Sertifikat Deposito, Alternatif Investasi Aman untuk Dana Darurat

Sertifikat Deposito, Alternatif Investasi Aman untuk Dana Darurat

Dibandingkan dengan produk keuangan lainnya, bisa dibilang sertifikat deposito belum begitu populer. Ingin tahu lebih banyak tentang sertifikat deposito? Yuk, mari kita bahas.

 

Summary

  • Bilyet deposito dan sertifikat deposito merupakan produk keuangan yang berbeda.
  • Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito sehingga bisa diperjualbelikan kepada pihak lain.
  • Sertifikat deposito bisa dijadikan tempat menyimpan dana darurat karena menawarkan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan tabungan.

 

Deposito Sebagai Instrumen Investasi

Deposito bukan barang baru dalam berinvestasi. Investor pemula atau yang memiliki profil risiko konservatif sudah akrab dengan produk keuangan ini.

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu dan syarat-syarat tertentu.

 

Bukan hanya menjadi tempat menyimpan dana darurat, deposito kerap kali digunakan sebagai alat investasi karena menawarkan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan tabungan.

Beberapa bank saat ini sudah menyediakan deposito digital yang bisa dibuka melalui aplikasi mobile banking dan internet banking. Jika Sobat Finansialku membuka deposito di bank biasanya kita akan diberikan bilyet deposito sebagai bukti kepemilikan.

Tidak jarang, pengertian bilyet deposito pada deposito berjangka banyak tertukar dengan istilah sertifikat deposito. Padahal itu merupakan dua produk keuangan yang berbeda.

Apa Sobat Finansialku sudah mengetahui apa sih sertifikat deposito itu? Penasaran dan mau mengenal lebih jauh apa itu sertifikat deposito? Terus baca artikel ini.

[Baca Juga: Mengenal Deposito, Bisakah Jadi Penyimpanan Tujuan Keuangan?]

 

Mengenal Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito atau certificate of deposit adalah produk yang ditawarkan oleh bank dan credit union yang memberikan premi suku bunga sebagai imbalan bagi nasabah dengan memberikan deposit tersimpan dalam jangka waktu tertentu.

Sertifikat deposito dikenal juga dengan nama sertifikat berjangka atau disingkat SDB. Kurang dikenalnya SDB sebagai salah satu produk simpanan antara lain karena adanya ketentuan perizinan dari Bank Indonesia (BI) yang perlu dipenuhi terlebih dahulu oleh bank yang akan menghimpun dana dengan cara menerbitkan SDB.

Sebagai salah satu produk keuangan pasar uang, sertifikat deposito adalah investasi yang cukup aman dan konservatif dibandingkan dengan saham dan obligasi.

Contoh Sertifikat Deposito.
Sumber: Wikipedia

 

Tingkat pengembalian atau imbal hasilnya cenderung lebih rendah.

Tetapi, dengan tingkat pengembalian yang tidak mudah berubah dan terjamin membuat produk keuangan yang diminati baik untuk investasi maupun untuk menyimpan dana darurat di saat kondisi ekonomi sedang tidak baik.

Mengutip laman sikapiuangmu milik OJK:

Sertifikat deposito merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan. Pembayaran bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo.

 

Bedanya dengan deposito berjangka yang biasa kita kenal, pada sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito. Karena itu, sertifikat deposito ini bisa diperjualbelikan kepada pihak lain.

Itulah yang menjadi salah satu keuntungan jika kita memiliki sertifikat deposito yaitu sertifikat deposito menawarkan fleksibilitas karena bisa dipindahtangankan.

 

Membuka Sertifikat Deposito

Memilih instrumen keuangan untuk mewujudkan tujuan keuangan tidak bisa sembarangan. Ibaratkan kamu ingin pergi liburan, berangkat dari Jakarta ke Bali. Setelah menentukan tujuan, selanjutnya perlu dipikirkan akan menggunakan moda transportasi apa.

Sama seperti yang kita lakukan dalam berinvestasi, tentukan tujuan keuangannya kemudian pilih instrumen apa yang cocok dengan tujuan serta target waktu yang ingin dicapai.

Jika ingin mencari yang tujuan jangka panjang, bisa kita pilih yang imbal hasilnya tinggi seperti saham. Namun untuk yang jangka pendek, tidak perlu mengejar return, karena yang menjadi fokus justru adalah keamanan dari risiko fluktuasi nilai.

[Baca Juga: Apakah Deposito Cocok Untuk Dana Kecil? Inilah Jawabannya!]

 

Sertifikat deposito memang tidak menawarkan potensi pertumbuhan investasi dengan imbal hasil yang tinggi, tapi juga tidak membawa risiko penurunan nilai. Itulah mengapa banyak yang menggunakan sertifikat deposito untuk menyimpan dana darurat.

Kamu bisa membuka sertifikat deposito di bank atau credit union. Pada beberapa bank, sertifikat deposito ditawarkan dalam nominal tertentu, misalnya di Bank Mandiri nominal pecahan Sertifikat Deposito yang ditawarkan adalah:

  • Rp 25 juta – Rp 500 juta
  • Rp 50 juta  – Rp 1 miliar
  • Rp 100 juta – Rp 2,5 miliar
  • Rp 250 juta – Rp 5 miliar

 

Tenor sertifikat deposito yang ditawarkan bisa dipilih berdasarkan kebutuhanmu, yaitu mulai dari 1,2,3,4,5,6,9, dan 12 bulan.

