tantrum, karena rasa tidak nyaman yang mereka rasakan setiap kali orang tersebut berada di dekatnya.
Selain itu, keadaan ini juga mencakup waktu tertentu, misalnya ketika orang tua harus meninggalkan anak untuk bekerja.
Atau, waktu-waktu ketika anak merasa lapar, mengantuk, atau waktu-waktu krusial lainnya.
Terakhir, keadaan yang juga menjadi salah satu pemicu tantrum pada anak adalah kata-kata tertentu yang secara tidak sadar orang tua katakana kepada mereka.
Misalnya, kata larangan, atau kata bersarat negatif yang orang tua katakan kepada anak pada keadaan-keadaan tertentu.
[Baca Juga: Parents, Yuk Terapkan Cara Melatih Emosi Anak Agar Tahu Gimana Perasannya]
Jenis Tantrum pada Anak
Setelah mengetahui informasi terkait pengertian hingga penyebab tantrum, mari kita bersama-sama cari tahu jenis-jenis tantrum, antara lain:
#1 Tantrum Manipulatif
Jenis yang pertama adalah tantrum manipulatif. Seringnya muncul ketika anak menerima penolakan dari orang tua.
Salah satu bentuk penolakan yang sering anak rasakan adalah ketika keinginannya tidak dapat orang tua penuhi saat itu juga.
Tantrum manipulatif ini biasanya mereka lakukan agar orang tua berubah pikiran, dan memberikan apa yang mereka inginkan. (apakah aku harus tantrum juga biar dapet apa yang kuinginkan?)
#2 Tantrum Frustasi
Jenis kedua adalah tantrum frustasi yang terjadi ketika anak tidak bisa mengekspresikan dengan baik apa yang dia rasakan.
Tantrum ini banyak anak lakukan ketika mereka menginjak usia 18 bulan. Karena masih mengalami banyak keterbatasan mengekspresikan melalui lisan.
[Baca Juga: Anak Merengek Minta Mainan Mahal, Beli atau Biarkan?]
Cara Menghadapi Anak Tantrum
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang mengalami tantrum?
Berikut adalah beberapa cara yang bisa orang tua lakukan tanpa menggunakan kekerasan, melansir beberapa sumber:
#1 Mengalihkan Perhatian Anak
Langkah pertama yang bisa segera orang tua lakukan adalah mengalihkan perhatian anak dari hal yang menjadi penyebab anak tantrum.
Hal ini tentu bisa orang tua lakukan setelah orang tua benar-benar mengetahui apa penyebab utamanya.
Mengalihkan perhatian anak bukan hanya bisa orang tua lakukan dengan menjauhkannya dari sumber penyebab utama, tapi juga dengan hal lain.
Misalnya, memberikan mainan atau makanan kesukaan mereka, yang cukup efektif untuk menghentikan tangisan anak.
#2 Tenang
Jika anak tantrum, usahakan untuk tidak ikut panik, tapi perlihatkan sisi tenang Anda pada anak.
Jika orang tua panik, biasanya anak akan menangkap sinyal itu, dan akan menangis lebih keras.
Selain itu, usahakan pula untuk tidak melakukan kekerasan pada anak, baik itu kekerasan verbal maupun non-verbal.
#3 Diam dan Ciptakan Suasana yang Tenang
Tips selanjutnya yang bisa orang tua lakukan untuk meredam anak saat tantrum adalah diam.
Orang tua bisa diam dan memberikan ruang buat anak untuk berekspresi sebelum melakukan sesuatu.
Orang tua bisa mendiamkan anak sembari menciptakan suasana yang tenang untuk anak.
Jika anak merasa bahwa tidak ada yang menyaksikan atau memberi perhatian lebih untuknya ketika marah, maka tangisnya akan berhenti lebih cepat.
Berikan pemahaman kepada anak bahwa tangisannya tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan membuatnya lelah.
Setelah tangis reda, barulah orang tua bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang keinginannya.
[Baca Juga: Jangan Diomeli! Ternyata Ada Manfaat Anak Menangis Loh]
#4 Menghadapi Tantrum Saat di Tempat Umum
Tantrum tentu bukan hanya akan terjadi saat anak berada di rumah, tapi juga ketika anak beraktifitas di luar rumah.
Berikut adalah cara menghadapi anak yang tantrum ketika berada di tempat umum, yaitu:
- Menyiapkan mainan untuk anak, agar anak tidak bosan ketika harus berada di luar ruangan dalam waktu yang panjang.
- Beri anak pemahaman bahwa kegiatannya tidak hanya sebatas pada satu hal saja.
Tapi ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan ia lalui bersama orang tua, dan tentunya tidak akan membosankan.
#5 Menghadapi Tantrum Saat Makan
Tantrum juga bisa terjadi saat anak sedang makan, penyebabnya karena beberapa faktor.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk menghadapinya:
#1 Berikan Finger Food
Penyebab tantrum saat anak makan biasanya karena anak tidak boleh untuk mengeksplor makanannya.
Sementara orang tua, khawatir kalau makanan akan berantakan, dan tidak jadi dimakan. Solusinya adalah dengan memberikan finger food untuk anak.
Hal ini memungkinkan orang tua untuk tetap menyuapi anak, sementara anak tidak merasa dilarang untuk melakukan eksplorasi.
