Adanya perseteruan dagang antara Amerika Serikat – China membawa dampak positif bagi WOOD, bagaimana prospeknya di New Normal?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Menjalani lini bisnis kayu emiten produsen furnitur PT Integra Indocabinet Tbk., mematok target pertumbuhan hingga 20% pada 2021 seiring dengan tuah ketegangan perdagangan AS-China dan kontribusi lini manufaktur baru perseroan.
Memasuki paruh kedua tahun ini perseroan menerima peningkatan dari pasar ekspor, terutama dari AS dan pulihnya permintaan domestik. Indonesia diketahui menjadi salah satu negara yang diuntungkan dari turunnya ekspor furnitur China.
Perseroan yang bergerak dalam 3 (tiga) bidang usaha ini mulai dari Konsesi Hutan, Manufaktur Pengolahan Mebel Berbahan Kayu dan Trading, yang dikelola melalui 7 (tujuh) entitas anak, yaitu PT Intertrend Utama, PT Interkraft, PT Intera Indonesia, PT Inter Kayu Mandiri (Manufaktur), PT Integriya Dekorindo (Trading), serta PT Narkata Rimba dan PT Belayan River Timber (Konsesi Hutan).
Sampai dengan 31 Desember 2019, karyawan Integra mencapai jumlah 2.568 orang di seluruh Indonesia. Pilpres AS diketahui tidak akan berdampak negatif terhadap ekspor perseroan.
[Baca Juga: Prospek Emiten PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)]
Tarif anti-dumping dan anti subsidi yang nilainya lebih besar diinisiasi oleh kalangan swasta.
Siapapun presiden yang terpilih nantinya penerapan tarif tidak akan dicabut. Implementasi tarif telah membuat tingkat kompetitif China turun drastis
Namun, United States Trade Representative (USTR) melakukan investigasi terhadap Vietnam tekait impor, perdagangan dan penggunaan kayu ilegal, serta penyelidikan atas tindakan, kebijakan, dan praktik Vietnam yang menyebabkan rendahnya nilai mata uang.(bisnis.com)
Dilansir dari bisnis.com, Wendy mengungkapkan pembeli di AS tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan ketergantungan yang terlalu besar terhadap suatu negara produsen seperti sebelumnya terhadap China.
Dengan demikian, pembeli dari Negeri Paman Sam akan bekerja sama dengan pemasok potensial lainnya khususnya Integra Indocabinet.
WOOD memperkirakan permintaan akan terus meningkat hingga akhir tahun karena kecenderungan penjualan segmen furnitur selalu naik pada semester dua.
Walaupun dalam kondisi pandemi, penjualan WOOD terus meningkat terutama ditopang oleh penjualan ekspor yang mendapat berkah anti-subsidy duty dan countervailing duty produk wooden cabinet dan millwork di Amerika Serikat.
AS biasanya mengimpor produk kayu dari China. Namun, sejak perang dagang antara China dan AS pecah pada 2018 kini Negeri Paman Sam telah kekurangan produk furnitur dan komponen bangunan.
Sejak diterapkannya work from home, dengan banyak aktivitas bekerja dari rumah furnitur yang akan laris manis di masa mendatang adalah home office furniture.
Pemasaran produk sudah cukup bagus di Indonesia meski hanya tersentralisasi di Jakarta. Oleh sebab itu, penyelenggaraan event besar pameran furniture harus lebih merata ke semua daerah, tak tersentral di Jakarta.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk.
Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, aset WOOD selama 4 tahun terakhir, di 2020 WOOD mencatatkan pertumbuhan aset yang berasal dari persediaan cash yang meningkat 2,9% yoy, piutang, persediaan-neto, uang muka pembelian, investasi.
Walaupun cash mengalami pertumbuhan, WOOD menjadi salah satu emiten yang low on cash sehingga tidak rutin membagikan dividen karena Net profit yang positif, Operating cashflow positif namun WOOD melakukan ekspansi (Rivan Kurniawan).
Dilansir dari bisnis.com, WOOD melakukan penjualan saham treasuri kepada Lief Holdings Pte. Ltd. penggunaan dana hasil pengalihan tersebut akan digunakan untuk keperluan ekspansi usaha perseroan dalam rangka pengembangan pasar produk WOOD di Indonesia dan membayar utang jangka pendek perseroan.
