Mungkin kamu pernah mendengar atau menggunakan sepatu Compass ini. Siapa sangka kalau merek ini ternyata asli Indonesia, loh.
Seperti apa perjalanan usahanya? Yuk, simak bersama informasinya di bawah ini.
Sepatu Compass, Sneaker Lokal Asal Kota Kembang
Acara Urban Sneaker Society (USS) yang digelar di SCBD, Jakarta 2019 lalu menjadi surga bagi para pecinta sneakers. Salah satu merek sneakers yang paling diincar adalah Compass. Para anak muda rela antre panjang untuk memboyong pulang sepatu Compass ini.
Tapi siapa sangka kalau merek sepatu ini memiliki sejarah panjang untuk bisa mencuat seperti sekarang. Produsen sepatu Compass telah berdiri sejak tahun 80-an.
Ketika itu mereka belum memproduksi merek dagang sendiri, melainkan masih menjadi vendor produsen untuk merek-merek sepatu luar negeri.
[Baca Juga: 5+ Tips Mengatur Keuangan Untuk si Hobi Fashion, Tetap Sehat]
Dari Kota Kembang, sepatu ini diproduksi dengan kualitas yang tidak kalah dengan merek-merek sneakers besar yang ada di pasaran.
Karena banyak faktor, bisnis sepatu milik keluarga Gunawan ini menyentuh titik terendahnya, ditinggalkan oleh rekanan yang selama ini menghidupi pabrik tersebut.
Sejarah Compass
Karena bisnisnya sempat terjatuh, pada 1998 Gunawan sebagai penerus bisnis keluarga akhirnya memutuskan untuk membuat merek dagang sendiri, yaitu sepatu Compass.
Keputusan ini didorong oleh booming-nya sneakers pada saat itu, seperti brand Converse yang berjaya sekali pada saat itu.
Gunawan pun mencoba peruntungannya, terjun ke pasar dan bersaing dengan merek luar serta lokal. Kamu juga tentu masih ingat masa itu merek sepatu Warrior sempat sangat populer?
[Baca Juga: Ada Tren Fashion Athflow, Asics Perkenalkan Varian Baru]
Compass dan Warrior menjadi tujuan kawula muda yang ingin memiliki sepatu Converse, namun terkendala harga. Seperti yang kita tahu, merek itu memang harganya cukup tinggi. Tapi, ini bukanlah masa kejayaan sepatu Compass.
Compass Kembali Meroket Berkat Aji Handoko
Sempat digandrungi beberapa saat, Compass kembali jatuh di tahun 2013. Konon saat itu, sepatu mereka banyak yang ditiru. Munculnya sepatu-sepatu imitasi di pasaran membuat bisnis sneakers lokal ini kolaps.
Namun, nasib baik kembali berpihak pada Gunawan. Setahun sebelumnya, pada 2012, dia bertemu dengan Aji Handoko Purbo.
Aji Handoko bukan orang baru di industri sepatu, karyanya mulai dikenal luas sejak mendesain sepatu ARL – saat itu Ariel NOAH menjadi ambassador.
Aji Handoko kini membantu Gunawan menjadi creative director brand untuk kembali menaikkan pamor Compass, mulai dari riset, desain, hingga pemasaran dan kampanye yang akan dilakukan oleh Compass.
Melansir dari liputan6.com “Waktu itu pak Gunawan sudah hampir nyerah karena sering ditinggal rekan bisnisnya yang sudah sukses. Malahan istrinya sudah minta dia buat pensiun. Usaha terakhir pak Gunawan adalah berusaha menghidupkan kembali Compass karena ini adalah produksi dalam negeri dan diharapkan bisa sukses di negeri sendiri,” ujar Aji.
Butuh waktu lima tahun sampai Gunawan mempercayakan proses rebranding pada Aji hingga akhirnya merek sepatu lokal ini bangkit lagi. Aji dan tim selalu berusaha menghadirkan desain-desain yang inovatif.
Seperti seri Compass Gazelle yang disebut mirip dengan merek Vans. Padahal, jika diperhatikan, Aji membuat desain toe cap sepatu tersebut hanya seperempat dari ukuran umumnya.
Bicara masalah harga, sepatu Compass di banderol dengan harga yang bervariatif tergantung jenis model yang ditawarkan.
Karena, sepatu Compass ini juga memiliki beragam jenis produk dengan model yang berbeda. Mulai dari Gazelle low, GazelleHI, Gazelle 98 vintage low, Gazelle 98 vintage HI.
Gazelle low dijual dengan harga Rp 298.000, Gazelle HI dijual dengan harga Rp 338.000, Gazelle 98 vintage low dijual dengan harga Rp 398.000 dan Gazelle 98 vintage HI Rp 438.000.
