Bagaimana cara menghitung zakat penghasilan, zakat fitrah, dan zakat mal? Berapa banyak harta yang harus dikeluarkan untuk zakat?
Finansialku akan mengulas serba-serbi zakat dalam artikel berikut.
Rubrik Finansialku
Hakikat Zakat
Zakat secara bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyucikan dan bertumbuh. Maksudnya, meski secara fisik seseorang memberikan uangnya ke lembaga amil zakat atau orang lain, uang tersebut tidak berkurang.
Uang itu akan tumbuh menjadi kebaikan dan rezeki pemberi zakat akan bertambah seiring keikhlasannya. Dalam Islam, zakat adalah rukun Islam. Artinya, setiap muslim yang memenuhi kriteria diwajibkan melakukannya.
[Baca Juga: Bagaimana Pembayaran Zakat PNS hingga Jajaran Kepresidenan?]
Zakat berguna untuk membersihkan harta dari hak orang lain serta menghapus sifat kikir dan sombong.
Dalam kehidupan sosial, zakat dipandang sebagai tindakan positif. Sebab, hasil zakat akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Jenis-jenis Zakat
Ada dua jenis zakat yang dikenal secara umum, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan saat Ramadhan.
Bentuknya bisa berupa beras, uang, atau kurma. Tujuannya adalah agar tidak ada orang yang kesusahan di hari raya.
Sementara itu zakat mal biasanya berbentuk uang. Zakat mal mengatur bentuk kekayaan yang berbeda, seperti hasil panen, perhiasan, dan sebagainya. Zakat mal dilaksanakan setahun sekali.
Orang yang wajib mengeluarkan zakat adalah yang beragama Islam, bukan budak, berakal, baligh, serta memenuhi kriteria sebagai orang yang wajib zakat.
Cara Menghitung Zakat
Perhitungan zakat biasanya dilakukan oleh penyalur atau amil zakat. Tapi ada baiknya jika Anda juga paham bagaimana cara menghitungnya.
Berikut tata cara perhitungan zakat yang benar:
#1 Zakat Penghasilan
Zakat penghasilan bisa dihitung dengan rumus:
Penghasilan bersih = penghasilan total – utang
Nominal zakat = penghasilan bersih x 2,5%
Adapun hishab zakat penghasilan adalah 520 x harga makanan pokok setempat pada saat akan membayar zakat. Jika seseorang telah memiliki penghasilan di atas hishab, maka dia wajib menghitung zakat penghasilan.
[Baca Juga: Misi Lembaga Keuangan: Imbauan Berzakat Bagi Setiap Orang]
Contoh:
Budi memiliki penghasilan Rp10 juta. Dia memiliki cicilan mobil sebesar Rp3 juta per bulan. Harga beras saat itu adalah Rp10.000 per kilogram. Maka, zakat penghasilan Budi adalah:
Penghasilan Bersih | = penghasilan kotor – utang |
= Rp10.000.000 – Rp3.000.000 | |
= Rp7.000.000 | |
Nishab | = 520 x harga bahan pokok |
= 520 x Rp10.000 | |
= Rp5.200.000 |
Harta budi telah di atas nishab, maka dia wajib mengeluarkan zakat penghasilan. Nominal zakat Budi adalah:
Zakat | = Penghasilan bersih x 2,5% |
= Rp7.000.000 x 2,5% | |
= Rp175.000 |
#2 Zakat Fitrah
Zakat fitrah lebih mudah dihitung daripada zakat penghasilan. Zakat fitrah memiliki jumlah yang sama untuk setiap orang.
Zakat fitrah berupa bahan makanan pokok yang sesuai dengan makanan sehari-hari sang pemberi zakat. Misalnya rata-rata orang Indonesia mengonsumsi beras, maka beras adalah benda yang dijadikan media zakat.
[Baca Juga: Pengertian dan Macam-Macam Zakat di Indonesia]
Tiap orang Islam dikenai zakat fitrah sebesar 3,5 liter atau 2,5 kg beras. Jika ingin diganti dengan uang maka harus membayar seharga bahan makanan pokok.
Setelah itu, amil zakat akan menyalurkan zakat ke orang-orang yang membutuhkan.
#3 Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan seseorang melalui akumulasi harta selama setahun. Zakat ini bisa dihitung dengan rumus:
Zakat mal = 2,5% x total harta
Harta yang dizakati adalah apapun yang telah mencapai hishab, seperti emas, hasil panen, aset, rumah, dan sebagainya. Hishab harta yang dikenai zakat mal bisa disimak dalam tabel berikut:
No |
Komoditas |
Hishab |
1. |
Emas, uang, harta perniagaan |
85 gram emas |
2. |
Perak |
600 gram perak |
3. |
Ternak unta, ternak lembu |
5 ekor |
4. |
Ternak kambing atau domba |
40 ekor |
5. |
Hasil pertanian |
652 kg hasil pertanian |
Contoh:
Budi memiliki aset dan emas dengan nominal Rp100.000.000. Di saat yang sama, harga emas mencapai Rp700.000. Maka, nishab saat itu adalah:
Nishab | = 85 x Rp700.000 |
= Rp59.500.000 |
Berdasarkan perhitungan nishab, harta Budi telah melewati batas minimalnya. Maka, nominal zakat Budi adalah:
Zakat | = 2,5% x Rp100.000.000 |
= Rp2.500.000 |
Maka, zakat mal yang harus dikeluarkan Budi adalah Rp2.500.000.
Penuhi Kewajiban Sambil Membangun Sikap Positif
Zakat membuat seseorang menjadi dermawan secara perlahan-lahan. Zakat juga merupakan media efektif untuk membersihkan harta dari hak-hak orang lain.
Secara sosial, zakat dapat membantu orang-orang yang membutuhkan. Implikasi dari rutin membayar zakat adalah kebahagiaan dan keberkahan.
Anda bisa menganggarkan zakat Anda dengan aplikasi Finansialku. Catat zakat Anda dalam fitur Catatan Keuangan di aplikasi Finansialku yang dapat membantu Anda dalam melakukan pencatatan keuangan harian.
Anda juga bisa berkonsultasi via live chat dengan para perencana keuangan melalui fitur Konsultasi Keuangan supaya keuangan Anda semakin terarah.
Segera download aplikasinya di Google Play Store dan Apple Apps Store. Gunakan aplikasinya dan rasakan manfaat dari satu-satunya aplikasi Perencanaan Keuangan di Indonesia ini.
Zakat mana yang harus Anda hitung mulai sekarang? Pada siapa Anda akan menitipkan zakat tersebut?
Tentukan jawaban Anda dan bagilah informasi ini pada keluarga atau kerabat yang juga akan berzakat, terima kasih.
dilema besar