Untuk kondisi Liabilitas, WOOD tercatat mengalami penurunan 2,6% menjadi Rp 2,7 triliun pada kuartal III-2020, penurunan berasal dari utang usaha yang menurun dan uang muka pelanggan yang menurun.
Untuk kinerja keuangan WOOD selama 4 tahun terakhir, fundamentalnya menunjukkan pertumbuhan nilai yang signifikan atas revenue dan net profitnya.
Adapun, kenaikan penjualan segmen furnitur diperkirakan bisa mendorong margin keuntungan perseroan pada tahun ini. Margin laba bersih WOOD ditargetkan bisa tumbuh pada kisaran 10-12% pada 2020.
Dilansir dari bisnis.com, Direktur Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD), Sutrisna Wang mengatakan perusahaan memiliki pasar ekspor utama Amerika Serikat. Namun, pandemi Covid-19 menyebabkan volume ekspor menurun.
Akan tetapi, kondisi tersebut tidak sampai melumpuhkan bisnis WOOD, karena perusahaan tidak bergantung dari pendapatan produk furnitur semata.
Pada Semester I/2020, ekspor ke pasar AS perseroan berkontribusi sebesar 76% dari total penjualan.
Pada kuartal III/2020 perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 751,1 miliar atau tumbuh sebesar 74,2% dibandingkan dengan kuartal III/2019. Capaian itu menjadi rekor pendapatan tertinggi perseroan secara kuartalan.
WOOD mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,88 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 33,8% dari sebelumnya sebesar Rp 1,4 triliun pada sembilan bulan pertama 2019.
Pertumbuhan ini merupakan realisasi dari lini manufaktur baru perseroan dan akan menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan (ujar Halim seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima bisnis.com).
Lebih rinci, penjualan ekspor perseroan pada sembilan bulan pertama tahun ini berhasil naik hingga 45,6% menjadi Rp 1,58 triliun daripada realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,08 triliun.
Permintaan yang kuat di segmen furnitur dan permintaan Millwork yang terus bertumbuh menjadi faktor utama kenaikan kinerja perseroan.
Hal itu seiring dengan permintaan dari pasar AS untuk produk furnitur dan building component akibat penerapan tarif perang dagang, tarif anti-dumping, dan anti-subsidy terhadap dua produk itu dari China.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,1x, yang tergolong sedang dalam harga wajarnya, jadi jika ingin mengoleksi saham ini, di masa pandemi adalah waktu yang tepat.
Untuk Price Earning Ratio WOOD ada di 26,6x yang menandakan WOOD berada di harga mahal untuk disektornya.
Untuk Return on Equity WOOD pada 2020 ada di 4%, turun dari 2019, yang artinya di tahun ini WOOD tidak seefisien tahun lalu dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.
Analisis Teknikal PT Integra Indocabinet Tbk
Hingga penutupan market Sesi I-24 November 2020, WOOD diperdagangkan pada 595/unit, menguat hinga 0,85% pada Sesi I. PT Integra Indocabinet Tbk. terlihat mengalami Uptrend dari Maret 2020 setelah downtrend sejak 2019.
Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu weekly.
WOOD yang dalam 3 bulan terakhir dalam terlihat membentuk pola bullish continuation merupakan sebuah pola berpotensi akan mengalami bullish berkelanjutan.
Indikator MACD, berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang kuat, ada kemungkinan akan terbentuk harga bullish dikemudian hari dan boleh di hold.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal overbought momentum.
Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish, akan menjadi semakin menarik jika industri properti juga mengalami penguatan sehingga bisa menembus garis resistance-nya di 650, untuk cut loss disarankan jika sudah berbalik arah mencapai support-nya di rentang harga 500.
Outlook PT Integra Indocabinet Tbk.
Perseroan merupakan pemain besar di segmen bisnis furnitur kayu. Konsumen dari AS pun dengan cepat memindahkan sumber pemasok keluar dari China dan masuk ke Indonesia, di mana hal ini sangat menguntungkan bagi perseroan sebagai salah satu eksportir terbesar di Indonesia.
