Sejarah PMI Berkiprah di Kancah Dunia

Sejarah PMI Berkiprah di Kancah Dunia

Sebulan setelah berdiri di Tanah Air, Palang Merah Indonesia turut berkiprah tidak hanya di kancah nasional tetapi juga internasional. Yuk kenang hari PMI 2020 lewat artikel ini.

Simak perjalanan panjang sejarah berdirinya Palang Merah Internasional hingga berdirinya Palang Merah Indonesia yang turut memberikan sumbangsihnya dalam kemajuan kemanusiaan di Tanah Air di artikel Finansialku ini.

 

Rubrik Finansialku

 

Palang Merah Internasional

Seperti yang dikutip dari laman History, sejak ribuan tahun lalu, perang antaragama, suku dan kelompok terus berkecamuk.

Perkelahian disebabkan oleh sejumlah hal, baik perselisihan wilayah, perbedaan pendapat dan juga usaha dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya. Konflik tersebut bahkan mengakibatkan ribuan orang meninggal dan mengalami luka-luka.

Prihatin dengan jatuhnya korban jiwa dalam konflik bersenjata, Henry Dunant (1828-1919) mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan bernama Internasional Red Cross (IRC) pada 22 Agustus 1859.

IRC lahir didasarkan pada keinginan pendirinya untuk membantu korban perang atas prakarsa International Committee of the Red Cross (ICRC).

[Baca Juga: Kisah Sukses Walt Disney Membangun Kerajaan Animasi Disney]

 

Ide pendirian palang merah adalah berasal dari pengalaman pahit sang inisiator itu sendiri. Pada 24 Juni 1859 di Solferino Italia Utara, pasukan Prancis dan Italia bertempur melawan pasukan Austria.

Saat itu, Dunant menyaksikan pertempuran berdarah tersebut. Sementara petugas medis pada saat itu sangat kewalahan karena harus menghadapi 40 ribu orang korban perang.

Setelah sampai di Swiss, Dunant mulai memikirkan cara-cara untuk membantu korban tewas dan luka akibat perang.

Dalam sebuah buku berjudul Un Souvenir de Solferino atau A Memory of Solferino, H. Dunant menceritakan pengalaman yang ia dapati saat menyaksikan korban perang.

Dalam buku tersebut, setidaknya terdapat dua gagasan utama yang diajukan Dunant, yaitu membuat organisasi sukarelawan dan mengadakan perjanjian internasional untuk melindungi korban perang.

[Baca Juga: Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif: Pesan Bagi Generasi Penerus Bangsa Indonesia]

 

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, banyak rintangan yang harus dihadapi Dunant. Tapi berkat komitmennya, sejumlah pihak mulai mendukung ide dan pemikirannya tersebut.

Pada 1863, empat warga Jenewa ikut bergabung dengannya dan kemudian membentuk International Committee of the Red Cross (ICRC). 

Palang Merah Internasional adalah sebuah lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss. Ini adalah organisasi yang tidak memihak, netral, mandiri dan tujuannya adalah untuk melindungi kehidupan dan martabat korban konflik.

Hingga saat ini, Palang Merah Internasional telah berdiri di berbagai negara.

 

Palang Merah Indonesia (PMI)

PMI atau Palang Merah Indonesia dibentuk pada tanggal 17 September 1945 merupakan sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indoensia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

Pada dasarnya Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi yang dalam pelaksanaanya tidak berpihak pada satu golongan, ras suku atau agama tertentu.

Dalam slogannya, Palang Merah Indonesia (PMI) menyatakan bahwa “setetes darah Anda, nyawa bagi sesama.” Sebuah slogan yang mengatasnamakan kemanusiaan yang tidak memandang perbedaan.

[Baca Juga: Mari Mengenal Konsep Ekonomi Politik Indonesia Secara Mendalam]

 

Palang Merah Indonesia (PMI) dalam pelaksanaannya lebih mengutamakan korban yang membutuhkan pertolongan dengan segera demi keselamatan jiwa.

Tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.

Palang Merah Indonesia (PMI) kini telah berdiri di 33 propinsi, dan sekitar 474 PMI Cabang tingkat kota/kabupaten di seluruh Indonesia, dan 3.406 Kecamatan. PMI juga memiliki hampir 1,5 juta orang sukarelawan. (data per Februari 2019).