Seperti yang kita bahas sebelumnya, produk keuangan ini sangat fleksibel. Karena tidak mencantumkan nama pemilik, sertifikat deposito maka bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan dengan cara diskonto kepada pihak lain atau kepada bank.

 

Rumus Perhitungan Bunga Sertifikat Deposito

Setelah mengetahui di mana bisa membuka produk sertifikat deposito, selanjutnya tentu yang menjadi perhatian adalah terkait imbal hasil yang bisa didapatkan dari produk investasi tersebut.

Berikut cara perhitungan penjualan sertifikat deposito oleh bank secara diskonto dengan menggunakan rumus true diskonto sebagai berikut:

Keterangan:

  • P = proceed
  • Face Value = nilai nominal Serfikat Deposito
  • r = tingkat bunga
  • t = jangka waktu jatuh tempo (tenor)

 

Sebagai contoh, asumsi suku bunga yang ditawarkan oleh Bank A untuk sertifikat deposito adalah 15%. Nilai nominal sertifikat deposito Rp 10 juta dan jangka waktu jatuh tempo 90 hari.

 

Maka perhitungannya sebagai berikut:

Jadi, jika Sobat Finansialku ingin membeli sertifikat deposito dengan nilai Rp 10 juta, tidak perlu membayar sebesar Rp 10 juta melainkan sebesar Rp 9.636.5554.

Kemudian, pada saat jatuh tempo (90 hari) bank akan membayar kepada Sobat Finansialku senilai sertifikat deposito yakni Rp 10 juta.

 

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan

Setiap produk keuangan pasti ada keuntungan dan risiko yang harus ditanggung. Lalu untuk sertifikat deposito, berikut hal-hal yang harus diperhatikan sebelum kamu memutuskan untuk membeli produk tersebut.

 

#1 Suku Bunga

Suku bunga yang ditetapkan oleh bank atau lembaga keuangan penerbit untuk sertifikat deposito tersebut haruslah positif. Dengan begitu, bisa memberikan tingkat pengembalian yang jelas dan dapat diprediksi selama periode waktu tertentu.

 

#2 Jangka Waktu

Tenor atau jangka waktu jatuh tempo sertifikat deposito haruslah menjadi perhatian.

Karena sertifikat deposito diterbitkan berdasarkan jangka waktu tertentu, jadi untuk pencairannya hanya bisa dilakukan pada saat sudah mencapai tanggal jatuh tempo agar terhindar dari penalti.

 

#3 Institusi yang Menerbitkan

Tidak kalah penting yang harus diperhatikan adalah institusi seperti bank yang menerbitkan sertifikat deposito.

Meski simpanan pada lembaga keuangan seperti bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), namun kamu juga tetap perlu memperhatikan bank tempat menaruh simpanan.

Pastikan bahwa produk simpanan yang dimiliki memenuhi syarat dan ketentuan sesuai kebijakan dari LPS, sehingga jika di kemudian hari terjadi hal tidak kita inginkan maka dana yang kamu simpan tersebut tetap aman dan dapat dicairkan.

[Baca Juga: Deposito On Call: Investasi Singkat Keuntungan Menjanjikan]

 

Diversifikasi Instrumen Investasi

Ada satu ungkapan yang terkenal dalam dunia investasi, yaitu “Don’t put your eggs in one basket”. Tidak menaruh seluruh aset investasi dalam satu tempat adalah tindakan bijak dalam berinvestasi.

Kita tidak bisa memprediksi bagaimana kondisi pasar ke depan. Baik industri apa yang akan naik, maupun kondisi ekonomi secara global.

Lakukan diversifikasi terhadap aset yang dimiliki. Lakukan juga prinsip ini untuk memisahkan masing-masing tujuan keuangan berdasarkan target jangka waktu yang ingin dituju.

Untuk dana darurat atau tujuan keuangan jangka pendek bisa memilih sertifikat deposito sebagai salah satu pilihan produk. Sedangkan untuk target waktu lainnya, bisa disesuaikan lagi dengan profil risiko masing-masing.

Terpenting adalah pahami produk yang ingin dibeli, bukan hanya mencari cuan tapi juga risikonya.

Jika kamu masih kebingungan, mari diskusikan bersama saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya. Hubungi kami di menu Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku atau melalui konsultasi.finansialku.com sekarang juga, ya. Selamat berinvestasi!

 

Sobat Finansialku bisa mendapatkan pengetahuan seputar produk keuangan dan investasi dari artikel Finansialku. Bagikan juga ke teman dan keluarga agar mereka mendapatkan pengetahuan yang sama. Semoga bermanfaat!

 

Editor: Ratna sh

Sumber Referensi:

  • Admin. Deposito. Sikapiuangmu.ojk.go.id – https://bit.ly/3jrmdr8
  • Admin. 11 September 2020. Sertifikat Deposito. Blog.pluang.com – https://bit.ly/3lwab6j
  • Admin. 9 November 2017. Apa itu Sertifikat Deposito Berjangka (SDB). Pusatinvestor.com – https://bit.ly/3olrya1
  • Admin. Sertifikat Deposito. Simulasideposito.com – https://bit.ly/3HQKtfB
  • Admin. Sertifikat Deposito. Kamus.tokopedia.com – https://bit.ly/3oKN4A8

dilema besar