Ternyata selama ini kita salah konsep soal investasi emas! Cepat ketahui yang sebenarnya sebelum terlambat dan rugi jutaan!
Simak penjelasan selanjutnya di artikel video Finansialku di bawah ini!
Kanal youtube Finansialku akan menemanimu selama di rumah aja dengan video-video literasi keuangan lainnya selain video soal orang-orang yang salah konsep dengan investasi emas. Jangan lupa mampir, ya!
Sebelum masuk ke pembahasan, jangan lupa untuk berikan dukungan buat kanal youtube kami dengan meninggalkan jejak komentar, like, juga menekan tombol subscribe dan lonceng, ya! Terima kasih!
Konsep yang Salah tentang Investasi Emas yang Harus Dihindari
Sobat Finansialku, investasi apa, sih, yang pertama kali dibeli waktu itu? Apakah ada Sobat Finansialku yang membeli emas saat pertama kali melakukan investasi?
Pertama kali, untuk ‘cari aman’ karena belum paham betul soal instrumen investasi lainnya, biasanya tidak sedikit orang yang memilih untuk beli emas sebagai investasi.
Eits. Tunggu dulu!
Yakin sebagai investasi? Atau sebagai alat lindung nilai di masa depan, biar uang yang dimiliki tidak termakan inflasi?
Hayo, coba pertanyakan lagi tujuannya, deh!
Karena, kalau kita melakukannya untuk investasi, pasti kita sudah lebih dulu merencanakan berapa lama akan melakukan investasi, sampai berapa keuntungan yang akan kita dapatkan dari investasi tersebut, ‘kan?
Misalnya, kita melakukan investasi saham BRI. Pertama kali dibeli, saham BRI ada di harga Rp 2.400 per lembarnya.
Maka untuk mendapatkan keuntungan dari investasi, kita akan menjualnya ketika saham BRI berada di angka yang lebih tinggi, bukan? Misal Rp 2.500 hingga Rp 3.000.
Kalau investasi emas? Apakah Sobat Finansialku sudah memutuskan, berapa lama akan melakukan investasi, hingga berapa jumlah keuntungan yang ingin didapatkan dari investasi tersebut?
Atau….
Selama ini, Sobat Finansialku hanya menjadikan emas sebagai alat lindung nilai saja?
Dibiarkan mengendap, dan diambil ketika ada keadaan yang mendesak atau membutuhkan jumlah dana yang cukup banyak?
Lalu….. apa bedanya dengan dana darurat?
Keadaan yang mendesak bukankah serupa dengan keadaan darurat? Atau, selama ini kita punya pengertian yang berbeda tentang keadaan darurat?
Maka jika emas bukan digunakan sebagai alat pelindung nilai, yang bisa diambil kapan saja, tidak peduli harga emas sedang naik atau turun, bukankah itu termasuk ke dalam dana darurat?
Kalau begitu, emas bukan dijadikan investasi, tapi lebih kepada dana darurat, yang nilainya aman, dan likuiditasnya mudah?
Perencana keuangan sekaligus founder dari finansialku.com, Melvin Mumpuni, dalam video di atas, menyetujui Sobat Finansialku yang menyimpan dana darurat sebagai emas.
Terang saja, nilai emas cenderung stabil dan punya likuiditas yang mudah jika dibandingkan dengan instrumen lainnya.
Bicara soal dana darurat, tentu Sobat Finansialku sudah bisa menghitung jumlah dana darurat yang dibutuhkan, ‘kan?
Yup! Untuk menghitung jumlah dana darurat yang dibutuhkan, Sobat Finansialku hanya perlu menggunakan fitur ‘Rencana Keuangan’ yang ada di Aplikasi Finansialku.
Setelah itu, Sobat Finansialku hanya perlu mengikuti simulasi di bawah ini untuk menghitung jumlah dana darurat yang dibutuhkan.
Mudah, bukan?
Selain menghitung dana darurat, Sobat Finansialku bisa memanfaatkan fitur lainnya seperti konsultasi keuangan secara GRATIS hanya dengan upgrade ke premium hanya dengan membayar Rp 350.000 per tahun.
Sobat Finansialku akan mendapatkan potongan tambahan sebesar Rp 50.000 hanya dengan memasukkan kode CUAN50.
Tapi ingat, upgrade dapat dilakukan setelah masa FREE TRIAL selama satu bulan sudah habis, ya!
Jadi, berapa jumlah dana darurat yang dibutuhkan Sobat Finansialku, dan berapa jumlah dana darurat yang berhasil dikumpulkan? Beritahu kami lewat kolom komentar, ya!
Soabt Finansialku juga bisa membagikan informasi ini kepada rekan atau keluarga, supaya mereka juga mengetahui kebenaran ini. Terima kasih!
dilema besar