 

Hari PMI 2020: Sejarah Berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

Sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia memang tidak dapat dipisahkan dari bayang-bayang masa kolonialisme di Tanah Air.

Dilansir dari laman resminya, sejarah Palang Merah Indonesia (PMI) memang berawal dari pemerintah kolonial Belanda yang mendirikan organisasi ini dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) pada 21 Oktober 1873 yang kemudian nama tersebut diubah dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI).

dr. RCL. Sendik dan Bahder Djohan memelopori berdirinya Palang Merah Indonesia pada tahun 1932 meski proposal mereka ditolak saat Kongres NERKAI pada tahun 1940.

Tak patah arang, pada saat penjajahan Jepang, proposal permohonan itu kembali diajukan meski hasilnya tetap terjadi penolakan.

[Baca Juga: Kenali Budaya Wayang Indonesia Serta Sejarahnya di Sini!]

 

Tepat pada tanggal 3 September 1945, dr. Buntaran Martoatmodjo selaku Menteri Kesehatan saat itu membentuk Badang Palang Merah Nasional sebagaimana yang diperintahkan oleh Presiden Soekarno dengan tujuan agar dunia internasional mengetahui keberadaan Negara Indonesia sebagai sebuah kenyataan, terutama setelah Proklamasi Kemerdekaan yang telah dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

dr. Buntaran membentuk Panitia Lima yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, dr. Marjuki dan dr. Sitanala pada tanggal 5 September 1945, dua hari setelah instruksi dari Presiden Soekarno.

Panitia Lima ini memiliki tugas dalam mempersiapkan Palang Merah Indonesia.

Tepat pada 17 September 1945, Pengurus Besar PMI dibentuk dengan ketua pertamanya yaitu, Drs. Mohammad Hatta.

 

Visi Misi Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki visi besar untuk mewujudkan PMI yang profesional dan berintegritas serta bergerak bersama masyarakat.

Sebagaimana yang dilansir dari laman resminya, Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki misi, antara lain:

  • Memelihara reputasi organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) di tingkat nasional dan internasional.
  • Menjadi organisasi kemanusiaan terdepan yang memberikan layanan berkualitas kepada masyarakat sesuai Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
  • Meningkatkan integritas dan kemandirian organisasi melalui kerjasama strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya di tingkatan PMI dengan mengutamakan yang memerlukan bantuan.

 

Palang Merah Indonesia (PMI) Diakui di Kancah Internasional

Oleh karena adanya peraturan bahwa dalam satu negara hanya diperbolehkan terdapat satu perhimpunan nasional, tepat pada tanggal 16 Januari 1950, NERKAI dibubarkan oleh Pemerintah Belanda. Setiap asetnya pun diserahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI).

Pada saat itu, pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich, sementara dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan.

Pemerintah Indonesia saat itu yang masih dalam bentukan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan dengan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963 sehingga membuat Palang Merah Indonesia (PMI) semakin diakui, apalagi dengan kiprahnya dalam setiap aksi pemberian bantuan.

[Baca Juga: Gak Nyangka! Ternyata Begini Awal Mula Hari Anak di Indonesia]

 

Tugas utama Palang Merah Indonesia sesuai dengan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.

Pada tanggal 15 Juni 1950, keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) pun diakui secara internasional oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) juga menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang juga dikenal dengan sebutan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada Oktober 1950.

 

Bagaimana CARA AMPUH Membeli RUMAH PERTAMA?

Download ebook-nya, GRATIS!!!

 

Kiprah Palang Merah Indonesia (PMI)

Sejarah terbentuknya Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukannya berupa komitmen terhadap masalah kemanusiaan seperti program Strategi 2010 yang berisi untuk:

  • memperbaiki hajat hidup masyarakat yang rentan melalui berbagai promosi dari prinsip nilai kemanusiaan,
  • penanggulangan pada bencana,
  • kesiapsiagaan penanggulangan bencana,
  • kesehatan masyarakat dan perawatan masyarakat,
  • penanggulangan wabah penyakit,
  • kesejahteraan remaja dan manula,
  • bermitra dengan pemerintah,
  • organisasi dan memanajemen kapasitas sumber daya,
  • humas dan promosi,
  • juga menjalankan Plan of Action yang merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke 27 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss pada tahun 1999.