Prospek bisnis dan industri Perseroan masih sangat terbuka lebar dengan ketersediaan bahan baku yang berlimpah di Indonesia (mengingat kebijakan larangan pemerintah untuk mengekspor kayu gelondongan) dan upah minimum yang kompetitif.
Dengan demikian, Perseroan dapat menawarkan produk yang lebih kompetitif dibandingkan dengan kompetitor dari negara lain.
Walaupun dampak dari ketegangan perang dagang AS-China sudah mulai mereda, AS menerapkan kebijakan anti-dumping duty dan anti-subsidy duty terhadap beberapa produk olahan kayu dari China yang tarifnya lebih tinggi daripada tarif saat perang dagang sehingga menyebabkan harga produk olahan kayu dari China menjadi tidak kompetitif.
[Baca Juga: 5 Tips JITU Memulai Investasi Saham Saat Pandemi]
Selain itu, tingginya upah minimum di China dan turunnya tingkat kompetitif produk kayu olahan dari China menyebabkan AS mengalihkan impornya dari China ke negara-negara lain, seperti Indonesia, Vietnam dan Malaysia.
Sebagai negara penyerap produk kayu olahan terbesar di dunia, terutama di segmen furnitur dan building component, AS merupakan salah satu pasar utama ekspor kayu olahan dari Indonesia.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia paling diuntungkan dengan persediaan bahan baku yang berlimpah.
Diharapkan, potensi ekpor produk furnitur Indonesia ke AS dan negara-negara lain akan semakin meningkat dan mampu bersaing melalui penawaran harga yang lebih kompetitif.
Tren ini akan terus berlanjut sehingga memberikan peluang besar bagi Integra untuk terus meningkatkan pertumbuhan penjualan ekspor ke pasar AS melalui perluasan pangsa pasar di pasar US dengan mengambil alih pangsa pasar China.
Selain itu, perseroan juga meyakini kinerja kuartal IV/2020 tidak kalah baik pada kuartal sebelumnya lantaran perseroan melihat adanya peningkatan permintaan terutama dari segmen furnitur dalam rangka akhir tahun dan musim libur, dan permintaan yang terus meningkat untuk building component khususnya produk Millwork.
Pada Oktober 2020 saja, perseroan telah menerima order penjualan senilai Rp 2,6 triliun dimana pencapaian ini sesuai dengan target penjualan perseroan sepanjang 2020.
Untuk diketahui, pada medio September 2020 WOOD sebelumnya telah merevisi naik target penjualan perseroan untuk periode 2020 menjadi sebesar Rp 2,6 triliun dari sebelumnya Rp 2,5 triliun.
Kesimpulan
Pandemi telah menekan beberapa sektor, namun sektor consumer digolongkan sebagai sektor yang defensif, turunnya daya beli masyarakat banyak sektor mengalami penurunan kinerja, namun WOOD cukup baik di 2020 ini.
Emiten memiliki prospek yang bagus; kerja sama, strategi pemasaran yang diterapkan senantiasa ditinjau secara berkala hingga evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas keberlanjutan kinerja WOOD, semoga dapat membuat WOOD tetap menunjukkan kinerja yang melejit lagi setelah New Normal.
Sektor properti sedikit banyak juga akan berpengaruh pada permintaan domestik terhdap furniture, seiring pola konsumsi rutin masyarakat membaik, sektor Industri konsumsi adalah salah satu sektor yang cukup tahan dari resesi, namun tidak semua emiten di sektor ni memiliki fundamental dan kinerja yang cemerlang, yang pantas untuk di masukkan ke dalam Long-term Investment.
Maka dari itu analisa lebih lanjut sangat diperlukan, peluang bisnis di industri WOOD bisa jadi akan semakin menarik di tahun depan jika WOOD selalu berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional.
Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham WOOD dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
- CNBC Indonesia
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Integra Group | Production Process (Integragroup-Indonesia.com)
- Consolidated Financial Statements PT Integra Indocabinet Tbk., September 2020
- https://bit.ly/2UTY2Eg, https://bit.ly/33fUb97, https://bit.ly/3pWDHfU
dilema besar