Indonesia punya banyak pecatur yang dinobatkan sebagai Grandmaster. Penasaran siapa saja? Ini dia daftar grandmaster catur.
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut.
Daftar Pecatur Grandmaster Indonesia
Dunia pecaturan Indonesia belakangan ini mendapat perhatian lebih dari publik. Nama pecatur Grandmaster Irene Sukandar pun naik daun setelah sukses mengalahkan Dadang Subur alias Dewa Kipas dengan skor 3-0.
Pertandingan catur tersebut disiarkan langsung melalui kanal YouTube Deddy Corbuzier, pada Senin (22/03) kemarin, tepatnya pukul 15.00 WIB.
Dalam pertandingan yang menarik itu, Grandmaster Susanto Megantoro menjadi komentator bersama WIM Chelsie Monica.
Di Indonesia sendiri, permainan catur ternyata menorehkan pencapaian yang membanggakan. Terbukti dengan banyaknya pecatur Indonesia yang dinobatkan sebagai Grandmaster. Penasaran siapa saja? Simak, yuk, profil singkat mereka.
[Baca Juga: Hari Ini Dewa Kipas vs Irene Sukandar, Jadi Hadiah Catur Terbesar?]
Daftar Grandmaster Catur Indonesia
Untuk mengenal lebih dekat siapa saja para Grandmaster catur Indonesia yang berprestasi, berikut daftar profilnya, melansir dari Indozone.id.
#1 Gm, Herman Suradiradja
Pecatur Indonesia yang dinobatkan pertama kali sebagai Grandmaster adalah Herman Suradiradja.
Pria kelahiran Sukabumi, 14 Oktober 1947 ini menempuh pendidikan catur dan memperoleh semua norma Grandmaster di Bulgaria.
Herman mulanya tampil di Kejuaraan Nasional pada tahun 1964, namun kalah di babak kualifikasi.
Saat berusia remaja belasan tahun, ia lolos seleksi pembentukan regu catur Indonesia untuk Olimpiade Havana 1966.
Selama tahun 1967-1974 prestasi Herman naik turun. Tahun 1975 barulah ia menyabet Juara Nasional pada kejuaraan yang digelar di Medan, Sumatera Utara.
Herman lalu mendapatkan norma Master Internasional tahun 1976, dan meraih gelar Grandmaster hanya dalam waktu dua tahun.
Herman sering mengikuti turnamen catur dan menorehkan prestasi, bahkan ketika kesehatannya memburuk.
Sayangnya, ia tidak mampu menunjukkan performa maksimalnya, karena permainan dan ratingnya menurun dengan cepat.
Selain menjadi pemain catur, Herman juga pernah bekerja di Dispenda DKI. Ia menghembuskan napas terakhir tahun 2016.
#2 Gm, Herman Ardiansyah
Herman Ardiansyah atau yang dikenal dengan Haji Ardiansyah, merupakan pemain catur terkemuka di Indonesia.
Pria kelahir Banjarmasin, 5 Desember 1951 ini beberapa kali telah mewakili Indonesia dalam Olimpiade Catur.
Salah satunya yakni Olimpiade Catur di Dubai tahun 1986, ia berhasil mengalahkan pecatur top dunia Grandmaster Viswanathan Anand asal India.
Pecatur Indonesia yang kerap disapa Abah ini, dikenal sebagai sebagai sosok yang disiplin dalam menjalani latihan demi menghadapi turnamen.
Gelar Grandmaster catur diperoleh Abah saat Olimpiade Catur di Lucerne, Swiss pada tahun 1982.
Peringkat ELO tertinggi yang pernah diraih Abah yaitu 2421 pada Juli 2000. Abah meninggal pada 28 Oktober 2017 saat umur 68 tahun.
#3 Gm, Irene Kharisma Sukandar
Irene Kharisma adalah pecatur Indonesia penyandang gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW) sejak Desember 2008.
Irene mengaku sudah diajak ayahnya bermain catur di lapak-lapak sedari usia 8 tahun dengan durasi 4 jam sehari.
Kebiasaan tersebut telah melatih mental dan pengalaman Irene dalam permainan catur. Ia pun bergabung di Sekolah Catur Utut Adianto mulai tahun 1999.
Wanita kelahiran Jakarta, 7 April 1992 ini berhasil meraih juara pertama kali saat kelas IV SD.
Irene pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia untuk SEA Games Vietnam 2003.
Dari ajang tersebut, Irene yang saat itu berusia 11 tahun membawa pulang dua keping medali perak.
Tahun 2014 setelah mencapai rating 2400, Irene menyandang gelar Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki.
Tak terhitung prestasi catur yang ditorehkan Irene mulai dari tahun 2002 hingga 2014. Beragam penghargaan juga diraih Irene sejak 2005 hingga 2009.