Pada konferensi tersebut, Pemerintah Indonesia dan Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai peserta konferensi berikrar di bidang kemanusiaan.

Ikrar tersebut sejalan dengan tugas pokok Palang Merah Indonesia (PMI) untuk membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan, terutama pada setiap tugas kepalangmerahan yang meliputi kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana, pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, juga pelayanan transfusi darah.

[Baca Juga: 4 Masjid Ini Cerminkan Akulturasi Budaya di Indonesia]

 

Kinerja Palang Merah Indonesia (PMI) di bidang kemanusiaan dan relawan dimulai dari tahun 1945 hingga saat ini.  

Berbagai kiprah Palang Merah Indonesia (PMI) dalam membantu kemanusiaan di Tanah Air, antara lain:

  • Membantu situasi konflik – Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan tugas kemanusiaan pada masa-masa perang kemerdekaan RI, pemberontakan RMS, peristiwa Aru, gerakan PRRI di Sumatra Barat, Trikora di Irian Jaya, operasi kemanusiaan di Dili, Timor Timur, juga menangani pengungsi di Pulau Galang.
  • Membantu korban bencana alam – Palang Merah Indonesia (PMI) juga terjun dalam upaya menanggulangi korban bencana alam seperti gempa 1976 di Bali, korban gempa bumi di Kab. Jayawijaya, letusan gunung Galunggung pada 1982, gempa di Liwa, Lampung Barat dan tsunami di Banyuwangi pada 1994, gempa besar Bengkulu sebesar 7,9 skala richter pada 1999, konflik Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001) dan lain sebagainya.
  • Transfusi darah – Pada tahun 1978, Palang Merah Indonesia (PMI) memberi penghargaan berupa Pin Emas untuk pertama kalinya kepada pelaku donor darah sukarela yang sudah mendonorkan sebanyak 75 kali. Tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1980. Unit transfusi darah Palang Merah Indonesia (PMI) telah diakui banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi orang – orang yang sangat membutuhkan darah hingga dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Selain itu, hampir semua cabang PMI di berbagai daerah memiliki unit pelayanan kesehatan berupa poliklinik. Ketahui juga mengenai beberapa organisasi regional dan global, tujuan organisasi AFTA dan sejarah OSIS.

 

Berdasarkan keputusan PP PMI no. 176/KEP/PP PMI/X/2010, Palang Merah Indonesia (PMI) telah memiliki 14 divisi yang meliputi

  • Divisi Kelembagaan,
  • Divisi Penanggulangan Bencana,
  • Divisi Kesehatan, Divisi Relawan,
  • Divisi Kerjasama dan Pengembangan Sumber Daya,
  • Biro Perencanaan dan Hukum,
  • Biro Kepegawaian,
  • dan Biro Keuangan,
  • Biro Umum,
  • Biro Humas,
  • Unit Pendidikan dan Pelatihan,
  • Unit Poliklinik,
  • Unit IT
  • dan Unit Satuan Kerja Audit Internal.

 

Palang Merah Indonesia (PMI) juga membina para kader muda dalam sejarah pembentukan PMR (Palang Merah Remaja) yang juga menjadi bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI).

 

Lahirnya Palang Merah Remaja

Palang Merah Indonesia (PMI) semakin aktif dan turut serta dalam berbagai kegiatan kemanusiaan sebagaimana tujuan diselenggarakannya sehingga membuat Palang Merah Indonesia masuk dalam Komite Palang Merah Internasional.

Kongres Palang Merah Indonesia (PMI) yang ke-4 dicanangkan di Jakarta pada tanggal 25 hingga 27 Januari 1950 dan memunculkan sebuah gagasan untuk terbentuknya badan kemanusiaan ini di tingkat pemuda.

Latar belakang tercetusnya gagasan itu oleh karena Perang Dunia I dimana Austria mengarahkan anak-anak sekolah untuk membantu kegiatan perang sesuai kemampuannya.

[Baca Juga: A Paradise in The Eastern Indonesia, Raja Ampat]

 

Anak-anak muda bisa mengumpulkan pakaian bekas, mengumpulkan majalah/koran bekas, dan mengumpulkan serta menghimpun barang yang bisa digunakan dalam berperang.

