Rasio solvabilitas dan rasio aktivitas adalah dua rasio penting yang perlu dipahami untuk analisis Laporan Keuangan Perusahaan lebih mendalam.
Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini.
Rasio Keuangan
Dalam menganalisa rasio keuangan, Sobat Finansialku sering dilanda kebingungan seperti:
“apakah angka sekian pada laporan keuangan sudah cukup baik?”
atau
“apakah membandingkan laba perusahaan X dengan perusahaan Y sudah cukup, adakah cara membandingkan kinerja perusahaan yang lebih komprehensif?”
Jika teman-teman mengalami keraguan serupa, waktunya teman-teman mempelajari rasio keuangan untuk mempertajam analisa Sobat Finansialku.
Rasio keuangan sendiri, adalah nilai perbandingan dua atau lebih data pada laporan keuangan yang dijadikan alat untuk mengukur kinerja perusahaan.
Rasio keuangan akan lebih bermanfaat jika dipakai sebagai alat ukur untuk perbandingan.
Misal, perbandingan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya di industri yang sama, perbandingan suatu perusahaan dengan rata-rata industrinya, atau perbandingan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun.
Rasio keuangan terdiri dari beberapa jenis rasio berikut ini:
- Rasio Likuiditas
- Rasio Solvabilitas
- Rasio Aktivitas
- Rasio Profitabilitas
- Rasio Nilai Pasar
Dari 5 rasio tersebut, sekilas dapat kita simpulkan bahwa dalam menganalisa suatu perusahaan tidaklah cukup hanya mengandalkan sisi profitabilitasnya semata.
Pada artikel ini, kita akan khusus mengulik lebih dalam mengenai Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas.
Namun sebelumnya, Sobat Finansialku perlu tahu bagaimana artikel ini bisa membantu kalian dalam praktik investasi saham. Dengarkan audiobook Finansialku berikut ini untuk tahu alasannya.
Apa sih Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas?
Rasio Solvabilitas (solvency/leverage ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang dan seluruh kewajibannya.
Berbeda dengan rasio likuiditas yang hanya menilik kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya, Rasio Solvabilitas mempertimbangkan seluruh porsi utang perusahaan terhadap seluruh aset dan ekuitas perusahaan.
Secara sederhana, Rasio Solvabilitas memiliki ruang lingkup yang lebih luas dengan jangka waktu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan Rasio Likuditas.
[Baca juga: Indikator Mengecek Kesehatan Keuangan Anda]
Oleh karenanya, rasio ini tepat untuk Sobat Finansialku yang ingin menilai keberlanjutan suatu perusahaan.
Sementara, Rasio Aktivitas (activitiy ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan asetnya dan menghasilkan laba.
Sebagai catatan, titik berat dari rasio ini adalah efisiensi perusahaan menggunakan asetnya, bukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Karena itulah rasio aktivitas juga sering disebut sebagai rasio efisiensi (efficiency ratio).
[Baca Juga: Analisis Rasio Keuangan: Pengertian, Tujuan, dan Caranya]
Macam-Macam Rasio
Rasio Solvabilitas
Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio utang membandingkan porsi utang (liabilitas) terhadap seluruh aset perusahaan. Melalui rasio ini, investor dapat mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh utang dengan asetnya.
Rasio Utang = Total Utang ÷ Total Aset
Artinya, semakin tinggi rasio utang (> 1) maka semakin tinggi pula risiko perusahaan mengalami kesulitan melunasi kewajibannya.
[Baca juga: Yuk Ketahui Rasio Utang Anda, Sudah Sehatkah?]
Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio yang sering disingkat sebagai DER ini membandingkan porsi utang terhadap ekuitas/modal perusahaan. Ingat, ekuitas tidak sama dengan aset.
Ekuitas adalah modal atau kepemilikan pemegang saham atas perusahaan dalam nilai uang, sementara aset adalah sumber daya yang diperoleh dari kegiatan perusahaan dan merupakan milik perusahaan.
Rasio Utang terhadap Ekuitas = Total Utang ÷ Total Ekuitas
Serupa dengan debt ratio, DER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya. Rasio DER yang tinggi (>1) mengindikasikan bahwa perusahaan sangat bergantung pada utang hingga nominal utang bahkan melebih modal perusahaan.
