PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Investasi JAPFA Japfa Comfeed Indonesia JPFA Learn and Invest Poultry SahamLeave a Comment on PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Masih menjadi pemain besar industri poultry, bagaimana kabar PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) di tengah pandemi? Bagaimana prospeknya ke depan?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Analisis Fundamental

Menjalani lini bisnis pakan ternak dan ayam olahan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. menjadi salah satu pemain yang cukup berpengaruh di industri ini.

Sebagai salah satu pemain agribisnis terkemuka di Indonesia selama 40 tahun memposisikan diri sebagai Total Poultry Solution Provider yang terkemuka di Indonesia.

Sejak tahun 1975, melayani segala kebutuhan mitra pelanggan di seluruh pelosok tanah air melalui keahlian serta kekuatan dan kelengkapan infrastruktur dan jaringan distribusi produk-produk berkualitas seputar ternak ayam mencakup pakan, DOC ayam, animal health, produksi ayam pedaging, dan protein hewani olahan.                  

Rerata Harga Jual dan volume penjualan ayam selama PSBB yang mengalami penurunan di kuartal I/2020 masih dapat dikendalikan oleh JPFA.

Tercatat mulai akhir Oktober 2020 harga ayam mulai merangkak naik dan awal November ini peternak mulai bernafas lega karena harga ayam hidup membaik dan di atas HPP.

Situasi harga yang membaik ini merupakan imbas positif dari kebijakan Kementerian Pertanian yang mengeluarkan tiga surat edaran dalam kurun waktu 2 bulan dengan tujuan memotong supply untuk menyeimbangkan supply dan demand.

JPFA telah memproduksi berbagai pakan untuk ikan air tawar, ikan air payau, ikan laut dan udang, juga mengoperasikan 5 pabrik pakan yang berlokasi strategis diseluruh Indonesia.

Setiap formula pakan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan budidaya ikan dan udang komersial baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Untuk membantu petani ikan dan udang melawan polusi air; mengoperasikan 4 fasiitas R&D yang didedikasikan untuk penelitian produk pakan baru sebagai contohnya; yang dapat mengurangi limbah sisa pakan sekaligus meningkatkan kecernaan pakan dan stabilitas kualitas air.

Japfa Akuisisi 100% Saham So Good Senilai Rp 1,21 Triliun 02

[Baca Juga: Prospek Emiten Poultry: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)]

 

Japfa Prime Seafood milik PT Suri Tani Pemuka, merupakan divisi budidaya dari grup Japfa yang mengoperasikan dua pabrik berupa cold storage dan pengoalahan seafood bernilai tambah berlokasi di Cirebon dan Medan, Indonesia.

Bahan baku olahan seafood ini berasal dari unit pertanian hulu milik sendiri untuk memastikan mendapatkan bahan baku yang segar dan berkualitas tinggi untuk diproses lebih lanjut.

Kinerja JPFA tahun ini dipengaruhi PSBB dan permintaan dari faktor harga Jagung yang merupakan komponen utama dalam produksi pakan ternak.

Namun JPFA tetap aktif melakukan berbagai upaya seperti mengerek performa perseroan pada tahun yang akan datang terutama di segmen usaha akuakultur, melalui usaha patungan lewat anak usahanya JPFA mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan perusahaan asal Belanda, Hendrix Genetics akuakultur BV (HGA) (bisnis.com).

Anak usaha Japfa, PT Suri Tani Pemuka (STP) akan berkongsi dengan HGA dalam pendirian pusat pembiakan udang di Indonesia.

Selain itu dilansir dari bisnis.com, dikabarkan JPFA akan melakukan Aksi korporasi dengan melego salah satu unit usahanya di Indonesia, dikabarkan bakal dilakukan oleh induk usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) yakni Japfa Ltd.

Unit usaha yang bakal dilepas itu ada di sektor produsen susu PT Greenfields Indonesia. Dari Peternakan Greenfields, sebanyak 65-70% di antaranya diolah dan dikemas menjadi susu segar dengan pasteurisasi, sisanya diolah menjadi susu UHT, yoghurt, dan keju.