Oleh karena itu, ide ini diterapkan dengan berdirinya Palang Merah Remaja (PMR). Palang Merah Remaja (PMR) resmi dalam wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI).

Dari situlah, akhirnya Palang Merah Remaja (PMR) diterapkan pada beberapa sekolah yang ada di Indonesia. Palang Merah Remaja (PMR) terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu

  • Palang Merah Remaja (PMR) Mula untuk tingkatan sekolah dasar,
  • Palang Merah Remaja (PMR) Madya untuk sekolah menengah pertama
  • Palang Merah Remaja (PMR) wira untuk sekolah menengah atas.

 

Melalui pelatihan Palang Merah Remaja (PMR) ini nantinya sebagai kader dalam ranah Palang Merah Indonesia (PMI).

Setiap anggota Palang Merah Remaja (PMR) wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat sepenuhnya dalam setiap kegiatan.

Anggota Palang Merah Remaja (PMR) sendiri diberikan materi pokok PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) oleh Palang Merah Indonesia (PMI) seperti yang dilansir dalam Harian Kompas edisi 27 Mei 1974.

Kartu keanggotaan akan diberikan sebagai tanda pengenal berikut dengan seragam resmi setelah mereka dinyatakan lulus.

Dalam setiap waktu senggang, Palang Merah Remaja (PMR) biasanya diberi tugas untuk mengumpulkan dana pada bulan Palang Merah Indonesia (PMI), mengunjungi rumah sakit dan panti asuhan.

Di rumah sakit dan panti asuhan, mereka memberikan hiburan hiburan melalui berbagai aktivitas yang membantu meningkatkan faktor psikologi seseorang agar segera sembuh.

Selain acara-acara seperti itu, Palang Merah Remaja (PMR) juga mengadakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kebersamaan antar anggota kelompok.

Kegiatan ini mereka namakan Jumbara atau Jumpa Bakti Gembira yang merupakan jambore seperti halnya organisasi pramuka.

Biasanya organisasi ini diadakan pada tiap tingkatan seperti kabupaten, daerah dan bahkan nasional.

 

Itulah sejarah yang bisa kita ingat dan peringati setiap Anda dapat menuliskan tanggapan dan komentar pada kolom yang terdapat pada kolom di bawah ini!

 

Sumber Referensi:

  • Palang Merah Indonesia. Sejarah Lahirnya PMI. Pmi.or.id – https://bit.ly/32KPFhM
  • Devita Retno. Sejarah Terbentuknya PMI di Indonesia. Sejarahlengkap.com – https://bit.ly/3hLOEMF
  • Aswab Nanda Pratama. 17 September 2018. Sejarah Palang Merah, Berawal dari Nerkai, PMI, hingga Lahirnya PMR. Nasional.kompas.com – https://bit.ly/3lCYbbq
  • Giovani Dio Prasasti. 17 September 2018. Sejarah PMI, Dari Bentukan Belanda hingga Diakui Dunia. Liputan6.com/health – https://bit.ly/3gU28VH
  • Ahmad Taufik. 22 Agustus 2016. Sejarah Dunia: Henri Dunant Dirikan Palang Merah Internasional. News.okezone.com – https://bit.ly/3lzZ3gQ
  • Ahmad Naufal Dzulfaroh. 22 Agustus 2019. Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Palang Merah Internasional. Kompas.com – https://bit.ly/2EJhOhj
  • ICRC. International Committee of The Red Cross. icrc.org – https://bit.ly/31LSRud
  • History. 16 Maret 2018. Red Cross. History.com – https://bit.ly/32LwO67

 

Sumber Gambar:

  • Hari PMI 2020 01 – https://bit.ly/2F4oSoI
  • Hari PMI 2020 02 – https://bit.ly/2YY4ZGM
  • Hari PMI 2020 03 – https://bit.ly/3hYpeeX
  • Hari PMI 2020 04 – https://bit.ly/3hUGEcr
  • Hari PMI 2020 05 – https://bit.ly/2QTO8Ak
  • Hari PMI 2020 06 – https://bit.ly/34Z2dVt
  • Hari PMI 2020 07 – https://bit.ly/32S6Kqb

 

dilema besar