Bulan madu adalah keinginan hampir semua pasangan yang akan menikah, tapi melunasi biaya pernikahan saja berat, masih bisa bulan madu gak ya?
Pernikahan dan Biaya Pernikahan
Pernikahan merupakan topik yang selalu membahagiakan. Setiap pasangan memiliki mimpi dengan “gaya pernikahan” masing-masing. Ada yang menyukai pesta pernikahan yang simpel dan private, namun ada juga yang ingin membuat perayaan besar.
Tidak ada yang benar dan salah, karena setiap orang punya mimpi masing-masing atas pernikahannya. Kedua keluarga bergabung menjadi satu, tidak salah untuk merayakannya dengan meriah, karena semua orang pasti mengharapkan pernikahan hanya berlangsung satu kali seumur hidup.
[Baca Juga: Persiapan Pernikahan Selain Pesta, 5 Hal Ini Juga Wajib Anda Siapkan]
Selain kebahagiaan, pernikahan juga identik dengan pengeluaran biaya yang paling menguras tabungan, banyak yang bertanya bagaimana ya menabung atau investasi untuk biaya pernikahan?
Tidak banyak juga masyarakat yang pada akhirnya mengambil langkah berutang untuk membuat pesta pernikahan.
Utang yang diambil biasanya dibantu oleh orangtua salah satu pihak, namun ada juga yang meminjam kepada pihak ketiga. Jelas hal ini membuat beban berat di awal, belum menikah namun sudah berkomitmen menyelesaikan utang setelah itu.
Hal ini harus sangat dibicarakan oleh kedua belah pihak, berapa utang yang akan dipinjam, bagaimana skema pembayarannya, dan usahakan dilakukan bersama-sama.
Ingat biaya pernikahan bukan hanya untuk salah satu pihak, namun kedua belah pihak. Berbeda cerita jika pernikahan ini tidak berutang, silahkan saja jika ada salah satu pihak yang ingin meng-cover seluruh biaya.
Namun jika sudah berutang berarti ada ketidakmampuan biaya yang harus dipenuhi. Menurut saya jika memang langkah terakhir dari merayakan pesta pernikahan dengan meminjam uang, baiknya tidak begitu banyak dan usahakan utang selesai dalam satu tahun setelah menikah, jadi disesuaikan langsung dengan kemampuan bayar kamu selama satu tahun akan seperti apa.
Mengapa saya mengatakan demikian, karena kamu dan pasangan sudah harus melangkah lebih untuk memikirkan tujuan keuangan lainnya seperti dana pendidikan anak, dana pensiun untuk berdua, dsb. Jika butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan dana pernikahan akan sangat sayang sekali.
[Baca Juga: Pra Pernikahan: Saatnya Matangkan Rencana Keuangan]
Lalu bagaimana dengan bulan madu? Apa saya masih bisa menikmati bulan madu dengan pasangan setelah menikah?
Tips Membuat Perencanaan Biaya Pernikahan
Kaum millenials dan yang berencana menikah dalam waktu dekat wajib baca, sebenarnya jika ditanya apakah sulit? Tidak juga.
Jika angka yang ingin dicapai sudah pasti dan kedua pasangan sudah berkomitmen untuk menabung dengan tujuan pernikahan maka akan terasa lebih ringan menjalankannya.
Saya suka sekali melihat semangat pasangan dalam mengumpulkan biaya pernikahan, saya justru melihat mereka lebih semangat dalam mengumpulkan biaya pernikahan dibandingkan dengan dana pensiun atau dana melanjutkan sekolah, dsb.
#1 Masukan Biaya Honeymoon ke Dalam Target Dana Pernikahan
Pernah mendengar tidak, kenapa saat ingin mengumpulkan uang untuk liburan kita semangat atau rela mengusahakannya agar liburan itu tetap berjalan?
Ada yang memangkas pengeluaran jajan diluar dan mengganti untuk membawa bekal dari rumah, ada juga yang sampai puasa, itu semua demi liburan.