#4 Gm, Susanto Megaranto
Peraih gelar Grandmaster catur selanjutnya yaitu Susanto Megaranto yang ditetapkan sebagai GM catur termuda Indonesia karena meraih gelar GM saat masih berumur 17 tahun di tahun 2004.
Saat berusia 10 tahun, Susanto menjuarai Kejurda KU12 di Bandung dan Kejurnas KU10 di Banda Aceh.
Susanto berhasil menorehkan prestasi dengan memenangkan Kejuaraan Catur Indonesia empat kali berturut-turut dari tahun 2006 hingga 2010.
Pria kelahiran Indramayu, 8 Oktober 1987 yang merupakan alumni dari Sekolah Catur Utut Adianto ini juga sukses memboyong medali emas SEA Games 2011, 2013, dan 2019.
Susanto pun memperoleh gelar Juara Asia pada tahun 2011 dan 2019. Peringkat ELO tertingginya yaitu 2569 dan peringkat FIDE 2550.
#5 Gm, Novendra Priasmoro
Peraih Grandmaster selanjutnya di Indonesia adalah Novendra Priasmoro, yang merupakan alumni Sekolah Catur Utut Adianto.
Pria kelahiran Jakarta, 24 November 1999 ini meraih gelar GM dengan ELO rating mencapai 2504 saat menjuarai Liberic Open 2020 di Ceko.
Prestasinya pun berderet, mulai dari tahun 2012, 2014, 2015, 2016, hingga 2017 berturut-turut menjadi juara satu di Kejurnas dan Japfa Chess Festival.
Di kancah internasional, Novendra juga tak kalah pamor. Ia memenangkan Kejuaraan World School 2014 d Brazil, juara tiga Penang Open 2017 di Malaysia, dan Juara 1 Kejuaraan Asian Junior U20 2017 di Filipina.
#6 Gm, Cerdas Barus
Pecatur Indonesia yang menorehkan prestasi selanjutnya yaitu Cerdas Barus, seorang pecatur tuna rungu peraih gelar Grandmaster catur.
Ia lahir di Karo, 1 Januari 1961 dan mengenal catur sejak umur 14 tahun. Barus mulanya bermain Satur Karo, yaitu Catur Karo yang berbeda dengan permainan catur pada umumnya.
Tahun 1978, barulah Barus mengetahui permainan catur sesungguhnya, saat ia pindah ke kota Medan.
Meski memiliki kekurangan, Barus justru bisa melampaui ketertinggalannya. Tak heran tahun 1981 ia menjadi Juara Kedua dalam Kejuaraan Provinsi Sumatera Utara.
Barus pun memperoleh gelar Master Nasional ketika mengikuti ajang Kejuaraan Nasional di Bandung, 1982.
Tahun 1983, Barus mulai karirnya di kancah internasional, dengan bergabung sebagai anggota regu kota Medan yang ikut serta dalam Kejuaraan Kota Asia di Hongkong.
Kemudian diikuti oleh Olimpiade Catur di Yunani tahun 1984. Sejak saat itu, Barus tidak pernah absen mengikuti berbagai perhelatan catur di Indonesia sampai tahun 2002.
#7 Gm, Utut Adianto Wahyuwidayat
Lahir di Jakarta, 16 Maret 1965, Utut Adianto Wahyuwidayat mendapatkan gelar Grandmaster Indonesia di usia yang masih muda, yakni 21 tahun.
Utut sempat menjadi grand master super pada tahun 1995-1999, saat ELO ratingnya melebihi 2600.
Tak hanya itu, Utut juga pernah masuk peringkat 100 besar dunia pada Juli 2001 dengan ELO rating 2598.
Utut kemudian mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) pada 1 Juli 1993, yang telah mencetak beberapa pecatur nasional lainnya.
Utut ternyata juga berprofesi sebagai politikus dan menjabat Wakil Ketua DPR pada 20 Maret 2018. Kini ia mengemban amanat menjadi Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Nah, itulah biografi singkat pecatur Indonesia yang bergelar Grandmaster. Bangga juga, ya, para anak bangsa tersebut telah membuktikan kepada dunia dengan membawa nama Indonesia.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.
Bagikan informasi ini lewat berbagai platform yang tersedia, kepada kawan atau sanak-saudara mu, agar mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.
Sumber Referensi:
- Redaksi. 19 Maret 2021. Biografi Singkat 9 Grandmaster Catur Indonesia Berprestasi. Indozone.id – https://bit.ly/3f0HjKO
- Rifan Aditya. 23 Maret 2021. 5 Fakta Pertandingan Dewa Kipas vs Irene Sukandar yang Heboh. Suara.com – https://bit.ly/397ssuf
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3rgni5g
- 02 – https://bit.ly/399dZxT
dilema besar