Inflasi Amerika naik, muncul polemik startup bubble burst. Nah, para karyawannya yang kena PHK, siap menyesuaikan gaji?
Biar nggak terlalu kaget, cari tahu tips penyesuaian gaji dari Finansialku satu ini!
Summary:
- Fenomena bubble burst yang melanda perusahaan startup di berbagai negara, membuat karyawan yang terkena PHK terdampak khususnya dalam segi finansial.
- Penghasilan yang anjlok mengharuskan adanya penyesuaian gaji, termasuk mengatur antara pemasukan dan pengeluaran sesuai kondisi saat ini.
Startup Masuk Bubble Burst
Sejak beberapa minggu lalu, istilah bubble burst selalu disebut oleh banyak pihak, baik di media sosial atau pun media lainnya.
Kata bubble burst ini dihubungkan dengan startup, yang merupakan pemeran utama dari segala kemelut permasalahan ini.
Penyebabnya, karena banyak perusahaan startup di beberapa negara termasuk Indonesia, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap mayoritas karyawannya.
Melansir laman katadata.co.id, terdapat tujuh startup di Indonesia yang melakukan PHK skala besar, diantaranya:
- TaniHub
- Zenius
- LinkAja
- Pahamify
- ID
- Mobile Premier League
- Lummo
Bubble burst merupakan inflasi yang ditandai kenaikan nilai pasar yang cepat, terutama harga aset.
Bubble burst terjadi setiap kali harga barang naik jauh di atas nilai riil barang. Biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Adi Mahfudz, mengatakan kalau hal ini tidak bisa dihindari.
“Di semua sektor itu, PHK memang tidak bisa kita hindari karena PHK itu juga merupakan bagian dari proses bisnis atau pun industri itu sendiri.” Katanya, dikutip laman teknologi.bisnis.com, Kamis, (26/05).
[Baca Juga: Simak Bagaimana Fenomena Bubble Burst di Indonesia Saat Ini]
Penyebab Fenomena Bubble Burst
Apa yang menjadi penyebab dari fenomena ini?
Edward Ismawan Wihardja, Bendahara Asosiasi Modal Venture dan Startup Indonesia (Amvesindo), mengatakan kalau fenomena ini bukan hanya disebabkan oleh faktor internal.
“Lebih dikarenakan fundamental bisnis yang memang rata-rata perlu disesuaikan dan kadang di-pivot. Bisa saja mereka pivot mengubah fokus target pasar atau model bisnisnya agar lebih sesuai, startup memang sering melakukan pivot.” Katanya, mengutip laman cnnindonesia.com, Kamis (02/06).
Terlepas dari beberapa alasan yang digadang-gadang menjadi faktor eksternal penyebab fenomena ini, ada satu hal yang luput dari perhatian kita.
Adalah kesenjangan gaji yang nantinya bakal diterima oleh orang-orang ‘lulusan’ startup, yang memulai karir mereka di tempat baru.
Terlebih untuk para karyawan di divisi yang berkaitan dengan teknologi.
Bukan rahasia umum, meski rentan dengan risiko PHK, pekerjaan di startup akan selalu jadi salah satu pekerjaan impian para generasi millenial dan Z.
Hal ini karena penghasilan yang terbilang tinggi untuk rata-rata gaji di perusahaan lain dengan posisi yang sama.
Akhirnya nggak sedikit yang terlena untuk berkarir di startup, meski risikonya pun cukup besar.
Terutama untuk laki-laki yang sudah atau pun belum menikah, dengan tanggungan sebagai tulang punggung keluarga,
Menimbang gaji mereka sudah mampu mencukupi semua kebutuhan keluarga.
Sampai kemudian tren bubble burst menyerang banyak orang, membuat mereka kalang kabut untuk memenuhi kebutuhan dan tanggungan.
[Baca Juga: Bubble Burst Jadi Biang Kerok Badai PHK Startup?]
Penghasilan yang Anjlok
Besaran gaji yang tiba-tiba turun drastis membuat semua pihak terdampak, terlebih keluarga yang selama ini kita nafkahi.
Gaji yang biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan diri sendiri, kini harus ditekan habis-habisan agar cukup sampai akhir bulan.
Akhirnya, mau tidak mau mereka bersama keluarga dan istri yang menjadi tanggungan, harus segera menyesuaikan antara pemasukan dan pengeluaran.
Nggak jarang, ketika melakukan ini sendiri dengan pengetahuan finansial yang seadanya, arus keuangan jadi terganggu.
Pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru, bukan solusi yang pasti.
Faktanya, masih banyak orang yang terjebak pada fatamorgana, merasa bahwa keuangannya baik-baik saja. Tapi ternyata itu cuma hayalan belaka.
Biasanya, masalah yang dihadapi berputar pada likuiditas keuangan yang kurang baik, jumlah dana darurat tidak sesuai, hingga komposisi investasi yang tidak ideal.
