Investment Outlook 13-17 Juni 2022. Sudah siap menghadapi kenaikan suku bunga 0,5% The Fed minggu ini?
Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga P2P lending berikut.
IHSG Review: IHSG Butuh Konsolidasi alias Sideways (Koreksi Sehat itu Perlu)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan BEI hari Jumat (10/6) dibuka pada harga 7.143 dan terus mengalami kenaikan sebentar ke 7.160.
Setelah ini 2 sesi IHSG terus mengalami penurunan sehingga mencapai titik terendah di 7.051 dan IHSG ditutup pada harga 7.086.
Nilai transaksi perdagangan IHSG mencapai Rp 17,48 triliun dengan market caps sebesar Rp 9.298 triliun.
Pada minggu kemarin analisis pergerakan IHSG mengalami koreksi sehat dengan pergerakan tipis naik turunnya yaitu (6-10 Juni 2022).
IHSG mengalami penurunan sebesar 96,32 atau -1,34% dari harga IHSG di 7.182 dan ditutup pada 7.086.
[Baca IHSG Hari Ini]
Selama seminggu kemarin aliran dana asing masih terjadi inflow (masuk) dengan total sebesar Rp 1,31 triliun.
Rinciannya yaitu di pasar reguler sebesar Rp 478 miliar dan di pasar tunai negosiasi terjadi pembelian (net buy) juga sebesar Rp 826 miliar.
Beberapa fokus utama minggu kemarin, yaitu:
- Data Inflasi AS sebesar 8,6% yang merupakan tertinggi sejak 1981.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada jumat (10/6), harga konsumen meningkat 8,6% pada bulan Mei 2022 secara year-on year ( YoY).
Ini mencapai rekor tertinggi sejak 1981 dan melampaui inflasi yang terjadi pada April sebesar 8,3%.
Kenaikan inflasi ini akan menekan The Federal Reserve (The Fed) untuk terus menaikan suku bunga secara agresif.
Minggu ini akan diselenggarakan meeting FOMC (rapat The Fed) yang akan menaikan suku bunga acuan 50-75 basis atau 0,5%-0,75%.
Namun disisi lain inflasi tinggi akan membuat masyarakat AS khawatir, dampaknya adalah kenaikan harga energi dan barang yang tinggi.
Sehingga dikhawatirkan akan terjadi Resesi Ekonomi AS karena pertumbuhan ekonomi AS Q1 sudah mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus sebesar -1,5%.
Komposisi Sektor Penyusun IHSG
Secara grafik, komposisi sektor IHSG per Mei 2022 serta dampaknya saham GOTO pada sektor teknologi (sekarang bobotnya sebesar 7,3% dari awalnya kurang dari 4%).
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (6-10 Juni 2022)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan seminggu kemarin ditutup turun sebesar 96,32 poin atau -1,34%.
Dari 11 sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 10 sektor mengalami penurunan terutama yang dipimpin oleh sektor transportasi dan logistik yang turun -8,14%, dan sektor basic industri yang turun -3,24%.
Penurunan juga terjadi pada sektor yang paling dominan di BEI (sekitar 35% dari bobot IHSG) yaitu sektor keuangan yang turun -2,03%.
Karena GOTO sudah masuk dalam Indeks LQ45 dan IDX30, maka arah pergerakan IDX30 dan LQ45 semakin mirip IHSG.
Minggu kemarin IDX30 dan LQ45 juga turun sebesar -2,32% dan -2,33%.
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Berdasarkan data RTI, investor asing (foreign) pada penutupan bursa hari Jumat (10/6) melakukan aksi penjualan bersih (net sell) di semua pasar sebesar Rp 196 miliar.
Dengan rincian net sell di pasar reguler sebesar Rp 360 miliar dan net buy di pasar negosiasi tunai sebesar Rp 163 miliar.
Selama seminggu kemarin aliran dana asing masih terjadi inflow ( masuk) dengan total dana asing masuk sebesar Rp 1,31 triliun.
Rinciannya yaitu di pasar reguler sebesar Rp 478 miliar dan di pasar tunai negosiasi terjadi pembelian (net buy) juga sebesar Rp 826 miliar (terutama pembelian negosiasi saham BRMS).
Secara sebulan kemarin Investor asing masuk cukup besar sebesar Rp 4,2 triliun di semua pasar.
Hal ini yang menyebabkan bulan Mei hanya mengalami penurunan kecil sebesar -1,11% saja.
Secara awal tahun sampai kemarin (YTD) investor asing sudah masuk cukup besar yaitu Rp 70,53 triliun.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing, dipimpin oleh saham BMRI sebesar Rp 1,3 triliun.
Setelah itu saham ASII sebesar Rp 374 miliar, saham UNTR sebesar Rp 127 miliar, saham INCO sebesar Rp 110 miliar dan saham INDF sebesar Rp 92 miliar.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham TLKM sebesar Rp 530 miliar, saham ITMG sebesar 150 miliar, saham PNLF sebesar Rp 92 milliar yang membuat saham PNLF naik signifikan di 41% selama seminggu.
Hal ini juga terjadi di saham Group Panin lainnya yaitu PNBN dan PANS. Apakah akan terjadi akusisi? Tentunya hal ini sangat menarik untuk kita nantikan.
Selanjutnya ada saham INTP sebesar Rp 60 miliar dan saham BBNI sebesar Rp 56 miliar.
Invesment Outlook IHSG Minggu Ini: 13-17 Juni 2022
IHSG akan kembali turun karena tekanan jual yang tinggi, disebabkan kekhawatiran inflasi tinggi AS yang mendorong The Fed menaikan suku bunga di Juni ini.