Harga yang masih terjangkau, tapi apakah kamu sudah pandai dalam mengatur keuangan, agar tidak “bocor” saat berbelanja? Simak audiobook berikut, agar kamu bisa membentuk money habit yang sehat.
Kolaborasi Compass
Keberhasilan Aji sepertinya bukan hanya pada pada produksi sepatu yang berkualitas, tetapi dia berhasil membawa sepatu ini sebagai simbol gaya hidup yang sangat kuat.
Jadi, seperti sekarang, sepatu Compass begitu dicari karena akhirnya ia bukan sekadar sepatu, tapi sudah menjadi simbol sneakershead yang memiliki local pride.
Selain itu, merek ini bukan mementingkan kuantitas, melainkan mementingkan kualitas. Maka, sudah tidak menjadi rahasia umum kalau produk ini langsung ludes setiap kali rilis karena jumlahnya tidak terlalu banyak.
[Baca Juga: Prediksi Tren Warna Fashion 2021: Warna-warni Stabilo ]
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, Compass masih dibuat secara hand made atau dibuat dengan tangan. Ada sekitar 20 orang karyawan yang berperan di balik proses produksi sneakers lokal tersebut.
Maka, tentu saja angka yang bisa diproduksi terbatas demi terjaganya kualitas.
Namun hal ini tak menyurutkan Compass untuk tetap menggandeng influencer untuk membesarkan namanya.
Di awal kemunculannya kembali, sepatu ini berkolaborasi dengan Bryan Notodiharjo, influencer sekaligus social media manager L.O.C sehingga menghasilkan rilis Compass Bravo 001.
Strategi ini sepertinya patut ditiru untuk para pengusaha pemula agar bisnisnya lebih maju. Dari Gunawan, Aji Handoko Purbo, dan tim Compass, kita mengerti bahwa keberhasilan dan nama besar tidak dapat diraih dalam satu malam.
Ada proses panjang di balik hal tersebut. Ada proses belajar yang tiada henti. Ada keinginan untuk terus mencoba yang tidak pernah pupus. Dan ada kerja sama.
Mengawali tahun 2020, mereka semakin memperkuat posisinya dengan kolaborasi bersama Kelompok Penerbang Roket (KPR) – grup band asal Jakarta.
Setiap versi dari kolaborasi ini didesain secara khusus menggambarkan kepribadian personel KPR yaitu Coki, Rey, dan juga Viki.
Bahkan kolaborasi ini memberikan pengalaman yang sangat lengkap karena peluncurannya sangat unik melalui tur Collaboration Meroket yang digelar di lima kota, yaitu Bandung, Surabaya, Makassar, Bali, dan Jakarta.
Strategi Produksi Sepatu Compass
Karena langkanya di pasaran, sepatu ini sempat mendapat julukan sepatu gaib.
Namun, hal ini karena Aji menjaga nilai perusahaan yang sudah berlaku belasan tahun dari sepatu Compas berdiri sejak 1998. Spirit kekeluargaan tetap dipertahankan, baik produksi maupun pemasarannya.
Spirit dan nilai perusahaan inilah yang membawa Aji untuk menggunakkan tagline “Sepatu Rakyat” dan juga sebutan “Teman Compass” untuk pecinta sepatu ini.
Aji dan manajemen perusahaan juga tidak mau langsung menaikan angka produksi melebihi kapasitas dan kemampuan sumber daya mereka, demi menjaga estafet perusahaan dari generasi ke generasi.
Kalau tahun lalu kapasitas produksinya sekitar 3000 pasang per bulan, saat ini kenaikan kapasitas produksi juga dibatasi 4500-5000 pasang per bulan.
Strategi produksi ini dilakukan karena selain melihat kemampuan produksi, juga diharapkan standar kualitas sneakers yang dipasarkan tetap terjaga dan tidak mengecewakan teman Compass.
Sudahkah Sobat Finansialku memiliki sepatu lokal ini? Sepatu lokal mana lagi yang kamu punya? Yuk, komen di kolom di bawah ini.
Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan lainnya, ya agar kita semua bisa membanggakan produk asli Indonesia. Terima kasih.
Editor: Julius Fallen
Sumber Referensi:
- Nisa Destiana. 13 Januari 2020. Sepatu Compass, Sneakers Lokal yang Laris di Pasaran. Majoo.id – https://bit.ly/3cpDDAi
- Admin. 21 Juli 2020. Sepatu Compass – Kisah Sukses Sepatu Gaib. Sneaker.co.id – https://bit.ly/34ZzxL2
- Admin. 16 April 2020. Mengenal Sejarah dan Produk Pabrik Sepatu Compass. Aqualux.id – https://bit.ly/3zbc731
Sumber Gambar:
dilema besar