Hal ini sebenarnya bisa diketahui secara mudah, dengan melakukan Financial Check Up, atau tes kondisi keuangan terkini.
Financial Check Up bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun jika menggunakan fitur ‘Financial Check Up’ di Aplikasi Finansialku.
Lalu bagaimana langkah selanjutnya?
Untuk menghindari berbagai hal yang lebih buruk, tidak ada salahnya untuk mengakui kalau kita butuh bantuan orang lain.
Kamu bisa segera hubungi ahli, yang dalam konteks ini adalah perencana keuangan, untuk mendapatkan bantuan yang komprehensif.
Perencana keuangan akan membantumu menganalisis kondisi keuangan secara menyeluruh setelah kamu melakukan pengecekan kondisi keuangan.
Perencana keuangan juga akan membantu merancang anggaran keuangan yang lebih cocok dengan kondisimu saat ini, dan nggak akan membiarkanmu untuk menemui jalan buntu sendirian.
Selain itu, kamu juga akan dibimbing untuk memiliki kebiasaan mengatur keuangan yang lebih baik.
Agar nantinya bisa melakukannya sendiri, ketika masa konsultasi sudah selesai.
Dengan begitu, penyesuaian pemasukan serta pengeluaranmu tidak akan jadi momok yang menyeramkan nantinya.
Kamu bisa segera menghubungi perencana keuangan dari Finansialku melalui Customer Advisory Finansialku dengan menekan tombol di bawah ini.
Bagaimana Nasib Karyawan Startup di Masa Depan?
Melihat adanya fenomena ini, membuat mayoritas dari kita jadi berpikir ulang, apakah prospek bekerja di startup masih bagus bahkan untuk beberapa tahun ke depan?
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia Rudiantara, startup Indonesia akan tetap bertumbuh di masa depan.
“Kalau kita lihat demografi Indonesia, generasi z ya terutama sekarang tumbuh cepat, yang mudah Indonesia digital startup akan semakin tumbuh.” Katanya, mengutip laman cnbcindonesia.com, Jumat (30/05).
Sementara itu, Y Combinator (YC), salah satu investor terkemuka Silicon Valley mengatakan kalau dalam beberapa bulan ke depan, startup akan kesusahan untuk mencari investor baru.
Hal ini karena saham perusahaan yang melantai di bursa saham, memiliki kinerja buruk, yang kemudian berdampak secara signifikan pada aktivitas investasi Venture Capital (VC).
Ini yang juga berdampak pada startup secara langsung, karena akhirnya, VC berhenti memberikan pendanaan, membuat mereka jadi kehilangan keseimbangan.
Nailul Huda, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan hal serupa.
“Makanya mereka biasanya melakukan layoff kepada karyawannya untuk menghemat budget. Model utama mereka yang masih bakar uang memang menjadikan mereka masih ketergantungan dengan pendanaan dari Venture Capital atau sumber pendanaan lainnya.” Katanya, mengutip laman wartaekonomi.co.id, Rabu (08/06).
Sementara itu, permasalahan startup di tahun ini mencakup potensi pendanaan yang dikatakan bakal semakin sedikit.
“….Jika kita mengacu pada data dealroom, pendanaan pada tahun ini akan turun jauh dibandingkan tahun depan.” Katanya, dikutip laman yang sama.
[Baca Juga: Bubble Burst Jadi Biang Kerok Badai PHK Startup?]
Lalu, bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai fenomena ini? Mari kita diskusikan di kolom komentar!
Sobat Finansialku juga bisa membagikan tips penyesuaian pengeluaran bulanan ini kepada teman-teman karyawan lain yang terdampak startup bubble burst lewat pilihan media sosial di samping ini! Terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Nuzulia Nur Rahma. 08 Juni 2022. Fenomena Bubble Burst, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Perusahaan Startup?. Wartaekonomi.co.id – https://bit.ly/3xlM8WA
- Intan Rakhmayanti Dewi. 30 Mei 2022. Sulit Dapat Dana Investor, Bagaimana Masa Depan Startup RI?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3QmrFcV
- Admin. 02 Juni 2022. Marak PHK, Senja Kala Startup?. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3aWKX8r
- Annasa Rizki Kamalina. 26 Mei 2022. Startup Mulai PHK Karyawan, Kadin Ungkap Penyebabnya!. Teknologi.bisnis.com – https://bit.ly/3xSH9hJ
- Fahmi Ahmad Burhan. 08 Juni 2022. Startup RI Marah PHK Karyawan, Gaji Talenta Digital Akan Turun?. Katadata.co.id – https://bit.ly/3xPYRSH
- Admin. 07 Juni 2022. Lebih Dekat dengan Istilah Bubble Burst di Startup. Idxchannel.com – https://bit.ly/3Ol3QAx
dilema besar