Produk pasteurisasi dan UHT nantinya akan menggunakan merek dagang Greenfields. Adapun keju dipasarkan dengan merek dagang Mozzarella, Camembert, Bocconcini, serta Ricotta.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Untuk kinerja keuangan JPFA selama 9 tahun terakhir, fundamentalnya menunjukkan pertumbuhan nilai yang signifikan atas revenue dan net profitnya.

Di 2020 Revenue mencapai Rp 33,8 triliun turun 7,95% secara yoy, lemahnya permintaan akibat penurunan daya beli dan juga terbatasnya aktivitas masyarakat menyebabkan harga broiler dan DOC tertekan.

Penurunan volume penjualan dari segmen pakan ternak, namun ini sudah cukup memuaskan karena kinerja cukup baik.

Dari sisi penjualan, emiten ini memperoleh penjualan sebesar Rp 24,9 triliun atau susut 8,2% dari periode yang sama tahun lalu Rp 27,1 triliun.

Melalui anak usahanya yaitu PT Suri Tani Pemuka (STP) akan mendirikan pusat pembiakan induk (Broodstock Multiplication Centre/BMC) udang di Indonesia bekerja sama dengan Hendrix Genetics Aquaculture BV, JPFA menargetkan tambahan pendapatan Rp1 triliun dari bisnis pembiakan induk udang.

Revenue JPFA

JPFA Data: Rivan Kurniawan

 

Dari laporan keuangan perseroan per kuartal III-2020 JPFA (idx.co.id), kinerja keuangan di 2020 ini mengalami penurunan tipis dari periode yang sama di 2019, memperoleh laba kotor JPFA tercatat Rp 4,05 triliun atau menurun 13,23% dari laba kotor Rp 4,72 triliun pada kuartal III-2019.

Grup dibagi menjadi enam segmen operasi berdasarkan produk dan jasa yang dikelola secara independen oleh masing-masing pengelola segmen yang bertanggung jawab atas kinerja dari masing-masing segmen.

Para pengelola segmen melaporkan secara langsung kepada manajemen Perusahaan yang secara teratur.

Pandemi virus corona (Covid-19) tidak menyurutkan ekspansi emiten. Alih-alih mengendur, Japfa malah banyak melakukan manuver dalam menggenjot lini usaha.

Japfa lewat anak usahanya mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan perusahaan asal Belanda, Hendrix Genetics akuakultur BV (HGA).

Anak usaha Japfa, PT Suri Tani Pemuka (STP) akan berkongsi dengan HGA dalam pendirian pusat pembiakan udang di Indonesia.

Consolidated financial statements as of September 30, 2020 JPFA

Informasi Segmen: Consolidated financial statements as of September 30, 2020

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,2x, yang tergolong cukup fair value dalam industri ini.

Untuk Price Earning Ratio JPFA ada di 40,0 yang menandakan JPFA bernilai sangat mahal dibanding industri sejenis seperti CPIN yang PER nya ada di 29,0 dan tidak efisien di 2020 ini.

PBV n PER JPFA

JPFA Data: Rivan Kurniawan

 

Untuk Return on Equity JPFA pada 2020 ada di 3%, turun drastis dari 2019, yang artinya di tahun ini JPFA tidak seefisien tahun lalu dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.

ROE Japfa

JPFA Data: Rivan Kurniawan

 

Jika melihat aset JPFA selama 9 tahun terakhir, di 2020 JPFA mencatatkan pertumbuhan aset yang berasal dari pertambahan kas, persediaan-neto, biaya dibayar dimuka hingga Aset pajak tangguhan yang meningkat.

Aset n DER JPFA

JPFA Data: Rivan Kurniawan

 

Untuk kondisi Liabilitas, total utang JPFA juga tercatat meningkat 12,34% menjadi Rp 15,4 triliun pada kuartal III-2020, beban penjualan yang meningkat dari Rp 757 miliar menjadi Rp 890 miliar pada kuartal III-2020.

Beban umum dan administrasi pun naik sebesar 5,9%.

