Lebih aman yang mana ya, tabungan di bank atau investasi saham? Pernahkah kamu berpikir seperti itu? Jika ya, ini artikel yang tepat buatmu!
Selengkapnya dibahas dalam artikel Finansialku berikut ini!
Rubrik Finansialku
Tabungan di Bank VS Investasi Saham
Terkadang kita terlalu banyak berpikir harusnya memilih menabung saja di bank atau mulai berinvestasi. Termasuk jika pertanyaannya lebih aman yang mana, tabungan di bank atau investasi di saham?
Pertama yang harus kita sepakati terlebih dahulu adalah apa definisi dari aman.
Jika definisi aman bagi kamu adalah uang yang ditempatkan tidak hilang sama sekali atau berkurang secara drastis jika ada suatu krisis maka menabung di bank adalah jawabannya tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Mengapa menggunakan syarat dan ketentuan yang berlaku?
[Baca Juga: Miliki Pola Pikir Tentang Tips Menabung yang Benar]
Karena menabung di bank hanya akan dijamin 100% apabila dana yang kamu miliki kurang dari Rp 2.000.000.000 (dua miliar rupiah) dan suku bunga yang diperoleh haruslah dibawah suku bunga penjaminan oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang sampai artikel ini dibuat saat ini untuk bank umum adalah 5,75% dan BPR di angka 8,25%.
Tapi tentunya kekurangan menabung di bank adalah adanya biaya administrasi yang jumlahnya lumayan per bulan jadi kita harus memiliki saldo tabungan dengan jumlah tertentu agar bunga yang diperoleh tiap bulan lebih besar dibandingkan biaya administrasi yang dikenakan.
Bunga tabungan untuk di bank umum sendiri saat ini maksimal ada di kisaran hanya 2% saja per tahun itupun biasanya hanya untuk tabungan dengan saldo diatas 1 miliar rupiah.
Investasi di saham sendiri tidak ada jaminan seperti itu karena segala keputusan saham yang ingin kamu beli ada di tangan kamu.
Jadi jika suatu perusahaan yang kamu miliki sahamnya tiba-tiba bangkrut atau tutup maka otomatis uang yang kamu tanam di saham perusahaan tersebut akan hilang.
Tapi jika aman versi definisi kamu adalah aman untuk masa depan karena imbal hasilnya yang lebih baik dibandingkan inflasi maka berinvestasi di saham jawabannya.
Mengapa demikian?
Jika kita membandingkan secara jangka panjang misal selama 10 tahun dan untuk investasi saham kita gunakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sebagai pembanding maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tahun |
IHSG Akhir Tahun |
Return |
2007 |
2745.83 |
|
2008 |
1355.41 |
-50.64% |
2009 |
2534.36 |
86.98% |
2010 |
3703.51 |
46.13% |
2011 |
3821.99 |
3.20% |
2012 |
4316.69 |
12.94% |
2013 |
4274.18 |
-0.98% |
2014 |
5226.95 |
22.29% |
2015 |
4539.01 |
-13.16% |
2016 |
5296.71 |
16.69% |
2017 |
6355.65 |
19.99% |
2018 |
6194.5 |
-2.54% |
2019 |
6299.54 |
1.70% |
|
RATA-RATA |
11.88% |
Dan dengan rata-rata inflasi di Indonesia yang sebesar 5% per tahun selama 10 tahun terakhir meskipun dalam 3 tahun terakhir sudah sering dibawah 3% per tahun.
Terlihat bahwa hasil yang kamu dapatkan dengan hanya menabung saja sangatlah tidak aman karena berada dibawah inflasi sehingga nilai uang yang dimiliki bukannya bertambah tapi menurun.
Jadi kesimpulannya menabung di bank akan aman jika kamu tidak peduli dengan imbal hasil yang ingin diperoleh, tapi jika kamu tergolong golongan menengah yang perlu meningkatkan nilai aset kamu maka investasi di saham lebih aman.
Jadi, di mana kamu akan simpan uang kamu? Yuk, berikan tanggapan pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan informasi bermanfaat ini pada rekan-rekan kamu ya!
dilema besar