Investment Outlook 7-11 November 2022. Pekan lalu IHSG melemah karena adanya berbagai sentimen negatif.
Jika sentimen minggu ini menjanjikan, apakah IHSG mampu bangkit? Simak review, penjelasan dan rekomendasinya di artikel berikut.
Investment Outlook IHSG Review: Kabar IHSG Imbas Suku Bunga dan PHK
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada pekan lalu. Meski IHSG menguat di perdagangan terakhir pekan kemarin, Jumat (4/11/2022).
Namun, secara keseluruhan IHSG melemah akibat berbagai sentimen negatif yang menjadi pemicunya.
Pada Jumat lalu, IHSG ditutup +0,16% di 7.045,53 dan secara keseluruhan selama pekan lalu, IHSG sudah -0,15%.
Kondisi ini terpicu harga saham yang bertumbangan di pekan ini, seperti emiten batu bara dan rokok. Harga saham mereka ambruk menyusul melemahnya harga batu bara dan kenaikan cukai rokok.
Kapitalisasi pasar bursa turun 0,27% menjadi Rp9.342,695 triliun dari Rp9.368,322 triliun
Rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 2,62% menjadi Rp13,352 triliun dari Rp13,011 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian menurun sebesar 1,98% menjadi 1.195.583.
Sementara itu, volume transaski turun sebesar 6,35% menjadi 20.651 miliar saham dari 22.052 miliar saham pada pekan lalu.
[Baca Juga: Investment Outlook: Pasar Fluktuatif Imbas Suku Bunga dan PHK]
[Baca IHSG Hari Ini]
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (31 Oktober-4 November 2022)
Berdasarkan tabel di atas, IHSG pada perdagangan seminggu kemarin (31 Oktober-4 November 2022) ditutup melemah sebesar –0,75%.
Kondisi ini sejalan dengan indeks LQ45 yang menurun –0,80% dan indeks IDX30 koreksi –0,67%.
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing
Investor asing aktif melakukan pembelian saham pada pekan lalu. Berdasarkan data perdagangan Jumat (4/11/2022), investor asing mencatatkan nilai jual bersih (net buy) sebesar Rp186,50 miliar.
Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan net buy Rp823,92 miliar di seluruh pasar. Realisasi beli investor asing sepanjang 2022 (ytd) adalah sebesar Rp80,52 triliun.
3 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Angka net buy asing tertinggi di pasar reguler tercatat oleh saham BBRI (Rp624,7 miliar), BBCA (Rp481,7 miliar), dan ICBP (Rp142,2 miliar).
3 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Sedangkan untuk net sell asing tertinggi di pasar reguler yakni saham TLKM (Rp660,2 miliar), UNVR (Rp250,2 miliar), dan BMRI (Rp140,7 miliar).
Investment Outlook IHSG Minggu Ini: 7-11 November 2022
Posisi IHSG pada Jumat (4/11/2022) ditutup menguat tipis +0,16%, yang mana 211 saham menguat dan 315 saham melemah.
Maka prediksinya IHSG akan bergerak cenderung melemah pada pekan ini di tengah ancaman resesi dan pergerakan pasar saham global yang sangat fluktuatif.
Hal ini juga merupakan efek dari terjadinya krisis energi di beberapa negara Eropa dan PHK.
Namun adanya sentimen tersebut, pasar Indonesia masih mendapat dukungan dari sektor manufaktur Indonesia yang terus menunjukkan ekspansi.
Salah satunya, industri pengolahan merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar berdasarkan lapangan usaha.
S&P Global pada Selasa (1/11/2022) pagi melaporkan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia tumbuh 51,8 pada Oktober. Angka di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya adalah kontraksi.
Jika kita melihat dari indikator MACD, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support di 6.996-6.900.
Jika berhasil menembus support tersebut, hal ini akan membawanya menuju support berikutnya di level 6.800, sedangkan untuk resistance di 7.137-7.200.
Ingat! Segala bentuk keputusan pembelian produk investasi harus disertai dengan analisa yang memadai.
Sehingga kami harapkan Anda mempelajari dan menganalisa secara komprehensif baik kualitatif maupun kuantitatif.
Agar psikologi kita tidak terganggu dengan naik turunnya saham yang Anda miliki. Sebagai referensi mengenai produk investasi yang ada di pasar modal, Anda bisa nonton video Finansialku berikut ini:
Dengan kondisi IHSG yang kembali ke level 7.050, investor masih butuh berhati-hati dengan berbagai kabar baik atau buruk untuk pasar saham di sepanjang 2022 ini.
Investor bisa saja wait & see dan membeli saham-saham potensial dengan harga murah.
Jika Anda ingin menggali referensi seputar investasi saham, yuk, ketahui tips berinvestasi dari ahlinya.
Atau, Anda juga bisa dapatkan panduan lengkapnya melalui ebook gratis dari Finansialku berikut ini:
Ebook GRATIS, Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Domestik:
Kalender ekonomi Indonesia minggu ini:
- Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) sepakat menaikkan upah minimum sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2022, yang akan diumumkan pada 21 November.
- Badan Urusan Logistik (Bulog) telah melakukan operasi pasar terbuka untuk menstabilkan harga beras, menggunakan 10,000 ton beras per hari.
- Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 126/2022 yang bertujuan untuk mengakhiri impor garam dapur kelas industri mulai tahun 2024.
- DPR menyetujui permintaan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan anggaran penyertaan modal negara tahun 2022 sebesar Rp17,48 triliun.
Khusus untuk PT Garuda Indonesia (GIAA), PT Hutama Karya, PT Bank Tabungan Negara (BBTN), dan PT Kereta Api Indonesia.