Interest Coverage Ratio
Disebut juga dengan times interest earned (TIE) ratio, interest coverage ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga pinjaman dalam periode tertentu dengan menggunakan laba perusahaan.
Interest Coverage Ratio = Laba sebelum Pajak dan Bunga ÷ Beban Bunga
Tak hanya investor, kreditor juga menggunakan rasio ini dalam menganalisa kemampuan pembayaran utang dan risiko gagal bayar suatu perusahaan.
Berkebalikan dengan 2 rasio sebelumnya, nilai interest coverage ratio diharapkan lebih dari 1, bahkan setidaknya lebih dari 2.
Sebab, jika nilai interest coverage ratio sebesar 1 maka besar kemungkinan laba sudah habis duluan untuk membayar bunga, jangankan untuk mengembangkan bisnis deh…
Jika interest coverage ratio kurang dari 1, maka dapat Sobat Finansialku bayangkan kondisi kesehatan sebuah perusahaan yang labanya saja tidak dapat menutup kewajiban pembayaran utangnya.
Rasio Aktivitas
Ada banyak sekali rasio aktivitas yang dapat Sobat Finansialku gunakan untuk menganalisa efisiensi perusahaan. Berikut beberapa rasio aktivitas yang paling umum digunakan.
Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover Ratio)
Rasio perputaran total aset mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Rasio ini didapat dari membandingkan penjualan bersih, yaitu nilai penjualan yang telah dikurangi dengan retur dan pengurangan harga, dengan total aset rata-rata.
Adapun total aset rata-rata dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir total aset yang lalu dibagi dua.
Rasio Perputaran Total Aset = Penjualan bersih (Net Sales) ÷ Total Aset rata-rata (Average Total Assets)
Dalam menggunakan rasio ini sebagai alat ukur pembanding dengan perusahaan kompetitor di industry sejenis, perusahaan dengan nilai rasio perputaran total aset yang lebih tinggi dianggap beroperasi dengan lebih efisisien.
[Baca juga: Mengenal Liquidity dan Operating Performance dalam Laporan Keuangan]
Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover Ratio)
Rasio perputaran piutang adalah rasio yang mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode (Kasmir, 2012).
Sebagai informasi, piutang adalah tagihan atas penjualan kepada perusahaan lain.
Sebagai penjual, tentunya perusahaan penjual menghendaki untuk mendapatkan pembayaran atas piutang secepat mungkin. Selain, tidak ada bunga atas penundaan pembayaran tersebut, perusahaan penjual juga terekspos risiko kredit.
Rasio perputaran piutang dihitung dengan membandingkan penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata, dimana piutang rata-rata didapat dari jumlah saldo awal piutang dan saldo akhir dibagi 2.
Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih (Net Credit Sales) ÷ Piutang rata-rata (Average Account Receivable)
Penting bagi investor dan manajemen untuk membandingkan rasio perputaran piutang perusahaan dengan kompetitornya serta membandingkan rasio ini secara historikal.
Semakin tinggi nilai rasio perputaran piutang maka semakin efisien perusahaan dalam menagihkan piutangnya
Nilai rasio perputaran piutang yang tinggi juga mengindikasikan tingginya proporsi pelanggan yang memiliki kualitas kredit baik, karena dapat membayarkan utangnya dalam waktu singkat.
Sebaliknya, nilai rasio piutang yang rendah menunjukkan ketidakefisienan dalam penagihan dan/atau perlunya perbaikan pada kebijakan kredit (credit policy) perusahaan.
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Senada dengan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan juga mengukur efisiensi perusahaan, namun dalam hal mengelola stok persediaannya.
Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan pemenuhan kembali stok dalam suatu periode.
Rasio Perputaran Persediaan = Beban pokok penjualan (Cost of Goods Sold) ÷ Persediaan rata-rata (Average Inventory)
Rasio perputaran persediaan di setiap industri dapat bervariasi bergantung pada jenis produknya, sebagai contoh rasio perputaran persediaan pada industri alat berat cenderung lebih rendah dibandingkan pada industri consumer goods.
Namun, pada industri sejenis, nilai rasio perputaran yang tinggi lebih didambakan perusahaan. Tingginya nilai rasio perputaran persediaan menandakan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan cepat dari persediaan yang ada.