Artinya tanpa sadar kita suka dengan target yang tujuannya bahagia setelah itu. Coba untuk investasi dana pensiun rasanya berat kan, karena pensiun itu terkesan masih panjang dan lama tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat.
Jadi jika kamu sedang mengumpulkan dana pernikahan, langsung targetkan biaya pernikahan dengan bulan madunya. Jadi kebahagian setelah menikah bisa jalan-jalan dan menikmati suasana setelah menikah akan memacu kamu untuk menabung.
Menurut pendapat saya, biaya pernikahan sangatlah bisa untuk dicapai jadi tidak perlu khawatir, namun yang perlu kamu perhatikan setelah menikah akan seperti apa.
Apa bijak menguras sampai habis hanya untuk pernikahan lalu nanti setelah menikah, kita lihat saja nanti. Usahakan untuk tidak berpikir seperti ini ya, kamu juga bisa berhitung berapa minimal dana darurat yang harus kamu dan pasangan miliki setelah menikah.
[Baca Juga: 5 Tips Mengelola Keuangan Bagi Pasangan Baru Menikah]
Jadi buatlah perencanaan biaya pernikahan, bulan madu, dan minimal dana darurat yang harus dimiliki setelah menikah.
Saya berikan contoh, saya ingin menikah dengan biaya maksimal Rp 100.000.000, dengan Rp 50.000.000 biaya bulan madu, serta Rp 100.000.000 dana darurat yang ingin saya miliki setelah menikah.
Maka target yang harus kamu capai Rp 250.000.000 tidak hanya untuk menikah secara sekaligus namun sudah menjadi keseluruhan ya, Sobat Finansialku.
Kalau kamu kebingungan merencanakan dana pernikahan dan menentukan budget yang sesuai, kamu bisa dengarkan bagaimana cara menyiapkannya melalui audiobook Finansialku berikut ini.
Lalu bagaimana bagi saya yang berutang? Oke saya akan menjawabnya, jika kamu memang harus berutang, boleh saja langsung menargetkan juga biaya bulan madu dan minimal dana darurat juga yang dimiliki setelah menikah.
Jika utang adalah jalan terakhir, maka bukan pernikahan yang menyesuaikan dengan biaya, namun kamu punya kemampuan berapa untuk membayarnya setiap bulan setelah menikah yang akan menjadi gaya pernikahanmu.
Contoh, kamu dan pasangan bisa membayar Rp 15.000.000 setiap bulannya, seperti pembicaraan kita di awal, usahakan utang terbayar setelah satu tahun menikah.
Maka jika di total dalam satu tahun kamu bisa membayar Rp 180.000.000, maka dari itu kamu harus menyesuaikan dari uang yang bisa terkumpul itu ya, Rp 180.000.000, kamu bisa mencoba dengan Rp 30.000.000 untuk bulan madu, Rp 100.000.000 untuk maksimal biaya pernikahan, dan Rp 50.000.000 untuk dana darurat, dengan anggapan nantinya jika ada pemberian “uang amplop” setelah menikah bisa menjadi tambahan dana darurat.
Kenapa saya tetap memperhitungkan dana darurat dalam skema perhitungan meskipun berhutang, bukan baiknya untuk membayar utang dahulu?
Menurut saya dana darurat tetaplah harus ada, yang terpenting skema membayar sudah jelas dan bisa dilaksanakan.
[Baca Juga: Bagaimana Cara Melunasi Utang Untuk Pasangan Muda?]
#2 Hilangkan Gengsi
Mengapa di awal saya katakan mengumpulkan dana pernikahan sangatlah bisa dicapai, karena pesta pernikahan bisa seperti apa saja, yang membuat kita berat mengumpulkan dana pernikahan karena kita harus membayar gengsi didalamnya.