- Nilai tukar rupiah yang melemah dalam lima hari berturut-turut pada minggu lalu dipicu oleh dolar AS yang terlalu perkasa.
Kondisi ini imbas pengumuman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) sebesar 75 bps menjadi 3,75%-4%.
- Pada perdagangan Jumat (4/11/2022), rupiah berada di Rp15.735/US$.
- Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 akan lebih tinggi dari 5,5%.
- Melansir CNBC Indonesia, berdasarkan pada pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia masih berpeluang tumbuh 5,3% tahun ini dan sedikit melambat menjadi 5% di tahun depan. Pertumbuhan ini jauh di atas China dan AS.
- Salah satu yang mendukung proyeksi tersebut adalah sektor manufaktur Indonesia yang terus menunjukkan ekspansi.
Industri pengolahan merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar berdasarkan lapangan usaha, kontribusinya hampir 18% di kuartal II- 2022.
- Kenaikan harga barang memang masih terjadi, tetapi sudah melandai daripada bulan September. Selain itu meredanya tekanan inflasi juga terkonfirmasi oleh laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
Komoditas:
- Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan lalu terpantau cerah.
Meski adanya gangguan pasokan minyak saingan di Amerika Selatan dan Ukraina sehingga memicu kekhawatiran atas pasokan global.
- Harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Januari 2023 melejit 9,48% secara point-to-point (ptp).
Pada perdagangan Jumat (4/11/2022), harga CPO menguat 0,69% ke posisi RM 4.367/ton.
- Harga minyak mentah pada pekan ini terpantau menguat, walaupun masih ada sentimen negatif dari China terkait kebijakan nol-Covid dan sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS).
- Harga minyak kontrak jenis Brent melesat 2,92% secara point-to-point (ptp) daripada posisi penutupan pekan lalu ke US$ 98,57 per barel.
Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak 5,36% ke US$ 92,61 per barel pekan ini.
Data Global:
Kalender ekonomi global minggu ini:
- Pimpinan The Fed, Jerome Powell, mengumumkan rencana Bank Sentral AS untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan di bulan Desember menjadi 50 bps.
Setelah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps menjadi 4% sesuai estimasi konsensus.
- Data ADP non-farm employment change AS dilaporkan sebesar 239 ribu di bulan Oktober (VS konsensus: 195 ribu).
- Inflasi IHK utama Korea Selatan naik menjadi 5,7% yoy di bulan Oktober (VS konsensus: 5.6% yoy).
- Basis moneter Jepang menyusut lebih dari perkiraan hingga -6,9% yoy di bulan Oktober (VS konsensus: -2% yoy).
- PMI manufaktur Filipina turun di bulan Oktober menjadi 52,6, dari 52,9 di bulan September.
- PMI manufaktur Singapura menyusut di Oktober ke zona kontraksi di 49,7, dari 49,9 di September.
Investment Outlook Kesimpulan & Rekomendasi
Volatilitas pergerakan pasar saham global mempengaruhi IHSG dan masih berpotensi terjadi hingga akhir 2022 ini.
Penyebabnya karena kekhawatiran resesi dunia, krisis energi di beberapa negara Eropa, Badai PHK di luar hingga dalam negeri.
Tren inflasi yang melampaui target ini mendapat respon pengetatan kebijakan moneter. Inflasi yang tinggi juga menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi global.
Inflasi yang terjadi di negara maju serta meningkatnya suku bunga sejak 2022, membuat para investor yang meletakkan asetnya di sejumlah aset berisiko, bergerak lebih agresif.
Pasar masih akan melanjutkan aksi profit taking dan para trader lebih memilih untuk bermain di pasar saham dalam jangkaa pendek.
Untuk para investor bisa mengamati pasar (wait and see) terlebih dahulu melihat sentimen yang terjadi.
Saat ada kemungkinan terjadinya koreksi, maka investor sebaiknya wait and see terlebih dahulu dan fokus kepada saham-saham core stock yang sudah Anda miliki.
Sobat Finansialku jangan khawatir mengenai koreksi ini, karena koreksi itu wajar dan harusnya membahagiakan jika kita sudah mempelajari saham yang dibeli.
Rekomendasi
Saham pilihan Finansialku saat ini akan fokus pada saham-saham value stock yang masih terdiskon.
Saham komoditas dan energi pun masih dalam pantauan melihat tren harga komoditas acuan yang positif dan tren saham energi yang sideways, bagus untuk kita antri di support kuatnya.
Untuk mengetahui selengkapnya mengenai investasi apa yang cocok untuk Anda saat ini, langsung saja konsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.
Ingat, setiap individu memiliki toleransi risiko dan tujuan keuangan yang berbeda. Pastikan Anda melakukan Financial Check Up sebelum memulai investasi.
Anda bisa mengetahui kondisi kesehatan keuangan saat ini dengan memanfaatkan fitur tersebut melalui Aplikasi Finansialku.
Jika ingin sharing lebih dalam mengenai review portofolio investasi Anda, Sobat Finansialku bisa diskusi dengan cara klik banner di bawah ini untuk buat janji, ya!
Disclaimer On: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman, segala instrumen investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Research (DYOR)!
Itulah analisa atas outlook pasar minggu ini. Semoga bermanfaat dalam mengambil langkah berinvestasi.
Jangan lupa bagikan artikel ini kepada rekan-rekan investor lainnya, terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
PT Bursa Efek Indonesia (idx.co.id), Market.Bisnis.com, CNBC Indonesia, Phillip Sekuritas, Indopremier Sekuritas, Mirae Aset Sekuritas, Samuel Sekuritas Indonesia dan dari berbagai sumber dianggap terpercaya.
dilema besar