Meskipun demikian, nilai rasio perputaran persediaan yang terlalu tinggi juga dapat menandakan bahwa proses pengadaan/supply chain perusahaan belum mendukung kecepatan sales secara optimal.
Hitung Rasio Solvabilitas dan Aktivitas
Nah setelah Sobat Finansialku mengetahui konsep, ragam, dan cara menggunakan rasio solvabilitas dan rasio aktivitas dalam analisa keuangan. Waktunya Sobat Finansialku mencoba menghitung langsung nih. Berikut contohnya.
Sebagai contoh kasus, kita akan menggunakan laporan keuangan PT Kalbe Farma (KLBF).
[Baca Juga: Cara Mudah Membaca Laporan Keuangan Perusahaan]
Rasio solvabilitas dan rasio aktivitas dapat dihitung menggunakan data dari Laporan posisi keuangan (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).
*Penyebutan nama perusahaan pada artikel ini hanya sebagai bahan edukasi
Contoh Perhitungan Rasio Solvabilitas
Berdasarkan laporan keuangan di atas, berikut perhitungan rasio solvabilitas KLBF.
Rasio Utang
Rasio utang KLBF pada tahun 2019= 0,18 x (3.559 M / 20.264 M)
Rasio utang KLBF pada tahun 2020= 0,19 x (4.288 M / 22.564 M)
Rasio Utang terhadap Ekuitas
Rasio utang terhadap ekuitas KLBF pada tahun 2019 = 0,21 x (3.559 M / 16.706 M)
Rasio utang terhadap ekuitas KLBF pada tahun 2020 = 0,23 x (4.288 M / 18.276 M)
Interest Coverage Ratio
Interest Coverage Ratio KLBF pada tahun 2019 = 85 x ((3.403 M + 40,4 M) / 40,4 M)
Interest Coverage Ratio KLBF pada tahun 2020 = 41 x ((3.628 M + 90 M) / 90 M)
Contoh Perhitungan Rasio Aktivitas
Berdasarkan laporan keuangan di atas, berikut perhitungan rasio aktivitas KLBF.
Rasio Perputaran Total Aset
Rasio perputaran total aset KLBF pada tahun 2019= 1,2 x (22.633 M / 19.205 M)
Rasio perputaran total aset KLBF pada tahun 2020= 1,1 x (23.113 M / 21.414 M)
Rasio Perputaran Piutang
Rasio perputaran piutang KLBF pada tahun 2019 = 1,05 x (3.573 M / 3.414 M)
Rasio perputaran piutang KLBF pada tahun 2020 = 0,99 x (3.477 M / 3.525 M)
Rasio Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan KLBF pada tahun 2019 = 3,4 x (12.390 M / 3.606 M)
Rasio perputaran persediaan KLBF pada tahun 2020 = 3,5 x (12.866 M / 3.669 M)
Dari perhitungan rasio-rasio di atas, dapat kita simpulkan bahwa rasio solvabilitas dan rasio aktivitas KLBF terjaga stabil dalam 2 tahun belakangan ini kecuali untuk interest coverage ratio yang turun cukup signifikan menjadi 41 x.
Namun level ini masih tergolong baik jika dibandingkan dengan beberapa pemain lain pada sektor industri kesehatan (IDXHEALTH).
[Baca Juga: Investment Outlook: Welcome Uptober, Apakah Trend Kenaikan Berlanjut?]
Nah, kalau kamu ingin belajar lebih lanjut lagi mengenai analisa saham, analisa sektor industri, bahkan valuasi saham, Finansialku punya komunitas yang cocok untuk kamu.
Sobat Finansialku dapat bergabung ke grup belajar saham Finansialku yang dipandu langsung oleh pakar Value Investing, Rivan Kurniawan, dan Melvin Mumpuni, CFP®, CEO dan Founder Finansialku.com.
So, demikian penjelasan mengenai rasio solvabilitas dan aktivitas, semoga bermanfaat dalam journey investasi kamu!
Semoga informasi yang dibagikan kali ini bisa memberikan manfaat. Jika ada yang ingin Anda diskusikan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat lainnya. Terima kasih.
Editor: Eunice
Sumber:
- Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan
- idx.co.id
- investopedia.com
- accountingtools.com
- corporatefinanceinstitute.com
- akseleran.co.id – https://bit.ly/3mrzUpU
- accurate.id – https://bit.ly/3lf3OOJ
dilema besar