Liabilities JPFA

JPFA Data: Rivan Kurniawan

 

Analisis Teknikal 

Hingga penutupan market Sesi I-19 November 2020, JPFA diperdagangkan pada 1295/unit mengalami penguatan 0,78%. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. terlihat mengalami Uptrend dari Maret 2020 setelah downtrend sejak 2019.

Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu weekly.

JPFA yang dalam 3 bulan terakhir dalam terlihat membentuk pola Triple Bottom, di kuartal IV nanti ada kemungkinan potensi bullish melihat prospek tren pertumbuhan yang positif ke depannya seiring dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

Indikator MACD, berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang cukup kuat di beberapa bulan terakhir, ada kemungkinan akan terjadi bullish di kemudian hari.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal overbought momentum, adanya Window Dressing di akhir tahun, namun dengan lemahnya permintaan akibat penurunan daya beli dan juga terbatasnya aktivitas masyarakat menyebabkan harga broiler dan DOC tertekan.

Penurunan volume penjualan dari segmen pakan ternak yang memiliki porsi pendapatan terbesar, perseroan masih akan cukup tertekan hingga awal 2021, disarankan jika ingin buy di posisi breakout.

Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bearish, akan menjadi menarik jika bisa menembus resistance jangka pendek nya di 1400 atau lebih tinggi dari resistance-nya di 1500, ada indikasi harga akan terjadi penurunan untuk short-term.

Untuk cut loss jika tidak mencapai garis resistance maka ada kemungkinan turun lagi hingga garis support-nya di 1168-1044/unit.

Analisis Teknikal JPFA

 

Outlook PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Perseroan merupakan pemain besar di segmen bisnis poultry. Bersama pesaingnya seperti CPIN, Pasar pakan ternak dan ayam petelur di Indonesia yang diproyeksikan akan terus mengalami tren pertumbuhan yang positif ke depannya seiring dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

Namun faktor bahan pokok dalam produksi masih menjadi pekerjaan rumah dari emiten ini, kestabilan harga juga menjadi poin yang penting.

Lini bisnis yang bertumbuh seperti daging ayam olahan dalam bentuk frozen food yang semakin digemari oleh masyarakat modern saat ini bisa menjadi pendapatan menjanjikan bagi JPFA.

Berani menambah inovasi seperti aksi melalui anak usahanya yaitu PT Suri Tani Pemuka (STP) yang akan mendirikan pusat pembiakan induk (Broodstock Multiplication Centre/BMC) udang di Indonesia bekerja sama dengan Hendrix Genetics Aquaculture BV.

Walau tidak berdampak besar, namun bisa menyumbang pendapatan untuk JPFA.

Memanfaatkan peluang yang ada di Indonesia dengan tren masyarakat dan perubahan perilaku konsumen yang lebih dominan mengonsumsi protein nabati ke daging ayam yang juga terjangkau dan dominan ketersediaannya akan menjadi peluang dalam pertumbuhan jangka panjang.

 

Kesimpulan

Pandemi telah menekan beberapa sektor, turunnya daya beli masyarakat banyak sektor mengalami penurunan kinerja, namun JPFA tidak terlalu baik di 2020 ini.

Meski demikian, mereka tetap melakukan berbagai aksi seperti akuisisi, kerja sama melalui anak usaha hingga isu penjualan lini bisnis.

Walau ada beberapa pos yang menurun namun JPFA hingga akhir tahun ini akan diprediksi masih lambat dan cenderung stagnan, jika pandemi dan PSBB telah usai di 2021 dan aktivitas mulai normal, JPFA bisa jadi akan menarik.

Seiring pola konsumsi rutin masyarakat membaik, sektor Industri dasar adalah salah satu sektor yang cukup tahan dari resesi, namun tidak semua emiten di sektor ni memiliki fundamental dan kinerja yang cemerlang, yang pantas untuk di masukkan ke dalam Long-term Investment.

Maka dari itu analisis lebih lanjut sangat diperlukan, peluang bisnis JPFA bisa jadi akan semakin menarik di tahun depan jika JPFA selalu berinovasi sesuai keadaan pasar.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis. Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham JPFA dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk , September 2020

 

dilema besar

Leave a Reply

Back To Top