Stimulus AS baru senilai 27.335 triliun rupiah untuk berikan bantuan langsung sewa rumah, pengangguran, dan juga anak-anak.
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini!
Rubrik Finansialku
Ada Dampak Stimulus AS Terhadap Ekonomi Global
Amerikat Serikat (AS) akan mengalirkan paket stimulus untuk penangan Covid-19 serta pemulihan ekonomi senilai 1,9 trilun US dolar atau setara Rp 27.335 triliun dengan kurs Rp 14.386.
Melansir dari cnbcindonesia.com, bantuan stimulus tersebut merupakan bantuan langsung kepada masyarakat hingga US$ 1.400 (setara Rp 20,1 juta).
Kemudian, bantuan pengangguran senilai US% 300 (setara Rp 4,3 juta), dan perluasan child tax kepada anak-anak selama satu tahun.
Paket itu juga berisi pendanaan distribusi dan pengujian vaksin Covid-19, bantuan ongkos sewa untuk rumah tangga yang kesulitan, dan biaya pembukaan sekolah tatap muka.
Presiden AS Joe Biden memastikan kepada rakyatnya bantuan sedang dalam perjalanan untuk dimanfaatkan.
[Baca Juga: Sudah Dibuka! Ini Tips Lolos Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13]
Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menuturkan kesepakatan paket stimulus fiskal akan menjadi sentimen positif pasar keuangan.
Meski demikian, kebijakan tersebut juga berpotensi mendorong naiknya yield US Tresury akibat potensi pemulihan ekonomi yang cepat.
Dia mengatakan kenaikan yield US Treasury juga membuat obligasi negara berkembang seperti Indonesia menjadi semakin rentan.
Bahkan, jika yield US Treasury terus naik mendekati level 2 persen mungkin akan memicu arus keluar dana asing.
“Surat utang negara berkembang dianggap berisiko karena valuasi yang sudah berlebihan, prospek inflasi yang lebih cepat, dan sikap Federal Reserve yang tak menganggap kenaikan US Treasury sebagai hal yang patut dikhawatirkan,” paparnya, mengutip dari bisnis.com.
Senada dengan itu, VP Economist Bank Permata Josua Pardede menuturkan, dalam jangka pendek efek stimulus AS yang besar tersebut diperkirakan akan membuat likuiditas dolar AS membanjiri pasar keuangan global.
“Termasuk pasar keuangan negara berkembang sehingga akan mendorong potensi pelemahan dolar AS dalam jangka pendek,” katanya.
Alhasil, Josua menilai potensi koreksi di pasar obligasi cenderung berkurang, mempertimbangkan likuiditas dolar AS yang cukup besar akan membanjiri pasar keuangan global sedemikian rupa sehingga mendukung membaiknya sentimen risiko.
Namun, sentimen positif tersebut berpotensi memudar apabila ekspektasi peningkatan inflasi AS masih mendominasi sehingga membatasi apresiasi di pasar obligasi global.
Dia menuturkan, adanya stimulus ditambah program vaksinasi di AS yang progresif akan mendorong ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang relatif lebih cepat dari perkiraan awal sehingga akan mendorong ekspektasi peningkatan inflasi Negeri Paman Sam itu.
Hal tersebut mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang berpotensi mendorong sell-off US Treasury.
Tren dari kenaikan yield obligasi pemerintah AS sejak bulan Februari yang lalu hingga penutupan perdagangan Jumat kemarin juga dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan inflasi AS dalam jangka pendek.
“Ini yang mendorong keluarnya dana asing dari pasar obligasi negara berkembang,” imbuh Josua, melansir dari laman bisnis.com.
Oleh sebab itu, untuk memitigasi keluarnya dana asing, Josua menilai sangat penting untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional agar investor asing akan lebih percaya diri dengan pemulihan ekonomi Indonesia sebagai negara berkembang.
“Ini selanjutnya akan mendorong masih atraktifnya daya tarik aset keuangan Indonesia yang diharapkan akan mendorong terciptanya stabilitas perekonomian untuk tetap mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya,” paparnya.
Meskipun demikian, dalam jangka menengah, ketika Fed sudah mulai memberi sinyal untuk memperketat kebijakan moneternya, sentimennya cenderung akan mendukung penguatan safe haven asset.
“Tapi apabila pemulihan ekonomi domestik cenderung lebih cepat atau mengimbangi dari pemulihan ekonomi AS, maka potensi efek tantrum dalam jangka menengah, seperti yang terjadi tahun 2013, dapat terbatas,” pungkasnya.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.
Bagikan informasi ini lewat berbagai platform yang tersedia, kepada kawan atau sanak-saudara mu, agar mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.
Sumber Referensi:
- Muhammad Iqbal. 07 Maret 2021. Sah! Senat AS Sahkan Paket Stimulus Biden Rp 27.335 Triliun. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/30sGwcR
- M Ilham Ramadhan. 08 Maret 2021. Kebijakan Stimulus Joe Biden akan Berdampak Ganda pada Ekonomi Dunia. Medcom.id – https://bit.ly/38Bh8Xd
- Dhiany Nadya Utami. 08 Maret 2021. Senat AS Loloskan Paket Stimulus, Ini Dampaknya ke Pasar Keuangan Indonesia. Market.bisnis.com – https://bit.ly/2MZVMLs
- Dhiany Nadya Utami. 08 Maret 2021. Stimulus AS Berikan Dampak Signifikan Bagi Pasar Obligasi Indonesia. Market.bisnis.com – https://bit.ly/3rq2n0I
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3c5thEA
- 02 – https://bit.ly/30lZS3x
dilema besar