#2 Berikan Aturan
Jika anak selalu tantrum ketika makan, tidak menutup kemungkinan kalau nantinya ini akan jadi kebiasaan.
Hal yang terjadi selanjutnya adalah anak akan mengandalkan hal ini untuk mengendalikan orang tua agar dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Oleh karena itu, orang tua perlu tegas dengan memberikan aturan yang jelas untuk anak ketika dia sedang makan.
Orang tua bisa memulainya dengan mengenalkan apa yang boleh dan tidak boleh anak lakukan ketika makan.
Misalnya, makan tidak boleh sembari berdiri, makanan harus dikunyah sampai lembut, dan lain-lain.
Manfaat Tantrum untuk Anak dan Orang Tua
Meski tantrum adalah kata yang memiliki konotasi negatif, bukan berarti tidak punya manfaat baik untuk orang tua maupun anak.
Berikut adalah beberapa manfaat tantrum, baik untuk anak maupun untuk orang tua, melansir beberapa sumber:
#1 Lebih Memahami Anak
Dengan tantrum, anak bisa mengekspresikan apa yang ia sukai dan tidak sukai.
Dari situ pula, orang tua akan lebih memahami karakteristik anak, dan mampu memahaminya secara lebih dalam.
Seiring dengan berjalannya waktu, orang tua akan lebih maksimal dalam membesarkan anak.
Hal ini karena orang tua sudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang anak inginkan dan sukai.
[Baca Juga: 5 Prinsip Parenting yang Mendukung Anak Berpikir Positif]
#2 Anak Menjadi Ekspresif
Tantrum adalah salah satu bentuk rasa frustasi anak atas keterbatasannya dalam mengekspresikan sesuatu.
Sementara saat menghadapi itu, orang tua bisa sekaligus mengajarkan anak untuk berkomunikasi dan bekerja sama untuk menghadapi emosi negatif yang anak rasakan.
Dari situ, secara berangsur, anak akan mampu untuk mengidentifikasi segala emosi yang dia rasakan.
Akhirnya, anak tumbuh menjadi sosok yang ekspresif, dan tidak banyak menahan emosi sendirian.
#3 Mempererat Hubungan Anak dan Orang Tua
Manfaat terakhir adalah mempererat hubungan anak dan orang tua.
Karena dalam prosesnya, anak dan orang tua akan sama-sama berusaha untuk memahami satu sama lain.
Dengan begitu, hubungan anak dan orang tua akan lebih erat, dan kedua belah pihak akan menghargai keputusan masing-masing.
Ada Strateginya!
Sobat Finansialku, itulah pembahasan seputar tantrum mulai dari penyebab sampai cara menghadapinya.
Tentu saja, peran orang tua sangat berpengaruh besar dalam menghadapi situasi seperti ini.
Sehingga, kita perlu memahami strategi yang tepat menghadapi anak tantrum, agar memperoleh manfaat positif bagi keduanya.
Begitupun dalam mengelola keuangan, diperlukan juga strategi yang tepat untuk memastikan cash flow berjalan aman, keuangan dalam kondisi sehat, dan bisa mewujudkan satu per satu tujuan keuangan.
Nah, apakah saat ini Anda sudah menemukan strategi mengatur keuangan yang tepat sesuai kebutuhan?
Jika belum, Anda bisa perbanyak referensi seputar pengelolaan keuangan melalui ebook gratis dari Finansialku Cara Mengatur Keuangan dengan Mudah.
Klik banner di bawah ini untuk download ebook-nya, gratis!
Selain itu, Anda juga bisa diskusi lebih lanjut bersama Perencana Keuangan Finansialku, untuk menemukan strategi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan untuk buat janji terlebih dahulu via WhatsApp, ya.
Nah, itu dia beberapa informasi yang bisa orang tua ketahui terkait tantrum pada anak. Apakah Anda, sebagai orang tua punya pengalaman yang menarik terkait ini? Bagikan ceritamu di kolom komentar, ya!
Agar orang tua lain tahu, jangan lupa juga untuk bagikan informasi ini kepada mereka lewat pilihan platform media sosial di bawah ini. Terima kasih!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Riska Herliafifah. Tantrum pada Anak: Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?. Hellosehat.com – https://bit.ly/3T7RdM3
- Admin. 12 Agustus 2019. Begini Cara Mengatasi Tantrum pada Anak. Alodokter.com – https://bit.ly/3dLZyVL
- Admin. 24 November 2021. Mengenal Apa Itu Tantrum Pada Anak? Pengertian, Cara Menangani, dan Contoh Perilakunya. Liputan6.com – https://bit.ly/3Af9tum
- Luthfi Ayu Azanella. 24 Januari 2022. Apa Itu Tantrum, Kapan dan Bagaimana Cara Mengatasinya?. Kompas.com – https://bit.ly/3CkfI2T
- Admin. 14 Februari 2022. Kenali Jenis Tantrum yang Sering Dilakukan Anak. Halodoc.com – https://bit.ly/3Cn77wr
- Tiara Syabanira Dewantari. 20 Januari 2021. Kenali Jenis Tantrum dan Bagaimana Cara Menanganinya. Brainacademy.id – https://bit.ly/3QWUJao
- Admin. 29 Juli 2020. Apa yang Menyebabkan Anak Mengalami Tantrum?. Halodoc.com – https://bit.ly/3chDJNf
dilema besar