Coba yuk mulai dari sekarang, untuk selalu menyesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki. Jika memang kita mampu membuat pesta pernikahan besar dan meriah, boleh-boleh saja, membuat pesta kecil dan private pun boleh-boleh saja.
Apalagi di masa pandemi seperti ini, kita seolah dibukakan bahwa segala sesuatu yang sifatnya sederhana namun tidak menghilangkan esensi di dalamnya.
Jadi maksudnya adalah pesta yang sederhana bukan berarti menghilangkan rangkaian pernikahan itu sendiri, namun bagaimana dengan kesederhanaan tersebut terlahir rasa syukur yang dimiliki.
[Baca Juga: Tips Hemat Biaya Pesta Pernikahan, Bikin Budget Nikahan Super Hemat!]
Pesta pernikahan yang dibuat sederhana namun tidak berutang akan lebih dirasakan syukurnya. Satu hal kembali adalah selalu memikirkan berkali-kali dalam mengambil keputusan keuangan dalam langkah besar, apakah tepat? Apakah sudah bijak? Jika dirasa sudah tepat silahkan saja untuk dijalankannya.
Saya rasa saat ini semakin banyak masyarakat yang berpikir luas, dan tidak mempermasalahkan apapun kondisi pesta pernikahanmu.
#3 Buatlah Perhitungan
Berapa lama kira-kira dibutuhkan untuk mengumpulkan dana pernikahan? Menurut saya memang semakin panjang semakin ada waktu untuk mengumpulkan lebih, namun 1-2 tahun dirasa cukup.
Samakan dulu keinginan dan kemampuan kamu dan pasangan, jika memang berbeda pendapat carikan jalan tengahnya.
Di sini saya memberikan pendapat untuk pasangan yang mandiri untuk mengumpulkan dana pernikahan ya, jika diantara kamu memiliki support finansial dari keluarga, bagi saya disyukuri saja kesempatan itu.
- Targetkan dana yang ingin dicapai.
- Sepakati untuk menabung di rekening masing-masing, tidak perlu menggabungkan di satu rekening bersama-sama bertujuan untuk menghindari jika suatu hari terjadi konflik.
- Konsisten untuk menabung dan tekan pengeluaran yang tidak perlu, seperti fine dining mewah, karena ingat ada target yang lebih besar dibandingkan makan malam mewah.
- Bicarakan selalu dengan pasangan dan lakukan evaluasi dari hasil menabung bersama. Kamu bisa baca pentingnya hal ini di artikel Tabu Terhadap Keterbukaan Finansial, Apa Benar? Ketahui Penjelasannya
- Gunakan expert sebagai pihak ketiga jika diperlukan, bertujuan untuk membantu membuat perhitungan dan cara mencapai dana pernikahanmu. Silahkan booking financial adviser Finansialku di konsultasi.finansialku.com atau gunakan fitur Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku.
Mengumpulkan Dana Pernikahan Dengan Enjoy
Tidak perlu menjadi beban, pernikahan itu bahagia jika kamu mengawalinya dengan rasa syukur, bukan dengan beban dan gengsi terhadap masyarakat. Hal itu justru hanya akan menyusahkan kamu sendiri.
Jadikan momen mengumpulkan dana pernikahan ini adalah bentuk pendewasaan dan langkah-langkah yang bijak akan kamu dan pasangan ambil dari awal ingin membangun rumah tangga, karena jika diawal saja kita sudah memulainya dengan hal yang tidak enak, akan menjadi berat di kemudian harinya.
Semakin cepat kamu menabung semakin cepat dana terkumpul.
Kalian bisa membagikan artikel ini kepada orang-orang yang kalian kenal, terutama bagi pasangan yang akan menikah. Segera buat rencana keuangan untuk tujuan-tujuan keuanganmu. Bila perlu kalian bisa berkonsultasi dengan perencana keuangan di Finansialku supaya kalian bisa merencanakan keuangan lebih baik.
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3BoUfmA
dilema besar