IHSG akan turun ke support di 6.950 dan 6.800 (support kuat minggu ini). Sedangkan resisten masih di 7.250.
Secara outlook mingguan IHSG masih akan negatif alias turun.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
Sisi global masih sentimen negatif kenaikan bunga acuan The Fed 50 basis point dan lockdown China.
Secara data domestik fokus pada inflasi Mei dan Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Data GDP Indonesia) yang akan dirilis hari Senin (9/5).
Rekomendasi Saham
Saham BBCA kemarin sudah taking profit di 8.000-8.100. Fokus minggu ini adalah pada saham sektor energi dengan basis minyak, gas, dan batu bara.
Sebagai lindung nilai (hedging) yang baik dalam kondisi global saat ini (Eropa yang melarang minyak Rusia) dan inflasi tinggi secara Global.
#1 MEDC
Pembelian bertahap di MEDC dengan pembelian di 550 dan 520. Target TP (take profit) di 650-700.
#2 PGAS
Pembelian bertahap PGAS dengan harga 1.430 dan 1.400 dengan target TP di 1.550-1.600.
#3 ITMG
Pembelian bertahap di 28.300 dan 28.000 dengan target TP di 32.000-34.000.
Itulah beberapa rekomendasi saham yang bisa dijadikan referensi. Jika ingin sharing lebih dalam mengenai hal ini, Sobat Finansialku bisa ngobrol dengan saya, Gembong S., CSA, CFP®, QWP®, AEPP, QFE,
Sebagai salah satu perencana keuangan Finansialku sekaligus pengamat dan pelaku investasi, yang bisa bantu merencanakan investasi sampai cuan.
Caranya klik banner berikut untuk langsung terhubung dengan admin WhatsApp dan buat janji, ya!
Yuk, kita persiapkan diri untuk meraup cuan maksimal. Saya tunggu, ok!
Investment Outlook: Reksa Dana
Berikut rincian pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Terjadi break high yang di dorong oleh sektor keuangan, terutama saham bigbank dan inflow asing minggu kemarin yang cukup besar.
Batas resisten minggu ini di 1.100 dan batas support di 1.050. Secara outlook bergerak Mix.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX 30 mengalami kenaikan mingguan di dorong oleh kenaikan bigbank. Batas resisten di 580 dan support di 540. Secara outlook masih Mix.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
Secara teknikal, JII masih di titik resisten 620, sedangkan support masih di 600 dan 590. Secara outlook masih Mix.
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Rata-rata reksa dana yang kinerjanya bagus adalah reksa dana yang penempatan di saham-saham bluechip-nya tinggi. Sama seperti kenaikan IHSG, IDX30, dan LQ45.
Sektoral dan Top Holding sahamnya Per Data FFS
- BNI-AM IDX30: Jenis reksa dana pasif yang pengelolaannya mengikuti bobot saham di IDX30.
- HPAM Ultima Ekuitas: Alokasinya sekarang adalah 83% saham, time deposit 3% dan cash sebesar 14%, sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBRI, BRPT, TPIA, TLKM.
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
Sektoral dan Top Holding saham dan obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.
Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
- Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 73,1%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 25,6%.
Sedangkan top holding sahamnya adalah ASSA, ARTO, ERAA, HRUM, LINK, MDKA, FREN, EXCL.
- Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3%.
Sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM , ASII.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market, karena strategi investasinya adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Itulah beberapa rekomendasi investasi reksa dana, untuk penjelasan lebih detail mengenai investasi ini, Sobat Finansialku bisa download ebook gratis dari Finansialku.
Ebook GRATIS, Cara Mudah Maksimalkan Untung di Reksa Dana
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
Tekanan seller pada obligasi terutama FR akan makin kuat seiring dengan kenaikan suku bunga AS sebesar 0,5%.
Yield obligasi akan tembus diatas 7% dalam Mei dan Juni 2022.
Hati-hati dengan potensi penurunan harga obligasi dan reksa dana pendapatan tetap basis obligasi negara dalam Mei dan Juni ini.
Yuk, perbanyak pengetahuan mengenai investasi pada obligasi negara, salah satunya dengan membaca ebook gratis dari Finansialku Cerdas Berinvestasi Sambil Bantu Negara.
Ikuti juga online course-nya di Aplikasi Finansialku agar investasi semakin cuan dan terhindar dari kerugian.
Investment Outlook: Peer-to-Peer (P2P) Lending
Kebijakan pajak di P2P lending telah diatur oleh pemerintah dengan Peraturan Menteri keuangan (PMK) No 69 Tahun 2022.
Tarif P2P dikenakan pasal 23 yaitu bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT).
Tarif pemotongannya adalah 15% bagi yang memiliki NPWP dan yang tidak mempunyai NPWP akan dikenakan sebesar 30% dari return-nya.
Sifat pajak atas punya P2P lending ini bersifat tidak final yang artinya para lender (investor) perlu tetap melaporkan pendapatan bunga dari platfom P2P lending serta melampirkan bukti potongnya saat pelaporan SPT Tahunan.
[Baca Juga: Pasti Untung Kalau Tahu Cara Kerja P2P Lending!]
4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 99-100%.
TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.
Disclaimer ON: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman. Segala instrumen investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)!!
Demikian analisis Investment Outlook untuk minggu ini. Kira-kira apa tanggapan Anda mengenai informasi di atas? Jangan ragu untuk tuliskan di kolom komentar di bawah ini, ya!
Tidak ada salahnya untuk membagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
dilema besar